SEBUAH PERJALANAN WAKTU

Ketika pertama kali, saya mengenal ajaran Tao, saya begitu antusias untuk mengetahui apakah sebenarnya ajaran Tao itu.Pada tahun itu, Saya mendengar dari orang tua saya bahwa rombongan taoyu Surabaya akan datang. SF juga hadir; Di daerah saya, saat itu banyak orang hadir dan beberapa hendak di taoyin. Saya ikut mendaftar, pada saat pendaftaraan, seorang panitia menanyakan pada saya,apakah motivasi saya untuk di taoyin ? Selayaknya seorang anak +/- berusia 14 tahun,saya menjawab bahwa taoyin baik untuk kesehatan. Setelah beberapa saat, taoyu tersebut memberikan penjelasan bahwa belum saatnya saya di taoyin. Suasana hening meliputi saya,walaupun kondisinya ramai. Saya bertanya - tanya " Mengapa ?" Padahal agama lain saat bayipun boleh di baptis. Jawaban akhirnya saya dapat ketika seorang taoyu menjelaskan bahwa usia masih muda masih memerlukan proses untuk memilih agama ?

Menginjak SMP akhirnya saya di taoyin. Senang rasanya. Setiap hari tiada hari tanpa Lien Kung. Percaya diri saya meningkat. Rasa takut berkurang walaupun masih takut kalau di tempat gelap. Setiap mati lampu,saya selalu mengucapkan CEN YEN.

Di daerah saya,mungkin karena ajaran Tao DSM masih berkembang, kegiatan taoyu luar biasa. Seolah - olah persaudaraan Tao itu sangat kuat antara satu dengan yang lainnya. Kalau tidak salah sebulan sekali, selalu ada Ciang Tao dari taoyu - taoyu yang belajar lebih dahulu.

Dalam setiap pertemuan, setiap taoyu banyak bersaksi tentang hal - hal yang mereka dapat setelah di taoyin. Saya rasa tiada hari tanpa Jhi Cik ( Kejaiban ). Namun seiring berjalannya, waktu, taoyu - taoyu mulai sadar bahwa siutao bukan hanya mencari Jhi Cik.

Setiap tahun, beberapa taoyu mengikuti ujian untuk mendapatkan Huang Ie. Dan setiap tahun, ada taoyu yang mendapatkan HI1,HI2.

Waktu itu, belum ada perkumpulan muda - mudi. Boleh dibilang muda - mudinya masih sangat dikit. Jadi kami sangat akrab sekali apalagi dengan kedatangan muda - mudi tao dari surabaya.

Perpindahan anak SF ke daerah saya, membuat gairah taoyu untuk mengikuti Ciang Tao lebih bergairah lagi.

Ketika taoyu semakin banyak, para taoyu senior mulai berpikir untuk mendirikan organisasi supaya keberadaan taoyu di daerah saya dapat di akui oleh masyarakat. Kalau tidak salah bekerja sama dengan taoyu jakarta, para taoyu mendaftar untuk di daftarkan menjadi anggota Tri Dharma. Kami semua mendapatkan sebuah buku berwarna merah dan kepengurusannya harus diperpanjang kalau tidak salah setiap 5 tahun.

Karena dulu belum ada taokwan,pertemuan taoyu dilakukan secara bergilir di antara rumah taoyu. Inisiatif untuk membuat Taokwan juga mulai di dengungkan. Atas donatur dari para taoyu akhirnya taokwan kami berdiri.

Sepanjang perjalanan siutao saya, ada beberapa hal yang membekas dalam diri saya.

Ada seorang taoyu yang boleh di bilang 'sesepuh' di daerah saya. Saya melihat beliau selalu Ciang Tao di daerah kami. RUmah beliau adalah tempat yang biasa kami tempatkan kalau ada petemuan. Beliau juga menduduki jabatan struktural dalam kepengurusan Tao di daerah saya.Kenapa beliau pada akhirnya mengembalikan HI2 ke SF ?

Saya juga melihat, banyak taoyu - taoyu yang dulunya adalah selalu aktif dalam setiap pertemuan dan 'pembela' tao mulai sekali jarang datang. Kenapa ?

Ketika saya pindah dari daerah saya ke JKT. Saya bertemu dengan taoyu - taoyu JKT. Biasanya pertemuan itu diadakan di toko seorang taoyu bertempat di jalam mangga dua.Karena tokonya besar, kami juga mengadakan latihan bersama. Calon - calon taoyu baru juga di taoyin di sini. Namun pada akhirnya saya juga jarang melihat taoyu tersebut.

BANYAK TAOYU YANG DULUNYA ADALAH PENCERAMAH TAO,PEMBINA TAO, BERBICARA PALING KERAS TENTANG TAO NAMUN PADA AKHIRNYA MENGUNDURKAN DIRI ?

Pertemuan dengan muda - mudi Tao JKT yang akrab, akhirnya membuat kami berinisiatif untuk membuat sebuah majalah. Ide ini dimulai ketika kami melihat ajaran lain yang mempunyai sebuah majalah. Ternyata membuat sebuah majalah tidak segampang yang kami pikirkan. Tapi untunglah akhirnya majalah itu terbit. Untuk masalah percetakan kami berikan kepada seorang taoyu yang memang membuka percetakan sekaligus beliau adalah yang mencetak buku Cian Ie. Saya lupa - lupa ingat tinggalnya kalau ndak salah di belakang hayam wuruk.Hal yang menarik adalah walaupun beliau seorang taoyu namun istrinya adalah seorang ---censored---.Pada saat hendak diterbitkan, kamipun bingung harus diberi judul apa ? AKhirnya kami bertanya pada SF. Maka lahirlah majalan Intan Dalam Debu Edisi 1. Pada tahun tahun selanjutnya, kami semua akhirnya mendapat HI.

Banyak peristiwa yang kadang - kadang membuat saya ragu, apakah Tao agama yang saya anut adalah kebenaran yang saya cari ? sungguh sulit untuk menjawabnya ? Saya terus mencari jawaban. Walaupun diisukan sana sini, pindah agama,dsbnya. pokoknya terserah !

Saya kadang - kadang membaca buku Ciang Ie, Melihat kutipan - kutipan lagu Tao.

Diantarnya suatu kalimat sebuah lagu yang selalu saya ulang - ulang. UNTUK SIUTAO SIUTAO TIDAKLAH GAMPANG, BANYAKLAH BACA BUKU YANG BERGUNA.Akhirnya saya berpikir bahwa saya tidak ingin katak dalam tempurung yang hanya tahu dunianya sendiri.

Jika Tao itu maha luas, kenapa kita harus selalu melihat perbedaan.Saya akhirnya tidak membatasi diri saya terhadap buku Tao saja tetapi saya juga mempelajari buku - buku literatur agama lain walaupun tidak banyak.

Seoerti yang tertulis di dalam Tao Te Cing. TAO YANG DIBICARAKAN BUKANLAH TAO YANG SEBENARNYA......kalau kita membatasi diri dengan kata - kata maka kita menjadi terbatas. Tiada kata adalah melalui kesadaran untuk memahami perbedaan dan persamaan.

Jadi selain membaca kita perlu memahami dengan kesadaran tentang kehidupan kita sehari - hari.

Bahwa inti setiap benda adalah ATOM. ATOM membentuk keanekaragaman benda di dunia ini. Jadi untuk memahami Tao kita juga harus menerima dan mempelajari perbedaan, keaneka-ragaman di dalam dunia ini.

Ketika taoyu berbeda pendapat, ketika taoyu mulai mempelajari ajaran yang lain. Saya justru penasaran apa yang dia dapat tentang Tao. Ketika orang berbicara ttg agama lain. Saya juga senang memdengarkannya. Apa yang saya dapat dari mereka tentang Tao.

Tentunya semua dengan pemahaman.Namun ada hal yang yang pegang LIHAT ILALANG JANGAN LUPA AKARNYA.

Memang untuk belajar Tao, kata SETIA itu harus diutamakan. SETIA bukan berarti membatasi pikiran. SETIA bukan berati buta. SETIA bukan berarti membtasi wawasan kita.

SETIA berati terus belajar tentang keanekaragaman dunia namun kaedah dan fondasinya berlandaskan TAO. Memang tidak gampang. SETIA hanya dapat dilihat kalau sudah teruji dengan waktu.Ketika kita merasa 'enak', ketika kita mendapat 'sesuatu' kita SETIA. Namun pada saat kita mendapat peristiwa yang kutan mengenakkan apakah kita masih SETIA ? Memang gampang kalau diucapkan, namun tidak gampang kalau dilakukan.

Ketika bertemu dengan taoyu - taoyu yg sudah lama tidak ketemu. Ada yang masih mengganggap dirinya Taoyu, ada juga yang mengganggap dirinya bukan taoyu. Banyak sebab yang bisa dibicarakan. Kalau dipikir - pikir memang susah sekali untuk setia sebagai taoyu apalagi menjadi Shen. Bagai lobang jarum. Hambatan dari luar mungkin mudah dihadapi namun hambatan dari dalam sangat sukar untuk SETIA.

Kadang - kadang kita jatuh,kadang - kadang kita salah,kadang - kadang kita kembali,kadang jatuh lagi. Itulah siutao.

Kita harus merasakan sakit, kita harus merasakan kecewa barulah intannya bisa bersinar......

Semoga bermanfaat.

Salam Tao,

butongpay