BENARKAH MUTASI ABRI AKAN KEMBALI TAMPILKAN SJAFRI SJAMSUDDIN ?

INTRO: Pergesekan antara Wiranto dengan orang-orang di seputar Habibie terus berlanjut, sementara Pangab Jenderal Wiranto tengah mempersiapkan seorang pengganti Subagyo HS dalam jabatan KSAD. Mayjen Kivlan Zen yang sampai tiga kali disuruh Pangab Wiranto menemui Adi Sasono mengatakan pernah mendengar bahwa Menteri Koperasi Adi Sasono mendesak Habibie supaya mengganti Wiranto. Sebaliknya Wirantopun beberapa kali sempat mendesak Habibie untuk mencopot Adi Sasono yang dinilai sebagai biang keributan. Apakah itu berarti Adi Sasono diduga merupakan biang kerusuhan di Ambon? Lebih lanjut laporan koresponden Syahrir dari Jakarta:

Mutasi di tubuh ABRI segera terjadi. Pangab Jenderal Wiranto yang pada mutasi terakhir mulai menertibkan fraksi-fraksi dalam tubuh ABRI, khususnya Angkatan Darat, tampaknya ingin melangkah lebih lanjut. Wiranto berhasil melakukan konsolidasi kekuatan pendukung-pendukungnya dengan menggeser perwira-perwira yang di waktu lampau mendukung Prabowo. Namun sekarang, setelah merasa kuat dengan memperoleh dukungan sejumlah perwira pendukung Soeharto lainnya, Wiranto diberitakan kemungkinan besar akan mengangkat Sjafri Sjamsoedin, orang yang dahulu pernah dekat Prabowo maupun Soeharto.

Mantan Pangdam Jaya ini, demikian harian Berita Buana, diproyeksikan sebagai Kaster ABRI menggantikan Mayjen Susilo Bambang Yudhoyono. Selanjutnya Bambang Yudhoyono diberitakan akan menggantikan Subagyo HS sebagai KSAD. Namun pers juga memberitakan bahwa calon kuat lainnya adalah Agum Gumelar, mantan Pangdam Wirabuana serta Danjen Kopassus yang sekarang menjabat Gubernur Lemhanas. Subagyo sendiri akan menjabat duta besar di suatu negara tetangga.

Tarik menarik kepentingan politik di seputar penggantian petinggi- petinggi ABRI itu semakin kuat. Jika Sjafri naik menjadi Kaster, ada kemungkinan dia suatu saat, bisa menjadi Pangab, sehingga kelompok pendukung status quo pun bisa bernapas lega. Kemungkinan naiknya Sjafri inipun tidak terlepas dari usulan Pangab Wiranto baru-baru ini pada Presiden Habibie, agar kepala Bakin Zein Maulani diganti saja oleh Arie Kumaat yang pernah menjadi pejabat kepala Badan Intelijen ABRI, BIA. Saran Wiranto ini sebenarnya sudah disetujui Habibie tetapi diprotes oleh Menko Polkam Feisal Tanjung, teman Zein Maulani.

Tahun lalu, Arie Kumaat duduk bersama Sjafri Sjamsoedin, di Pusat Krisis ABRI. Mereka berdua, antara lain, harus merumuskan kemungkinan terjadinya sob, atau negara dalam keadaan darurat militer. Juga ketika berlangsung peristiwa Semanggi, kedua perwira itu dilibatkan dalam menentukan garis batas polisi atau police line, kapan mahasiswa bisa ditembak, dsb. Zein Maulani kurang disenangi karena dianggap sektarian dan kurang obyektif. Mengenai calon KSAD, umumnya orang-orang di sekitar Habibie menghendaki Bambang Yudhoyono menjadi orang nomor satu di Angkatan Darat. Sementara nama Agum Gumelar lebih disukai di Mabes ABRI, karena relatif lebih mudah diterima semua pihak, khususnya di kalangan korps Kopassus. Demikian diberitakan pers ibukota.

Bagaimana pun, kelompok eks RPKAD/Kopassus masih tetap berperan di dalam ABRI bahkan di kalangan pemerintahan seperti Menko Polkam Feisal Tanjung. Dalam keadaan normal biasanya kelompok Korps Kehakiman dan Korps Polisi Militer yang berperan karena merekalah yang mengerti soal hukum. Dalam suasana darurat militer perwira pasukan khusus yang berperan. Patut ditunggu, apakah Subagio HS yang berbaret merah itu juga akan digantikan seorang perwira berbaret merah. Tapi apakah Pangab Jenderal Wiranto pun akan diganti sebelum Pemilu? Ini masih diragukan mengingat kekacauan bisa terjadi. Pasalnya, Pangab baru hanya punya waktu dua bulan untuk menyesuaikan diri menghadapi suasana rawan menjelang kampanye serta penyelenggaraan pemilu.

Wiranto sendiri selama tiga pekan terakhir ini hampir setiap hari dipanggil Habibie. Itu sebabnya ada kalangan yang semula menduga Habibie mau menggesernya. Tetapi mungkin juga Wiranto selalu harus mendampingi Habibie karena Habibie takut Wiranto tidak akan menepati gentlemen- agreement kedua belah pihak ketika Soeharto lengser bulan Mei tahun lalu. Yaitu bahwa kedua-duanya akan saling menjaga posisi masing-masing. Habibie tampaknya tidak menyadari bahwa Wiranto pun kuatir digeser sebelum pemilu.

Sementara itu pers di Jakarta memberitakan bahwa salah satu pembantu terdekat Habibie, yakni Menteri Koperasi Adi Sasono senantiasa mendesak Presiden Habibie agar mencopot Wiranto secepatnya karena dinilai gagal mengatasi kerusuhan-kerusuhan. Karena itu Wiranto sempat sampai tiga kali memerintahkan Mayjen Kivlan Zen menasehati Adi Sasono agar tidak menggoyang kursi Pangab. Wiranto menurut Kivlan ingin menempatkan ABRI di bawah konstitusi. Demikian tabloid 'Aksi'.

Wiranto dalam Rapim terakhir menginstruksikan agar ABRI bersikap netral dalam pemilu mendatang dan menitipkan asiprasinya kepada beberapa partai. Menurut seorang anggota Forum Demokrasi, Adi Sasono memang selalu berubah-ubah. Kecuali sikapnya terhadap ABRI. Bagi Adi Sasono , ABRI itu harus kembali ke barak. Sedangkan bagi Wiranto, Adi Sasono itu orang yang pintar tetapi harus diawasi.

IHCC - Indonesian Huaren Crisis Center Back to Witnesses/News