Please visit our sponsors.
Click Here to Visit our Sponsor

GhalibGate

Berikut transkrip rekaman pembicaraan telepon antara dua orang, yang satu suaranya mirip suara Presiden BJ Habibie, yang satunya lagi mirup suara Jaksa Agung Andi M Ghalib. Jika rekaman pembicaraan ini benar adanya, diperkirakan terjadi setelah pemeriksaan mantan Presiden Soeharto, 9 Desember 1998. Saat itu, secara mendadak pemeriksaan yang sedianya dilakukan di Gedung Bundar Kejakgung, Kebayoran, dipindahkan ke Kejaksaan Tinggi Jakarta, di Jl Rasuna Said Kuningan.

Transkrip rekaman ini pertama kali diungkap oleh majalah Panji Masyarakat edisi nomor 45 Februari 1999. Akibat pemberitaa itu semua petinggi pun menjadi ''heboh''. Tema ini pun menjadi perdebatan panjang di Rapat Koordinasi Polkam (Rakor Polkam).

Inilah percakapan yang berlangsung empat menit itu.

EXCLUSIVE !

Download rekaman asli dari pembicaraan tersebut

ghalib.zip (891KB).

Catatan : setelah diunzip, file dapat langsung dijalankan tanpa membutuhkan progrm tertentu.

H Kabarnya baik?
G Baik, alhamdulillah, Pak.
H Begini, saya mau tanya mengenai orang-orang itu, seperti e... apa namanya..., Panigoro dan Jusuf eh apa, Wanandi dan yang saya kasih bahan-bahannya itu, gimana?
G Jalan terus Pak.
H Jalan ya, karena orang tanya-tanya itu.
G Jalan terus, cuma kita kan harus mencari terus, karena kita khawatir kalau tindakan kita kontraproduktif...
H Soalnya dia gerak orang itu, dia gerak.
G Ya, tapi kita pegang terus, ya. Pegang, tapi kita kan mau mengarahkan kepada suatu ...
H Coba deh begini, tolong saya diberikan laporannya deh. Bagaimana keadaannya, sampai sejauh mana itu.
G Ya, dan ini kan kebetulan itu bersamaan dengan kasus penanganan Pak Harto.
H 'Ya, ya itu saya mengerti, ya. Tidak bisa cepat juga karena ada kasus Pak Harto.
G Dalam pemeriksa... udah puluhan (tertawa).
H Nggak juga, bukan itu aja, orangnya terbatas toh. Tapi itu penting itu, orang aja juga tanya.
G Tete..tetap, Pak tetap Pak. Insya Allah, Insya Allah Pak.
H Tolong saya diberikan satu nota sedikit. Tapi dengan Bapaknya baik ya?
G Bagus sekali. Beliau, ee.. beliau, apa namanya kelihatan ya merasakan ini tindakan yang harus memang dilakukan. Sebab kalau tidak, nanti pengadilan rakyat.
H Dia juga udah siap dia itu.
G Ya. Pengadilan rakyat, jadi itu orang itu udah waduh ndak sabar memang. Tapi begitu kita panggil beliau, sekarang kelihatan tensinya sudah menurun Pak, reaksi masyarakat malah kembali kasihan kan? Ini kan sudah mulai bagus. Jadi, mudah-mudahan ini bisa ...
H Ya, jadi yang akan datang kapan itu?
G Kita belum anu Pak, kita belum umumkan. Kita cari dulu yang lain, supaya ada waktu Pak.
H Jadi tolong itu ya sekarang diisi dengan tiga orang itu.
G Ya Pak, ya, insya Allah, insya Allah.
H Ya?
G Insya Allah Pak.
H Heeh, karena tadi saya dapat feedback dari Pak Anu, Pak Achmad Tirto. Ya..ya Pak Achmad Tirto tadi dia, aaa.. datang sama saya, en dia baru dari, kan ICMI. Ha dia dari ICMI terus baru juga dari Kahmi. En itu mereka udah-udah mulai bergerak. Jadi... ditanya kok kenapa nggak...nggak ada yang Panigoro dan Cs itu.
G Ya tetap jalan Pak?
H Padahal itu dia sekarang mulai bergerak dia finance-finance yang lain (suara dering telepon...)
G Ya Pak, insya Allah.
H Heeh, Oke yang lain baik-baik ya?
G Alhamdulillah.
H Sudah naik bintang lima situ, ha...ha...
G Aduh Pak, rasanya tidak bisa tidur kita ini, aduh. Itu saya pindahkan Pak, kalau nggak pindah, mungkin jebol itu seluruh Kebayoran itu.
H Iya, he eh.
G Jadi malam itu saya suruh kirim anu. Masalah keamanan saya urus sendiri langsung itu Pak. Saya urus helikopter.
H Tapi kurang ajar yang bocorin itu.
G Ya.
H Yang bocorin itu kok pagi-pagi udah diumumkan di TVRI lagi.
G Jadi begini ceritanya, jadi malam itu, kan saya sengaja tidak kamuflasi, cari anu itu cari SAR itu helikopter. Saya pasang di atas kan. Jadi sebetulnya memang mereka sudah tahu di sana. Tapi begini, itu begini juga Pak. Kita juga tidak boleh terlalu anu, nanti kalau kita tidak umumkan, salah kita Pak. Secara hukum kita seolah-olah menipu. Begitu Pak. Jadi nggak boleh kita diam-diam...
H Tapi you umumkan...
G Ndak Pak. Setelah beliau di situ, Pak. Setelah beliau berjalan baru kita beri tahu.
H Oh begitu.
G Kalau tidak begitu...
H Sudah bilang sama pangab dong, sudah bilang?
G Ya?
H Sudah bilang sama pangab.
G Ya beliau begini, khawatir sekali. Saya bilang begini...
H Sudah dijelaskan?
G Begini, beliau sangat khawatir. Saya bilang begini Pak, serahkan sama sayalah. Percayalah sayalah. Kayaknya, percaya sama saya, saya kan ini sudah dapat tugas dari Bapak. Saya kan juga sudah mengerti apa tugas saya. Jadi anu lah... Jadi nggak usah terlalu worry.
H He eh.
G Akhirnya beliau mengerti. Jadi, akhirnya kita dapat mempercepat itu. Jadi tidak sampai sore. Kalau yang lain kan tujuh-delapan jam Pak, itu Bob Hasan delapan jam, tujuh jam.
H Kalau Bapaknya berapa jam?
G Tiga jam lebih.
H Ya, udah cukup...
G Iya, tapi kan kalau cuma dua jam juga nanti orang, wah, sandiwara apa lagi nih.
H Nggak...
G Begitu, Pak
H Oke, baik-baik ya.
G Nggih, Pak
H Ya, terima kasih.
G Ya Pak, Assalamualaikum.

IHCC - Indonesian Huaren Crisis Center Back to IHCC