Mission Statement
(Pernyataan Misi)

Building leaders for tomorrow through the local church
(Membangun pemimpin-pemimpin masa depan melalui jemaat lokal)


Philosophy of Ministry
(Filosofi Pelayanan)

1. The Lordship of Jesus Christ (Ke-Tuhan-an dari Yesus Kristus)
2. Kingdom Mentality (Mentalitas Kerajaan)
3. Spirit of Excellence (Melakukan yang terbaik)
4. Covenant Relationship (Hubungan Ikat-Janji)
5. Servanthood (Pengabdian diri)
5. The Priesthood of all believers (Keimamatan semua orang percaya)

Ke-Tuhanan dari Yesus Kristus

Menerima yang Kristus sebagai Tuhan berarti kita bukan saja mempercayai ke-Allahan dari Yesus Kristus, namun juga berarti kita menerima Dia sebagai yang terutama di dalam seluruh aspek hidup kita sehari-hari. Kita menerima Dia sebagai Raja dalam kehidupan kita. Ia-lah yang memegang wewenang tertinggi atas segala segi kehidupan kita.

Menerima yang Kristus sebagai Tuhan artinya kita harus membenci dosa dan dalam anugerah oleh pertolongan Roh Kudus kita berjalan sesuai dengan kebenaran firman-Nya.

Mentalitas Kerajaan

Karena kita adalah warga dari Kerajaan-Nya, maka kita pun wajib untuk hidup dengan mentalitas yang selaras dengan sifat-sifat Kerajaan-Nya. Kita harus hidup berbeda dengan mentalitas dunia. Seperti terang di tengah kegelapan, demikianlah anak Tuhan harus hidup berbeda dengan pola hidup dunia, dan hanya dengan demikian ia dapat mempengaruhi lingkungan sekitarnya.

Memiliki mentalitas Kerajaan artinya kita tidak hidup berkompromi dengan mentalitas dan pola hidup dunia. Kita hidup untuk mempengaruhi dunia, bukan untuk dipengaruhi oleh dunia.

Melakukan yang terbaik

Kita senantiasa berupaya untuk mengerjakan segala yang kita lakukan sebaik mungkin. Kita menolak sikap hati yang setengah-setengah dalam melakukan segala sesuatu, karena segala yang kita kerjakan kita lakukan untuk Tuhan.

Hubungan Ikat-janji

Kita menjunjung tinggi kesetiaan dalam ikatan kasih persaudaraan Kristiani sebagai suatu ikatan ilahi di mana Allah sendiri menjadi saksi. Ia adalah Allah yang membuat perjanjian dengan umat-Nya, dan kesetiaan-Nya merupakan dasar dari segala perjanjian yang Ia buat. Itu sebabnya kesetiaan yang sama harus menjadi pola hidup dalam hubungan kita sebagai keluarga Allah.

Pengabdian diri

Tuhan Yesus datang ke dunia untuk melayani, bukan untuk dilayani. Teladan yang telah Ia berikan ini harus mewarnai pola hidup dalam hubungan kita terhadap sesama. Sebagaimana Ia telah rela menyerahkan nyawa-Nya bagi kita, maka kita pun dalam kasih mengabdikan diri kepada-Nya melalui pengabdian diri kepada sesama.

Pengabdian diri berarti hidup dalam kerendahan hati dan menganggap orang lain lebih utama dari pada diri kita sendiri. Kita tidak hidup untuk kepentingan diri sendiri, namun sebaliknya kita hidup untuk Tuhan dan menjadi saluran kasih Tuhan kepada sesama.

Keimamatan semua orang percaya

Ia memanggil kita untuk menjadi imam, yaitu pengantara antara diri-Nya dengan mereka yang belum percaya. Panggilan ini tidak berlaku untuk orang-orang tertentu saja, namun berlaku untuk semua orang percaya. Oleh karena itu setiap orang percaya harus melayani Tuhan menurut talenta yang Tuhan sudah berikan kepadanya.


Kembali ke: