Dari Redaksi Sampai hari ini, Rabu, 20 Mei 1998, terdapat beberapa surat yang dialamatkan ke redaksi IB, dengan permintaan agar redaksi IB menampakan wajah dan namanya.
Terimakasih atas harapan itu, namun redaksi masih berpegang pada komitmen semula, yaitu untuk tidak menampakan diri.
Alasan awal, tentu berkait dengan faktor keamanan. Lebih dari itu, kami sudah sepakat bahwa yang dikerjakan ini semata-mata karena nurani. Dengan demikian menjadi tidak penting untuk tampil sebagai pribadi-pribadi, kecuali sdr. Ir. Heri Ahmadi yang memang telah disepakati sejak awal.
Terimakasih.


Edisi 12

Pemberitahuan

Edisi 8
Permohonan Maaf

Edisi 7

Pahlawan Reformasi

Edisi 5

Tekanan Makin Tinggi

Edisi 4

Banjir Info

Memanfaatkan Indonesia Baru Secara Optimal

Foto Demo

Edisi 2

Langkah Penyebaran Informasi

Edisi 12

Pemberitahuan
E
disi 12, 24 Juni 1998 yang tepatnya tampil tanggal 28 Juni 1998 merupakan penerbitan yang terlambat, karena Edisi 11 adalah tanggal 17 Juni. Kami mohon maaf.


Edisi 8
Permohonan Maaf
I
ndonesia Baru terbit terlambat justru setelah Suharto jatuh. Kami yakin hal ini sangat tidak memuaskan para pengunjung, untuk itu kami mohon maaf. Alasan kami sederhana, kejadian begitu cepat bergerak, satu disusul dengan yang lain, sumber-sumber berita kacau balau, bahkan koran-koran rujukan kami juga memuat berita yang meragukan, antara lain The Washington Post dan Associated Press, tentang peranan Wiranto, yang kemudian dikutip oleh Kompas. Info-info itu sangat meragukan, maka untuk sementara lebih baik kami diam.

Hal ini terpaksa kami lakukan, selain kesibukan kami di lapangan untuk turut berdemonstrasi, karena kami ingin menjaga profesionalisme pemberitaan kami. Pada prinsipnya kami akan menyuarakan kebenaran yang kami yakini, dan kami lebih baik diam bila kita kurang yakin akan isi kebenaran sebuah info.

Terima kasih dan mohon maaf.

Edisi 7

Pahlawan Reformasi

Sebanyak 6 mahasiswa Universitas Trisakti gugur diujung peluru tajam ABRI. Mereka gugur sebagai Pahlawan Reformasi. Mereka gugur sebagai saksi kebiadaban rezim Suharto. Mereka gugur untuk kemuliaan ibu pertiwi, tanah air dan rakyat Indonesia. Kita yang ditinggalkannya tidak akan menyia-nyiakan pengorbanannya. Insya Allah.(A1)***


Edisi 5

Tekanan Makin Tinggi

Tekanan kepada mahasiswa makin tinggi, tapi mereka tidak jera, tidak takut. Aksi mereka membahanan di seantero tanah air. Mereka bergandeng tangan dengan pelajar, pemuda, buruh, pengemudi angkot, dan ibu-ibu rumah tangga. Kita menjuluki mereka sebagai reformis! Tujuan utama mereka sangat mulia, yaitu menyelamatkan manusia dan bangsa Indonesia, serta mengangkat harkat dan martabat manusia dan bangsa Indonesia, yang telah menurun drastis, akibat kegagalan Suharto.(4/5/98)

Edisi 4

Banjir Info

Redaksi IB mohon maaf, banjir info tentang gerakan reformasi begitu derasnya, sehingga sulit ditampung dalam IB. Selama tiga hari terakhir begitu banyak kegiatan yang luar biasa di seantero nusantara, dan reporter serta informan IB mengirim laporan sedemikian banyaknya, sehingga tak mungkin ditampung.

Sebagian besar laporan itu mirip dengan laporan media massa yang berada di Indonesia. Hanya satu hal yang belum terungkapkan dalam media massa di Indonesia, bahwa para guru besar dari ITB dan Universitas Gadjah Mada berkesimpulan bahwa Suharto adalah problem utama di Indonesia. Selama ia jadi presiden, nasib Indonesia tidak akan tertolong. Segala konsep reformasi, bagaimana pun baiknya, takkan terlaksanakan selama Suharto tetap jadi presiden.

Kepada para reporter dan informan, redaksi IB mengucapkan terima kasih.


Edisi 3

Memanfaatkan Indonesia Baru Secara Optimal

Kami bergembira atas sambutan pengunjung karena dalam dua minggu berhasil menarik 870 pengunjung. Barangkali "Indonesia Baru" (IB) merupakan homepage yang paling banyak dikunjungi di Indonesia, dilihat dari frekuensi kehadiran pengunjung. Sampai saat ini kami belum mengetahui profil pengunjung IB, tapi ada beberapa asumsi yang dapat bahwa pengunjung IB adalah orang yang familiar dengan internet. Orang-orang yang familiar dengan internet adalah masyarakat yang kelas sosial ekonominya cukup tinggi, katakanlah kelas A. Atau mahasiswa yang bisa memanfaatkan fasilitas internet dengan murah.

Di Indonesia tidak terlalu banyak mahasiswa perguran tinggi swasta yang familiar dengan internet, sebagian di antara mereka baru sekali dua kali mengakses internet, bahkan mayoritas mahasiswa belum pernah mengakses internet, termasuk mahasiswa perguruan tinggi swasta. Lebih jauh lagi, masyarakat Indonesia yang awam internet benar-benar di luar jangkauan IB.

Dengan demikian pengunjung IB boleh dikatakan hanyalah golongan yang amat sedikit, tapi dari kelas terpilih. Untuk itulah Dewan Redaksi mencoba memberi pelayanan sebaik mungkin. Sebisa mungkin IB di up date tiap hari, dengan memfokuskan dua masalah utama yaitu masalah pelaksanaan reformasi ekonomi sesuai dengan perjanjian RI-IMF, dan demonstrasi mahasiswa yang menuntut Suharto turun tahta. Pelayanan itu berupa link langsung dengan berita/opini tentang kedua masalah itu dari media massa dari luar negeri maupun dalam negeri. Pelayanan ini diharapkan menjadi jalan pintas mengakses info tentang Indonesia. Layanan lain adalah Info Harian yang merupakan sikap Indonesia Baru terhadap peristiwa sehari-hari, atau semacam tajukrencana.

Khusus untuk link langsung dengan media luar ada beberapa kelemahan yang diamati. Misalnya dengan Reuters. Bila anda buka dan ada berita tentang Indonesia, cepatlah save, atau print out, karena seringkali materinya akan segera berubah. Tentang Washington Post ada beberapa kelemahan, yaitu terkadang link untuk berita/opini yang lama seringkali terganggu. Jara mengatasinya sederhana pula, yaitu save dalam hard disk anda atau print out. Dengan cara ini maka anda bisa mendapatkan manfaat secara optimal dari IB.

Tentu saja kami amat gembira bila anda bersedia membagikan print out IB kepada siapa pun yang membutuhkan. (A3, 16 April 1998).***


Edisi 2

Redaksi sangat berterima kasih atas sambutan para pengunjung, untuk itu kami akan menyempurnakan pelayanan kami. Bagi pengunjung dari luar negeri, mereka bisa membuka koran di Indonesia, sedangkan untuk masyarakat Indonesia bisa membuka media luar negeri. Dengan demikian pengunjung diharapkan bisa memperoleh info secepatnya. Redaksi juga menambah jumlah potret dokumentasi tentang demonstrasi mahasiswa di Indonesia. Agak sayang karena telat 3-4 hari.(A2, 14 April 1998)***


Sambutan netter kepada "Indonesia Baru" sungguh luar biasa dan mengharukan. Untuk Edisi 1 berhasil menyedot 500 pengunjung. Untuk itu kami Dewan Redaksi mengucapkan banyak terima kasih.

Untuk itu kami akan terus meningkatkan pelayanan kami kepada pengunjung, yaitu menyediakan link kepada sumber-sumber informasi yang terpercaya di dunia dan Indonesia tentang Indonesia. Sumber info ini terdapat dalam rubrik "Jaringan sumber-sumber berita tentang Indonesia" dan "Demo Mahasiswa" Di samping itu kami juga membuat rubrik "Info Harian" yang mengomentari kejadian-kejadian aktual setiap harinya. Dengan demikian, pengunjung memperoleh sikap kami terhadap peristiwa yang sedang terjadi.

Namun, kami tak lupa bahwa penampilan "Indonesia Baru" masih belum sempurna, ada beberapa rubrik yang masih sedang dipersiapkan. Pada dasarrnya "Indonesia Baru" bagaikan perahu yang berlayar sambil memperbaiki dan membangun dirinya menjadi kapal yang baik. Jika perahu sebenarnya akan kesulitan menggunakan cara ini, tapi bagi "Indonesia Baru" hal itu sangat memungkinkan. Dengan penyempurnaan setiap saat, maka setiap pengunjung akan memperoleh sesuatu yanng baru dalam "Indonesia Baru".***

Dewan Redaksi (A2, 8 April 1998)


Langkah Penyebaran Informasi

Walaupun pers di Indonesia saat ini sedikit mendapat kelonggaran, tapi media massa masih sangat hati-hati dan menerapkan swasensor yang ketat sekali. Banyak sekali informasi yang sangat layak untuk dimuat, tidak tampil dalam media massa, baik cetak maupun elektronika.

Pengekangan terhadap pers yang berlangsung sejak Suharto memimpin rezim Orde Baru ini, sudah menjadi darah daging kehidupan pers, sehingga kalaupun mereka menyampaikan kritik, maka disampaikan dengan cara tidak langsung dan halus sekali. Akibatnya, yang dikritik tidak merasakan kritikan itu, pembaca bingung -apakah perss sedang mengkritik atau memuci-, dan yang tahu bahwa pers itu mengkritik hanyalah penulisnya sendiri.

Untuk itulah "Indonesia Baru" mencoba membiasakan berbicara apa adanya, tapi tetap sopan. "Indonesia Baru" mencoba menjaga kredibilitasnya menjadi sumber informasi yang dipercaya. Namun, kami sangat menyadari bahwa info dalam "Indonesia Baru" diakses oleh kalangan terbatas, yaitu mereka yang mampu mengakses ke internet.

Keterbatasan inilah yang mendorong kami meminta para pengunjung untuk turut mengedarkan isi dalam "Indonesia Baru" kepada masyarakat luas. Ada pun cara yang aman untuk turut mengedarkannya adalah : 1. Memberi tahu teman-teman lain tentang homepage "Indonesia Baru", sehingga mereka turut menjadi pengunjung. 2. Mengirim isi "Indonesia Baru" lewat email kepada teman anda. 3. Memprint-out isi "Indonesia Baru", kemudian mengirimkan dengan faksimili kepada teman anda. 4. Memfotokopi print out "Indonesia Baru" dan memberikan kepada masyarakat yang tidak terjangkai oleh internet, email, atau faksimili. 5. Apabila ada pengunjung yang mengetahui alamat homepage yang misinya seperti "Indonesia Baru" maka kami mohon untuk mengkhabarkan kepada redaksi "Indonesia Baru", sehingga kita bisa membuat jaringan yang lebih padu. (A3, 8 April 1998)***