Tue May 26 1998
Habibie Murid "KKN" Suharto yang Terpintar

Tue May 26 1998
Negara Rasialis

Tue May 26 1998
kesulitan baru

Mon May 25, 1998
Habibie Jadi Presiden: Kudeta di Lingkaran Dalam Orde Baru

Sat May, 23 1998
jangan lupa!

Sat May 23, 1998
Dari pekarangan gedung MPR/DPR

Sat May 23 1998
boneka baru

Sat May 23, 1998
Aksi Damai Mahasiswa Aceh

Fri May 22, 1998
Wawancara Jeff Winters

Thu May 21 1998
GSJ - Pernyataan 21 Mei 1998

Wed May, 20 1998
20 Mei di Gedung MPR

Tue May 19, 1998
Subject: Situasi/pergelaran gamelan

May 18, 1998
Fw: Prajurit pribadi Prabowo

May 18, 1998
Pernyataan Perwira TNI ABRI

Mon May 18, 1998
Penembakan Mhs USU
& Pernyataan Wiranto

Mon, 18, May 1998
Undangan Aksi

Mon May 18 1998
Dari Seorang Teman

Sun May 17, 1998
"Jakarta Lumpuh"

Sun May 17 1998
Pernyataan Sikap ITB

Sun May 17, 1998
Fitnah dan Data

Sat, 16 May 1998
1.118 Bangunan Dirusak

May 15, 1998
Rusuh dan Aman

Fri May 15 1998
Pos Pengaduan Tim Pembela Hukum

Halaman Kliping Surat, Pernyataan, Berita, dll.

Dari redaksi:
Setiap hari redaksi IB menerima kiriman puluhan surat yang isinya berupa surat, pernyataan, berita on the spot, dll. Dari sekian banyak kiriman, itu ternyata banyak pula yang berharga untuk dikliping, meskipun tak sedikit dari berita terasa masih harus di-cek kebenarannya, dan/atau bersifat prediksi semata. Berikut ini adalah kliping tersebut.
Selamat mengikuti dan terimakasih kepada para pengirim.

Tue May 26 11:02:26 1998
From: Markus Renleuw <Markus_Renleuw@fmi.com>
Subject: HABIBIE, MURID "KKN" SUHARTO YANG TERPINTAR

Habibie Murid "KKN" Suharto yang Terpintar
Oleh: George J. Aditjondro

Pengantar:
Atas permintaan kawan-kawan di Indonesia, berikut ini saya cuplik bagian tentang BJH dari tulisan saya yang terbaru berjudul, "Adili Suharto! Tuntut pertanggungjawaban kekayaan 100-an yayasannya!". Selamat membaca. GJA. Sembilan Yayasan Habibie: Dalam kelompok ketujuh termasuk yayasan-yayasan yang kini dikuasai secara tidak langsung oleh Suharto melalui "presiden boneka", B.J. Habibie, lewat lima jalur: teknologi, ICMI, para alumni Jerman, Sulawesi, dan Batam. Pertama-tama, sejak 1984 Habibie menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Yayasan Pengembangan Teknologi Indonesia. Yayasan ini selalu disebut-sebut dalam berbagai biografi Habibie (Salam, 1987; Makka, 1986), tanpa uraian apa sesungguhnya yang sudah dilakukan yayasan itu. Makanya sekaranglah saatnya meminta pertanggungjawaban yayasan, yang mungkin sudah mendapatkan sejumlah uang rakyat dari BPPT atau badan lain yang dikuasai Habibie. Apalagi mengingat bahwa dana reboisasi pun dapat dimanfaatkan Habibie untuk pabrik pesawat terbangnya, dengan restu bekas Presiden Suharto.

Kedua, sebagai bekas Ketua Umum ICMI, jabatan yang secara resmi belum diganti lewat sebuah kongres, Habibie masih dapat menggunakan berbagai organ ICMI untuk memobilisasi dukungan bagi Suharto. Makanya, lewat ICMI, yang kini dipimpin bekas koruptor Bulog, Achmad Tirtosudiro, orang kepercayaan Suharto sejak zaman Kolognas yang sama korupnya (Crouch, 1988: 278-281), Suharto menguasai Yayasan Abdi Bangsa, pemilik PT Abdi Bangsa yang menerbitkan harian Republika dan majalah Ummat, di mana Suharto menjadi pelindung, Yayasan Amal Abadi Beasiswa Orangtua Bimbing Terpadu (ORBIT) yang diketuai dr. Nyonya Hasri Ainun Habibie, dan Yayasan Dompet Dhuafa Republika (Prospek , 19 Des. 1992: 34).

Peranan dan kekayaan kedua yayasan terakhir ini tak dapat diremehkan, dan sangat terkait dengan yayasan-yayasan yang dikuasai Suharto secara langsung. Di kalangan wartawan Muslim di Jakarta, Yayasan Orbit cukup dikenal, karena yayasan itu dapat memberi rekomendasi potongan harga tiket pesawat dan berbagai kemudahan lain. Di awal 1996, Yayasan Orbit telah berhasil mengisi koceknya sejumlah dua milyar rupiah dengan merogoh kas semua bank pemerintah (Bapindo, BRI, Bank Exim, BDN, BBD, BTN, dan BNI 46), serta sejumlah bank swasta, yakni Bank Anrico (yang baru saja dibubarkan), Bank Bukopin, Bank Intan, Bank Muamallat, Bank Nasional, Bank Nusa, dan Bank Papan Sejahtera. Di awal 1996 itu, kerjasama sedang dijajaki dengan sepuluh bank swasta lain, seperti Bank Angkasa, Bank Duta, Bank Danamon, Bank Dwipa, BCA, BII, Bank Lippo, Bank Universal, Bank Victoria, dan Bank Umum Nasional (Jawa Pos , 24 April 1996; Forum Keadilan , 1 Jan. 1996: 107).

Seperti yang kita ketahui, BCA, Bank Danamon, Bukopin, Bank Duta, BUN, Bank Papan Sejahtera, dan Bank Universal, dikuasai oleh klik Suharto melalui keluarga Liem Sioe Liong, tiga anak Suharto (Tutut, Sigit, dan Titiek), Bob Hasan, dan keluarga Djojohadikusumo. Makanya, semakin banyak tumpah tindih kekayaan yayasan Suharto yang satu dengan yang lain, melalui kegiatan pencarian dana Yayasan Orbit ini. Yayasan Dompet Dhuafa Republika, lebih kaya lagi, karena di tahun 1996 yayasan ini telah berhasil meraup fulus sebesar Rp 4 milyar dari sejumlah donor yang tak diidentifikasi (Forum Keadilan , 8 Sept. 1997: 97). Kekuasaan Habibie -- sebagai tangan kanan Suharto -- di yayasan-yayasan ICMI sangat besar. Dialah yang mencoret Parni Hadi dari jabatan Direktur Produksi PT Abdi Bangsa, dan menggolkan Beddu Amang yang juga Bendahara ICMI dan Ketua Presidium KAHMI (Keluarga Alumni HMI), menjadi komisaris perusahaan penerbit harian Republika itu, sekaligus Ketua Yayasan Abdi Bangsa. Dengan demikian, klik pendukung Suharto di lingkungan ICMI juga semakin solid. Sebab Beddu Amang juga komisaris perusahaan keluarga Bustanil Arifin, PT Bormindo Nusantara, bersama A.R. Ramly yang juga salah seorang komisaris PT Astra International (Jakarta Post, 18 Febr. 1994;Forum Keadilan , 8 Sept. 1997: 97).

Kemudian, lewat Habibie sebagai patron para sarjana lulusan Jerman, Suharto akan semakin kuat mempengaruhi Yayasan Bina Bhakti (YBB). Yayasan ini didirikan di bulan Oktober 1977 oleh para alumni Jerman, yang pada awalnya bertujuan membantu realisasi program re-integrasi. "Untuk mempermudah mahasiswa kita yang studi di Jerman mengabdikan dirinya untuk negara, sekembalinya ke tanah air," begitu ujar Lilik D. Susbiantoro, Ketua Dewan YBB pada majalah Prospek , 6 Oktober 1990.

Dalam upaya membantu proses reintegrasi itu, YBB menyajikan sejumlah tawaran bagi para alumni Jerman, a.l. menghubungkan mereka dengan perusahaan atau instansi yang membutuhkan tenaga dan keahlian mereka. Lantas, Business Circle YBB, menurut ketuanya, Faisal Djalal, merupakan wadah para alumni Jerman yang terjun ke dunia wiraswasta (Prospek , 9 Okt. 1990: 33).

Lalu, lewat Habibie sebagai putera Sulawesi, khususnya Sulawesi Utara, Suharto dapat meraih simpati masyarakat propinsi itu lewat Yayasan Pengembangan Wallacea. Yayasan ini, selain didukung Habibie, juga didukung Ibnu Sutowo, ketua umum yayasan itu. Salah satu "proyek" yayasan ini adalah pendirian sebuah universitas di ibukota kabupaten Bolaang-Mongondow, sebagai pusat riset kawasan fauna dan flora Wallacea yang terwakili di Taman Nasional Nani Bogane Wartabone seluas 325 ribu Ha (Teknologi, Des. 1994: 74; sumber-sumber lain).

Akhirnya, lewat kekuasaan keluarga Habibie di Pulau Batam, keluarga Suharto juga dapat 'kecipratan' monopoli pengelolaan rumah sakit dan sekolah-sekolah di pulau itu. Monopoli tidak resmi ini dipegang oleh Yayasan Keluarga Batam, yang diketuai Nyonya Sri Rejeki Habibie, adik B.J. Habibie yang menikah dengan Mayor Jenderal (Purn.) Sudarsono Dharmo-suwito. Bekas kepala BIDA (Batam Industrial Development Authority) (1978 -1988) yang bernaung di bawah Otorita Batam, yang masih menjabat sebagai Ketua KADIN Batam yang kekuasaannya secara politis melebihi Camat.

Ketua Otorita Batam sendiri, sejak B.J. (Rudy) Habibie diangkat menjadi Wakil Presiden, dilimpahkan kepada adiknya, J.E. (Fanny) Habibie. Bekas Dubes RI di London itu sebelumnya menjabat sebagai Dirjen Perhubungan Laut di masa tragedi Tampomas II tahun 1981, yang menenggelamkan sekurang-kurangnya 800 orang (Tempo, 21 Febr, 1981: 13;Kompas , 27 Maret 1998).

Yayasan lain yang beroperasi di Pulau Batam, yang saya duga punya kaitan dengan keluarga Habibie adalah Yayasan Merah-Putih. Bulan Oktober 1995, yayasan itu menyelenggarakan turnamen golf piala Nyonya Tien Suharto di pulau itu. Alasannya adalah untuk mempererat kerjasama antara Indonesia, Singapura, dan Malaysia.

Akhirnya, jangan kita lupa yayasan pengelola Poliklinik Baruna yang diasuh bekas aktivis mahasiswa 1974, dokter Hariman Siregar. Pelindung poliklinik itu adalah Fanny Habibie, kakak kandung Rudy Habibie. Berkat kedekatannya dengan pusat kekuasaan ini, Hariman seringkali dimanfaatkan oleh para aktivis 1966, untuk membuat "deal" dengan kalangan militer.

Ketika polisi juga diperalat tentara dan Suharto untuk menyeret saya ke pengadilan, beberapa tahun lalu, Ketua YLBHI waktu itu, Adnan Buyung Nasution menawarkan saya untuk membuat "deal" dengan tentara, melalui Hariman Siregar, supaya tuduhan "menghina aparat pemerintah" yang bakal dikenakan Kejaksaan Tinggi DIY pada saya dapat didrop. Namun saya menolak tawaran itu, dan berusaha lolos dari jaringan aparat pelacuran hukum di Indonesia, dengan bantuan kawan-kawan akademisi di Australia.

Kerajaan bisnis Timmy Habibie, dari telekomunikasi s/d babi:

Kembali ke yayasan-yayasan Habibie, yayasan-yayasan ini penting dibeberkan laporan keuangannya secara terbuka, untuk membantu pemantauan kekayaan keluarga Suharto. Soalnya, kekayaan kedua keluarga itu begitu bertumpang-tindih. Baik di Batam dan pulau-pulau sekitarnya, misalnya di Pulau Bulan, tempat operasi peternakan babi dan buaya serta perkebunan sayur dan anggrek milik PT Sinar Culindo Perkasa yang mengekspor 10% kebutuhan babi hidup kota Singapura. Pemegang saham perusahaan itu adalah Anthony Salim, putera mahkota kelompok Salim, bersama Tommy Suharto, Timmy Habibie, dan Harry Murdani, abang bekas panglima ABRI dan pembantai rakyat Timor Leste, Jenderal (Purn.) Benny Murdani.

Di luar Batam, kelompok Timsco pimpinan Timmy Habibie, adik laki-laki Rudy Habibie yang termuda, berkongsi dengan Tutut dalam bisnis telekomunikasi lewat PT Citra Telekomunikasi Indonesia, PT Lucent Technologies, di bidang pemetaan udara lewat PT Aerogeohydro Infosystem, dan dalam proyek raksasa Manggarai (yang batal karena krisis moneter saat ini) lewat Konsorsium Manggarai Permuka, di mana Timmy Habibie diikutsertakan lewat perusahaannya, PT Suhamthabie Utama.

Timsco juga berkongsi dengan kelompok Bimantara, Salim, Sinar Mas, Barito Pacific, dan Aneka Guna Kimia dalam sejumlah industri kimia dan agro-bisnis, punya omset Rp 640 milyar di tahun 1995. Isteri Fanny Habibie juga pemegang saham utama PT Timsco, sementara anak-anak dan beberapa orang saudara kandung Rudy Habibie menguasai saham sejumlah anak perusahaan Timsco. Kelompok itu kini terdiri dari sekitar 70 perusahaan. Barangkali akibat kedekatan antara keluarga Suharto dan Habibie, Bob Hasan termasuk pemegang saham paling awal di pulau itu, berpatungan dengan maskapai AS McDermott International. Tidak cuma itu. Setelah kasino Copacabana di Ancol ditutup, bulan April 1981, lantaran oposisi umat Islam, seorang adik Nyonya Tien Suharto, Mayor Jenderal (Purn.) Ibnu Hartomo, bekas Dirjen Bantuan Sosial Depsos, pernah mencoba membuka kasino baru di pulau itu. Tapi karena oposisi dari Singapura, kasino itupun ditutup.

Repindo Panca dan PT Prodin:

Kekuasaan keluarga Habibie atas peluang-peluang bisnis di Pulau Batam dan IPTN kini sudah 'menurun' ke generasi kedua. Thariq Kemal Habibie, putera bungsu Rudy Habibie, sudah menjadi presdir konglomerat keluarga Habibie yang baru, Repindo Panca Group, yang berkantor pusat di Jakarta dengan cabang di Braunschweig, Jerman. Untuk menarik dukungan ABRI, Ketua Fraksi ABRI di DPR-RI waktu itu, Marsekal Udara Abu Hartono, diangkat menjadi Presiden Komisaris Repindo Panca. Sang preskom itu sekarang bertugas sebagai Dubes RI di Manila, dan aktif memantau satu seminar internasional tentang korupsi yang dihadiri oleh sejumlah aktivis pers alternatif dari Indonesia.

Entah atas nama perusahaan yang mana, Thareq telah membangun Hotel Melia Panorama di Pulau Batam, bersama saudara sepupunya, Harry Sudarsono. Sementara isteri Timmy Habibie, memegang monopoli perusahaan taksi di Pulau Batam. Batam memang merupakan "sorga" bagi keluarga besar Habibie, di mana mereka telah membangun satu rumah peristirahatan yang mewah di atas bukit Nongsa, lengkap dengan helipad segala, dari mana pemandangan ke kota Singapura terlihat cantik.

Di luar Batam, Thareq Kemal Habibie juga telah mendapat kepercayaan IPTN dan sejumlah konglomerat swasta untuk memimpin PT Prodin, yang punya spesialisasi menyelenggarakan pameran-pameran dagang produk Indonesia, khususnya pesawat terbang. PT Prodin ini merupakan konsorsium antara berbagai konglomerat di Indonesia, seperti Salim, Sinar Mas, dan Bakrie Bersaudara.

The Mochdar-Yayuk connection:

Ada lagi satu hubungan bisnis dan kekeluargaan baru yang telah terjalin antara bisnis keluarga Suharto dan keluarga Habibie. Aziz Mochdar, adalah salah seorang pemegang saham inti kelompok Bimantara, yang menguasai 30% saham PT Aqualindo Mitra Industri, 30% saham PT Duta Nusabina Lestari, 25% saham PT Montrose Pestindo Nusantara, 10% saham PT Kapsulindo Nusantara, 20% saham PT Citra Servicatama, 20% saham PT Surya Citra Televisi (SCTV), 10% saham PT Panji Rama Otomotif, serta 5% saham PY Bimagraha Telekomindo, yang pada gilirannya merupakan pemegang saham PT Satelindo. Sementara itu, Muchsin Mochdar, adik Aziz Mochdar yang baru menikah dengan Siti Rahayu Fatimah, adik bungsu Rudy Habibie, sudah jadi konglomerat sendiri dengan menguasai 14 perusahaan. Mereka mempunyai sebuah bengkel mobil mewah dan perkebunan jeruk seluas 200 Ha di Australia, serta rumah-rumah di Muenchen, Jerman, di mana mereka tinggal jika salah seorang di antara anggota keluarga besar Mochdar-Habibie itu akan melahirkan anak. Beberapa bulan yang lalu, mereka berlibur di Swiss setelah melakukan umroh, dengan menyewa beberapa chalet (rumah peristirahatan) sambil tetap melakukan puasa.

Aziz Mochdar dan adik iparnya, Yayuk Habibie, sama-sama pemegang saham perusahaan perjalanan kelompok Bimantara, yakni PT Nusa Tours & Travel. Muchsin Mochdar adalah seorang duda yang berkenalan dengan Yayuk, pada saat mengerjakan Jakarta Fair di Monas pada tahun 1980-an. Perusahaan pertama yang ia dirikan adalah PT Citra Harapan Abadi yang bergerak di bidang general contracting . Melalui perusahaan ini ia bersama Rocky Sukendar (putera Suwoto Sukendar) dan Tommy Suharto membawa masuk kontraktor Korea, Hyundai Engineering, untuk mengerjakan landas pacu bandara-bandara di Indonesia. Bisnis mereka yang lain adalah ground handling bandara. Menurut sumber saya di Jakarta, keuntungan yang mereka pungut selalu dinaikkan lima kali lipat untuk kemudian dinegosiasi jadi empat kali lipat. Kalau tidak percaya, silakan cek sendiri di kantor konsorsium mereka di Jalan Irian di kawasan Menteng, di mana suami baru Yayuk Habibie berkantor di gedung Mochdar Sendana Co., atau di kantor Yayuk Habibie di gedung baru Group Perindo di Jalan Warung Buncit Raya, setelah ia pindah dari kantor lamanya di Wisma Metropolitan I, dari mana ia beroperasi sebagai perwakilan maskapai raksasa Jerman, Ferrostahl, yang banyak memupuk korupsi di Pertamina dan Krakatau Steel.

Semua itu tadi, belumlah perusahaan-perusahaan yang dipegang oleh para keponakan Habibie dari kakak perempuannya yang menikah dengan Jenderal Subono Mantofani. Adrie, Syulie, dan Askar Subono serta Eddy Wirija masih memegang sejumlah perusahaan lain, di luar Timsco dan Repindo Panca. Nepotisme di BPPT:

Untuk nepotisme Habibie dalam mengelola BPPT serta proyek-proyek yang diawasi BPPT, saya kutipkan tulisan Prof. Jeffrey Winters dari Northwestern University di Chicago, AS, yang baru ditulis di Jakarta, 1 Maret lalu, dan dipasang di email buletin, Sabtu yang lalu:

"According to officials I interviewed at BPPT working on the team overseeing the rich oil and gas deposits in the Natuna Sea (Mobil and Exxon are the main partners with Indonesia in the venture), notifications went out late in 1996 for bids by contractors and engineering firms for work on the Natuna project. By early 1997, all the tenders had been assessed and the winning companies had already been selected and notified. The only remaining step was that the companies had to complete their environmental impact studies, as required by Indonesian environmental law.

The work of the Natuna team at BPPT was thrown into disarray when a letter came down directly from B.J. Habibie instructing the team to involve Thareq's company, PT Repindo [Panca], in the Natuna project. The problem was, PT Repindo had not even participated in the tender, and the other companies that had already been awarded the contracts were well aware of this.

Trulyanti Sutrasno is the daughter of BJ Habibie's older sister. Known as the "iron lady" of BPPT and, according to my sources inside the government unit, "disliked by 99.99 percent of BPPT employees," Trulyanti was handed the post of Deputy for Administration of BPPT. She is infamous for producing inflated budgets for all BPPT operations she handles. Her office, as well as several bureaus directly under her supervision - especially the Biro Perencanaan (Bureau for Planning) - are collectively referred to by BPPT employees as "The Mafia" for their activities, which, my sources report, "consume most of BPPT's budget and technical activities."

Trulyanti's husband, Sutrasno, was awarded contracts running into the tens of millions of dollars to furnish BPPT's new building, which was recently completed. Sutrasno also owns the company awarded the contract to renovate the old BPPT building. This was also worth many millions of dollars.

Leaving nothing to outsiders, Trulyanti and her husband also are major shareholders in two catering companies, PT Amelia and PT Pasar Minggu, that have exclusive contracts to cater all BPPT functions - from meetings, to workshops, to seminars, to the employee's canteen."

Barangkali, yang belum dipantau Jeff Winters adalah makalah saya tentang rencana PLTN Indonesia, yang saya tulis untuk konferensi Greenpeace International dan INFID di Sydney, di hari ulangtahun bencana Chernobyl, dua tahun lalu. Di situ saya menulis (Aditjondro, 1996), bahwa: "Members of the Habibie 'clan' have also began to penetrate the Australian market. For instance, BPPT's deputy chief for administration, Trulyanti ("Truly") Sutrasno, who also heads the agency's prestigious joint venture with Australian major research institutions, COSTAI (Collaboration in Science and Technology between Australia and Indonesia) (Teknologi , Jan. 195: 44-45), is also a niece of Rudy Habibie. This reflects the important trust which the Minister has put in his niece, a psychologist, as well as her husband.

After his marriage Truly, Mohammad Ridwan, a young geology engineer, obtained commissioner and director positions in some member companies of the Timsco Group which is headed by the Minister's youngest brother, Suyatim ("Timmy") Abdulrachman Habibie, and the wife of another brother, Junus Effendi ("Fanny") Habibie (Wibisono, 1995: 32)."

Menutup-nutupi skandal Tampomas:

Manipulasi jabatan Rudy Habibie untuk melindungi kakak kandungnya, Fanny Habibie, dari pemeriksaan sehubungan dengan skandal Tampomas, yang merenggut nyawa 775 manusia, sudah saya ungkapkan pula dalam makalah di Sydney (Aditjondro, 1996), sebagai berikut: "As Secretary to the Director General of Sea Communication, Fanny headed the team that had purchased a 10-year old passenger ship, renamed the Tampomas II , from its previous Japanese owner. This scandal might have not been known publicly, if it had not sank in the Java Sea on January 27, 1981, killing 775 of its 1154 passengers. This scandal was strongly covered up by the government, despite demands from parliamentarians to investigate the matter. In a special hearing hold to discuss this matter, the Communication Minister refused to show the parliamentarians a World Bank report which explained the details of the purchase of the US$ 8.5 million junk ship. Also, despite a promise from the Attorney General to the parliamentarians to take legal actions about the reported malpractices, only five surviving crew members were suspended by the Maritime Court, who were the only ones to be blamed for the mishap (Indonesian Observer , Febr. 7-June 2, 1981; Independen , No. 10, 1995: 9).

A ship broker, Gregorius Hendra, who had fixed the deal between the former Japanese owner and the Indonesian government, was eventually interrogated by the Attorney General's staff. This previously unknown businessman seemed to have had his own connections, because he had previously made a fortune from selling landing crafts to the Indonesian Navy to be used in East Timor. That was probably why he was let off the hook (Tempo , Aug. 15, 1981: 60-61).

Fanny himself came unharmed out of the Tampomas II scandal, was promoted to become the Sea Communications Director General himself, where he made a crucial decision to scrap all Indonesian-owned ships over 25 years and sold to PT Krakatau Steel for fixed prices, considerably below the going international rate (FEER, Sept. 15, 1988: 84). He eventually became Indonesia's Ambassador to the UK, from where he helped to promote the family's business interests, until his term ended last year." Orang inilah yang sekarang menggantikan posisi Rudy Habibie, sebagai kepala Otorita Batam, setelah Fanny Habibie membantu Yayasan Tiaranya Tutut melakukan diplomasi Timor Leste, dengan merangkul sebagian oportunis Timor Leste di Dili, Jakarta, dan Portugal (Aditjondro, 1996b, 1997; Bayangkan, manipulasi apa lagi yang akan dilakukannya, kalau Habibie kita biarkan berkuasa.

Nepotisme Habibie - Maulani:

Akhirnya, "KKN" (korupsi, kolusi, nepotisme) Habibie juga terlihat dari pengangkatan besan kakaknya, Mayor Jenderal (Purn.) Zein Maulani, menjadi staf ahlinya. Olga, anak Jenderal Zein Maulani yang staf ahli Habibie itu, menikah dengan Cipto, anak Jenderal Sudarsono Dharmosuwito, "boss" bisnis di Pulau Batam. Ini semakin mempererat hubungan bisnis antara keluarga Maulani dengan keluarga Habibie.

Seorang menantu Maulani, Eko (suami anak ketiga) berbisnis dengan Nugi, anak Fanny Habibie yang kini jadi kepala Otorita Batam menggantikan adiknya. Ironisnya, dulunya klan Habibie tidak merestui perkawinan Olga dengan Cipto, namun setelah jadi Wakil Presiden dan kemudian ketiban pulung jadi Presiden, Rudy Habibie berbalik merangkul jenderal purnawirawan yang terkenal cerdas dan kritis ini, bahkana ikut mengfasilitasi "perkawinan bisnis" antara keluarga besar Habibie dengan keluarga besar Maulani.

Penyakit nepotisme itu memang sudah lama menghinggapi diri Zein A. Maulani. Ketika ia masih menjadi Sekjen Departemen Transmigrasi di bawah Siswono Yudo Husodo, yang "kebetulan" diangkat jadi Kakanwil Transmigrasi Sulawesi Selatan adalah seorang duda yang menikah dengan adik perempuan Maulani. Walhasil, perusahaan Eko dan Nugi banyak mendapat proyek transmigrasi di Sul-Sel, di samping proyek-proyek dermaga berkat koneksi dengan Fanny Habibie yang waktu itu masih Dirjen Perhubungan Laut.

Di masa itu pula putera sulung Zein, Haryogi Maulani, yang mulai membangun kelompok Balisani dengan menggarap "lahan tidur" milik transmigran di Sum-Sel, kemudian merambah ke perkebunan kepala sawit dan bisnis perhotelan di Bali dan Fiji, sehingga pada usia 31 tahun konglomeratnya sudah punya aset bernilai Rp 800 milyar.

Nepotisme itu "ditebus" dengan "upeti" Maulani dan Siswono pada Suharto, berupa pemberian proyek penggarapan lahan tidur transmigran seluas 80 ribu Ha kepada sang cucu tercinta, Ari Haryo Wibowo.

Bisnis perusahaan Eko dan Nugi yang lain tidak begitu jelas. Menurut sumber saya, kantor perusahaan mereka di Blok S, Kebayoran Baru, "isinya cuma nona-nona cantik yang ke luar masuk"

Demikianlah kisah hubungan bisnis dan jaringan "KKN" yang begitu mesra antara keluarga besar Suharto, Habibie, dan Maulani.

Nah, masih perlukah data lain bagi Amien Rais, sebelum dia mencabut dukungan bersyaratnya bagi Habibie?

sumber:
Wibisono, 1995; Smith, 1996; Aditjondro, 1996a, 1996b, 1997, 1998a, 1998b; CISI, 1997: 290A-291B; Hiscock, 1998; Winters, 1998; Company Profile Repindo Panca Group 1994; Indonesia Business Weekly , 27 May 1994;Warta Ekonomi , 13 Juni 1994: 26, 23 Jan. 1995: 28, 24 Mei 1993: 27, 7 Mei 1993: 24, 10 Mei 1993: 11; Gatra, 17 Des. 1994: 40; Republika , 24 Juni 1995; Forum Keadilan , 31 Juli 1995: 92; Swa, Nov. 1993: 36-37, Agustus 1995: 18, 39-45, 54;Target , 25 Juni-1 Juli 1996: 22-23; Tajuk , 1 Agustus 1996: 51.

sumber-sumber lain:
Newcastle, 25 Maret 1998 Kepustakaan: Aditjondro, G.J. (1996a). On the brink of a major constitutional, economic and ecological disaster: the major implications of Indonesia's nuclear ambitions. Makalah untuk konferensi International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dan Greenpeace International. Sydney, 24 April. ---------------- (1996b). "Big carrots used in Indonesia's diplomatic policy on East Timor," The Nation, Bangkok, Monday, 14 Okt. --------------- (1997). "Suharto and his family: the looting of East Timor," Green Left Weekly, 3 Sept. --------------- (1998a). "Suharto & sons: crony capitalism, Suharto style," Washington Post, 25 Jan. -----------------(1998b). "Autumn of the patriarch: the Suharto grip on Indonesia's wealth," Multinational Monitor , Jan.-Febr., pp. 17-20, 34. CISI (1997). Profiles of 800 major non-financial companies in Indonesia, 1997/1998. Jakarta: PT CISI Raya Utama. Crouch, Harold (1988). The army and politics in Indonesia. Ithaca: Cornell University Press. Hiscock, Geoff (1998). "All the way with B.J.," The Australian , 24 Maret. Makka, A. Makmur (1986). Setengah abad Prof. Dr.-Ing. B.J. Habibie. Jakarta: Biro Hukum dan Humas BPP Teknologi. Salam, Solichin (1987). B.J. Habibie, mutiara dari Timur. Jakarta: PT Intermasa. Smith, Shannon L.D. (1996). Developing Batam: Indonesian political economy under the New Order. Tesis Ph.D. pada ANU di Canberra. Wibisono, Thomas (1995). "Timsco Group: bisnis Suyatim Abdulrachman Habibie," Informasi, Monthly Newsletter, No. 1, Januari. Jakarta: PDBI. Winters, Jeffrey (1998). Notes on Habibie. 1 Maret.


Tue May 26 11:02:21 1998
From: "FreeFireFhung" <freefire@geocities.com>
Subject: Fw:negara Rasialis

Wah gawat... saya turut bersedih atas musibah yang diderita saudara-saudara kita di kawasan yang diobrak-abrik dan dibakar perusuh, namun mengatakan bahwa Indonesia negara rasialis atau bahwa semua orang Indonesia rasialis saya kira tidak tepat, dan malah akan memperkeruh suasana. Mudah-mudahan, dan saya optimis, bahwa setelah kejadian 14 Mei, dan juga kejadian2 sebelumnya di Medan, Tasik, Ujung Pandang, dan Rengas Dengklok, semua bangsa Indonesia bisa mendapat pelajaran yang baik bersama, terutama tentang masalah rasialisme dan kerukunan beragama, bersuku dsb.

Salam, Amir

Date: 23 Mei 1998 15:13
Subject: INDONESIA negara Rasialis

syalom . para ficanetter yang terkasih dalam kristus. Kami yang WNI keturunan chinese seperti selesai mengalami perang.Dan penganiayaan secara fisiik mau pun secara kejiwaan. Kawasan Glodok,city hotel, Plaza 21,Harco glodok,mangga dua tinggal puing kenangan sebagai pusat elektronik dan komputer serta pusat dagang. Begitu juga tempat saya kerja kawasan komplek harco mangga dua. Daerah Jakarta selatan (kawasan pribumi) tidak apa2. INI NEGARA BENAR RASIALIS,TIDAK PUNYA MASA DEPAN TIDAK ADA HUKUM Yang PASTI DAN UU ANTI DISKRIMINASI.

Waktu kerusuhan SARA diMedan, Saya cuman lihat di TV. Sekarang di Jakarta merasakan sendiri dimata kepala dan merasakan sendiri. Baik itu jalan tubagus angke,Latumenten, Daan mogot pasar cengkareng dan slipi. dan lln yag tidak bisa di sebut satu persatu. PEMERINTAH indonesia harus meminta maaf atas kesalahannya. sehingga banyak rakyat yang tidak berdosa jadi korban baik itu pribumi yang kebakar dimall (diperkirakan 1000 jiwa hangus gosong). Dan Non -Pribumi yang di jarah dan dibakar rumah/toko. dan dibunuh, dan gadis nya diperkosa.Ada suatu daerah perkotaan anak gadis dan ibunya lompat dari lantai dua. sedang anak perempuan tertua diperkosa oleh perampok/perusuh dan akhirnya bunuh diri pakai pecahan kaca.MUNGKIN SIPERUSUH tertawa dihatinya telah membunuh ,memperkosa dan merampok,membakar,menganiaya orang kecil yang tidak berdaya.

Atau kita seperti lagu Ebiet G.Ade. "Mungkin Tuhan mulai bosan melihat umat manusia yang penuh dengan dosa2. Atau alam mulai engan bersahabat dengan kita. mari kita bertanya pada rumput yang bergoyang." YANG DISAYANG TIDAK ADA PENYESAlaN DAN PEMINTAAN MAAF DARI PRESIDEN HABIBIE/Pemerintah BAHWA TELAH TERJADI PELANGGARAN HAM TERHADAp WNI KETURUNAN CINA DIPERKOSA,DIBUNUH,DIRAMPOK,DIPUKUL DAN DIBAKAR. DAN JUGA BERDOA UNTUK 4 NYAWA MAHASISWA TRISAKTI DAN RIBUAN KORBAN BAKAR DI PLAZA/MALL. UNTUK PERS/MEDIA INDONESIA SEMOGA MATA HATI NURANI ANDA TIDAK TERTUTUP DAN TIDAK PERDULI SUARA YANG TERTINDAS DAN JIWA YANG TERBAKAR, DIPERKOSA,DIBUNUH ,DIBAKAR DAN MENJERIT minta tolong Biarlah suara mereka menjerit DARI AKHERAT. BIAR LAH KEADILAN DAN PEMBALASAN DARI TUHAN YANG MAHA KUASA. SEHINGGA MEDIA TV/SURAT KABAR TIDAK LAGI BUTA UNTUK MENYATAKAN KEBENARAN BAGI WARGA NON-PRIBUMI YANG TIDAK BERSALAH YANG SELALU JADI KAMBING HITAM. BIARLAH TUHAN SENDIRI YANG MEMBERI KEBERANIAN DAN SUARA HATI NURANI YANG BERSIH YANG BERASAL DARI JIWA YANG MENiNGGAL SIA-SIA. BIAR LAH TUHAN YANG MAHA ADIL MEMBERI KEBERANIAN PADA WARTAWAN INDONESIA UNTUK MENYUARA kebenaran BAGI YANG TERTINDAS. JANGAN SAMPAI KELUARGA/TEMAN ANDA MENGALAMI SENDIRI. APAKAH KITA HARUS BERTANYA PADA RUMPUT YANG BERGOYANG Seperti lagu ebiet.

Salam Reformasi

Samuel


Tue May 26 12:21:29 1998
From: mack@mhs.uni-freiburg.de (DM)

Hallo H,

terima kasih atas jawaban ini. Tentu saja, saya sadar sekali bahwa di satu sisi semua kesulitan baru memulai. Saya juga melihatnya bahwa sistem Soeharto yang telah menginfiltrasikan bangsa dari atas ke bawah memerlukan waktu dan kesabaran. Hal semacam ini tidak bisa diubah dalam waktu satu dua tahun. Lihat saja persoalan yang tetap ada di Jerman antara bagian Barat dan Timur. Sampai hari ini kebanyakan orang bekas Jerman Timur belum bisa menyesuaikan diri dengan kemandirian yang biasa di Barat. Kemerdekaan mereka punya, demokrasi ada, tetapi tanggung jawab individual kebanyakan belum ada. Mereka masih terus menunggu bahwa semua diatur dari atas dan kalau tidak terjadi mereka cenderung mengeluh tentang bagian Barat bahkan mereka suka memilih partai ekstrem seperti kemarin di Saxon-Anhalt (14% memilih partai ekstrem kanan, khususnya generasi muda yang menganggur dll.). Artinya kita kembali lagi ke kunci, dan bagi saya salah satu kunci utama untuk perubahan sikap manusia adalah dalam bidang pendidikan, tema yang senantiasa "menyenangkan", setidaknya bagi saya. Media massa pun bisa banyak membantu Kiranya nanti ada banyak materi untuk didiskusikan.

Salam hangat D


Mon May 25 11:21:46 1998
From: "Yayasan 5 Agustus"

Habibie Jadi Presiden: Kudeta di Lingkaran Dalam Orde Baru
Beberapa Fakta dan Analisis

Suasana kegembiraan dan simpang siur perdebatan tentang aspek legalitas formal atas mudurnya Suharto menyebabkan banyak pihak melupakan beberapa fakta penting berikut ini:

1. Sejak pukul 20.00 WIB, beberapa wartawan dalam negeri maupun asing yang ada di Gedung Bappenas telah mendengar bahwa Ketua Bappenas, Ginandjar Kartasasmita, telah mengumpulkan belasan menteri Ekuin dan sepakat mengajukan Surat Pengunduran Diri secara bersama dan sekaligus menyatakan bahwa mereka tidak bersedia terlibat dalam Kabinet Reformasi yang dibentuk Suharto. Padahal, Suharto sudah merencanakan untuk mengumumkan susunan Kabinet Reformasi esok harinya (Kamis, 21/5/98).

2. Surat Pengunduran para menteri ini langsung disampaikan kepada Suharto di Jalan Cendana. (Nama-nama para menteri, agak berbeda menurut 2 sumber, tetapi 95% sama: Ginandjar K, Koentoro M, Akbar Tanjung, Theo L. Sambuaga, Subiakto Tjakrawerdaya, Giri Suseno, Sanyoto S, Tanri Abeng, Hendropriyono, Haryanto Danutirto, Rachmadi Bambang S).
***Lihat release AJI terbaru di bawah)

3. Pukul 23.45 wib (20/5/98), menteri-menteri di atas sudah dan masih berada di rumah dinas BJ. Habibie yang pada saat bersamaan juga sedang berkumpul dengan beberapa pimpinan ICMI (Adi Sasono dan Jusril I. Mahendra yang juga anggota MAR/ Marak). Terjadi pertemuan penting di antara mereka hingga dini hari. Seorang jurnalis asing yang berusaha menunggu hingga pukul 2.30 dini hari, belum melihat pertemuan ini bubar.

4. Dini hari (21.5/98), beberapa jam sebelum Suharto mengambil sumpah BJ Habibie sebagai penggantinya, Amien Rais yang dijumpai beberapa wartawan telah membocorkan berita bahwa "akan segera dibentuk pemerintahan baru".

Dari sejumlah fakta di atas (perlu dicari beberapa detail lagi) maka tampaknya mundurnya Suharto dan naiknya Habibie adalah hasil 'kudeta internal' yang dikerjakan secara cepat oleh kubu Habibie/ICMI/CIDES + kubu Ginanjar Kartasasmita (teknokrat/birokrat Orba) + Jen. Wiranto/ABRI. Suharto dipojokkan dari dalam dengan surat pengunduran diri dadakan dan belasan menteri sekaligus, dan 'ancaman' Wiranto bahwa mahasiswa/pemuda akan segera berhasil menekan MPR/DPR untuk Sidang Istimewa. Apalagi yang bisa dilakukannya? Suharto akhirnya menawar bahwa ia akan limpahkan kursi Presiden pada Habibie sambil meminta Habibie melindunginya dari Sidang Istimewa, serta meminta Wiranto berjanji melindungi dirinya dan keluarga.

Begitulah, seperti yang kemudian kita ketahui bersama:

- 21/5/98 siang Suharto mundur dan Habibie naik ditambah pengumuman perlindungan Wiranto terhadap keselamatannya dan keluarga.

- Hari ini (22/5/98) dengan secepat kilat Habibie telah siap dengan susunan Kabinet Reformasinya. Perhatikan nama-nama yang masuk (Kecuali Hamzah Haz-P3 dan dr Panangian Siregar-PDI), maka akan mudah terlihat pembagian jatah 3 kelompok yang telah disebut di atas.

- Petang hari, tersiar kabar bahwa Prabowo mulai disudutkan oleh rekan-rekannya di ABRI untuk dijadikan simbol pemuas tuntutan reformasi dengan cara ditendang keluar gelanggang atas campur tangannya dalam kasus 27 Juli (penyerangan Kantor Pusat PDI Mega), penculikan aktivis, dan penembakan terhadap mahasiswa Trisakti. Tampaknya, akan segera berlangsung pembersihan elemen Suharto. Pembersihan elemen Suharto juga akan segera terjadi di tubuh Parlemen (khususnya Golkar/F-KP) melalui mekanisme recall. Harmoko dan Tutut cs. dalam Golkar akan segera dihabisi.

Kesimpulan: 1. Jatuhnya Suharto disebabkan oleh KUDETA INTERNAL dari lingkaran dalam Orde Baru dengan cara memunculkan Habibie sebagi jago baru (mencari celah legalitas formal perundangan sekaligus menghindari Sidang Istimewa yang mengadili seluruh jajaran pemerintahan Orba/Kabinet Pembangunan VII). Pelaku utama: Kubu Ginanjar, ICMI, Wiranto/ABRI.

2. Melihat upaya aktif ABRI membersihkan elemen Suharto dalam waktu 2X24 jam terakhir, dan pengusiran mahasiswa dari Gedung MPR/DPR-RI dinihari ini (23/5/98), tampaknya kudeta internal ini sangat ditentukan arah dan bentuknya oleh Jen. Wiranto/ABRI. Fase awal terbentuknya aliansi massa (mahasiswa + masyarakat luas) telah dipotong oleh militer.

3. Dimana mahasiswa? Hanya dimanfaatkan momentum tekanannya terhadap Suharto. Kalau pengungkapan pembunuhan mahasiswa Trisakti masih kurang memuaskan mahasiswa, ada kemungkinan mereka akan diangkat resmi jadi Pahlawan Reformasi Nasional.

Pembelotan 14 Pendukung Setia Soeharto
JAKARTA (AJInews, 22/5/98): Menjelang akhir dari kekuasan rezim Soeharto,20 14 pendukung setia menolak bergabung dalam kabinet reformasi Soeharto. Pembelotan ini terjadi terbukti dengan surat yang mereka tujukan kepada Soeharto. Berikut salinan lengkap dari surat yang mereka buat:

Hal: Pembentukan Kabinet Baru Jakarta 20 Mei 1998 Kepada Yth. Bapak Presiden RI

Dengan hormat

Bersama surat ini dengan hormat kami laporkan bahwa setelah melakukan evaluasi terhadap situasi akhir-akhir ini terutama di bidang ekonomi, kami berkesimpulan bahwa situasi ekonomi kita tidak akan mampu bertahan lebih dari 1 (satu) minggu apabila tidak diambil langkah-langkah politik yang cepat dan tepat sesuai dengan aspirasi yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat khususnya mengenai reformasi di segala bidang, seperti antara lain yang direkomendasi oleh DPR-RI dengan pimpinan fraksi-fraksi pada hari selasa, 19 Mei 1998.

Dalam hubungan itu kami bersepakat bahwa langkah pembentukan kabinet baru sebagaimana yang bapak rencanakan tidak akan menyelesaikan masalah. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati kami secara pribadi-pribadi menyatakan tidak bersedia diikutsertakan dalam kabinet baru tersebut.

Sebagai anggota Kabinet Pembangunan VII kami akan tetap membantu sepenuhnya pelaksanaan tugas yang Bapak emban dalam menyukseskan Catur krida Kabinet Pembangunan VII. Atas perhatian dan perkenan Bapak kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami,

1. Ir. Akbar Tanjung 2. Ir. Drs. AM. Hendropriyono, SH, SE, MBA 3. Prof. Dr. Ir. Ginanjar Kartasasmita 4. Ir. Giri Suseno Hadihardjono, MSME 5. Dr. Haryanto Dhanutirto 6. Prof. Dr. Ir. Justika S. Baharsjah, M.Sc 7. Dr. Ir. Kuntoro Mangkusubroto, M.Sc 8. Ir. Rachmadi Bambang Sumadhijo 9. Prof. Dr. Ir. Rahadi Ramelan, M.Sc 10. Subiakto Tjakrawedaya, SE 11. Sanyoto Sastrowardoyo, M.Sc 12. Ir. Sumahadi, MBA 13. Drs. Theo L. Sambuaga 14. Tantri Abeng, MBA


Sat May 23 10:39:37 1998
Subject: Re: jangan lupa!

Kami baru saja kumpul-kumpul di Bandung, dan, setelah melihat banyak sekali isu atau tuntutan kita semua, ada dua isu yang PERTAMA kita tuntutkan pada Habibie:

1. Kembalikan kekuasaan tertinggi pada rakyat (Keadilan Sosial dan Kedaulatan Rakyat)

2. Usut korupsi-korupsi, termasuk harta rakyat yang telah dijadikan kekayaan Soeharto (keluarga dan para pendukungnya).


Sat May 23 10:40:26 1998
From: "FreeFireFhung" freefire@geocities.com
Subject: Aksi Damai Mahasiswa Aceh

Salam perjuangan,

Kepada rekan-rekan seluruh nusantara kami informasikan bahwa sejak hari Jum'at pukul 14.00 sampai dengan 22.50 (sampai informasi ini ditulis), mahasiswa Aceh telah menduduki gedung DPRD Tk. I. Jumlah mahasiswa tersebut sebanyak 200 orang-dan malam ini terus bertambah dengan datangnya berbagai mahasiswa lainnya. Mahasiswa mulai bergerak menuju gedung DPRD Tk. I setelah melaksanakan shalat Jum'at di Mesjid Raya Baiturrahman, setelah melangsungkan shalat Jum'at secara bersama juga dilaksanakan sujud syukur atas berhentinya Soeharto. Dan selanjutnya berangkat untuk menduduki gedung DPRD Tk. I. Hingga berita ini di sampaikan belum terjadi hal-hal yang diluar keinginan kita semua. Mahasiswa yang berkumpul terus menuntut agar adanya pemeriksaan terhadap harta mantan Presiden RI yang kedua (Soeharto) serta berbagai kasus lokal yang diharapkan dapat diselesaikan segera, termasuk di dalamnya penyelesaian insiden Kuala Batee.

Demikian, Salam reformasi.

Afrizal Tjoetra Sekretaris Eksekutif


Sat May 23 10:40:29 1998
Subject: Dari pekarangan gedung MPR/DPR (fwd)

Friday, May/22/1998 ParokiNet: ROMBAK SISTIM POLITIK, REFORMASI EKONOMI & HUKUM!

Ini laporan seorang Romo yang langsung di lapangan. Mereka yang kalah pasti tidak mau mengalah begitu saja, melainkan membuat Indonesia sedemikian rupa hingga jadi karang abang. Isu SARA akan digunakan lagi. Sekarang ini sungguh-sungguh waktunya bagi rekan-rekan, khususnya rekan-rekan muslim, dan tokoh reformasi seperti Amin Rais dan Gus Dus menyatakan dan menunjukkan kepada seluruh bangsa bagaimana mengatasi SARA ini. Please take off my doubts and reservations, once for all, and we'll be behind you all the way!

+a.s.w

"Vaste monde, ma paroisse." (The Wide World, My Parish)" (Yves Congar, OP.)

Dari pekarangan gedung MPR/DPR

Tadi saya ke pekarangan gedung MPR/DPR. Kerumunan besar sekali. Saya masuk melalui pintu belakang. Sebetulnya saya sudah mau mengurungkan niat saya untuk pergi ke sana, karena diberitahu bahwa siang itu ada kiriman ribuan orang KISDI untuk berhadapan langsung dengan para mahasiswa. Bahkan dikatakan bahwa bentrokan itu sedemikian, sehingga saya dianjurkan untuk berangkat ke Kantor PB NU di Kramat untuk menyampaikan agar dicari tokoh-tokoh muslim yang dapat datang ke Senayan untuk merelai mereka dengan kata-kata yang memperdamaikan. Di Kantor PB NU saya bertemu dengan Sdr. Usman Sadiqin, SH Sek-Jen Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia. (Sore hari saya ketahui bahwa dia mencari tokoh-tokoh yang dapat datang dan berusaha merelai). Saya lanjutkan perjalanan ke Pos Ibu Peduli untuk menyerahkan bantuan. Dari sana saya ke Senayan. Tepat di pintu masuk sudah nampak orang-orang yang mengenakan ikat kepada dengan bertuliskan Reformasi Konstitusional (RK). Orang-orang berjalan hilir mudik di pelataran tetapi akhirnya semua menuju mesdjid. Sore itu, dari sebelah kiri gedung nampaklah barisan denga dikepalai dengan pembawa bendera hijau, kuning dengan gambar bulan sabit. Dengan teriakan Alahu Akbar, mereka menerjang menuju depan tangga. Konon siang tadi dalam bentrokan terdapat korban, antara lain seorang kepalanya harus dijahit. Pada penyerangan sore itu, mereka yang berada pada kubu Reformasi Damai (RD) berpegang teguh pada sikap non-violent. Secara fisik mereka kalah. Kelompok RK berhasil merebut panggung dan memasang poster: Yang melawan Habibie harus berhadapan dengan Islam dan ABRI. Dalam ketegangan itu Furum Generasi Muda NU berada pada RD. Ali Sadikin datang dan merelai mereka. Kelompok RK itu menerima Habibie, sedang RD tidak menerima orang itu sebagai presiden dan menghendaki sidang umum istimewa. Serorang teman saya, Muslim, melihat adegan orang-orang mengenakan sorban dan jubah arab dan orang berterikan Alahu Akabar, mengucap lirih:"Islam kok menjadi begini, ya..." dan saya lihat dari samping matanya berkaca. Di mobil saya katakan, mereka itu kiranya kurang informasi. Sesampai di rumah, seorang teman Muslim yang lain menelepon, menceritakan bahwa temannya melihat mereka yang tadi berbaris di bawah panji Reformasi Konstitusional itu, pada waktu mahgrib menerima upah Rp 50 ribu rupiah. Telepon berikut lagi mengatakan bahwa malam ini mereka yang masih tinggal di kawasan gedung DPR/MPR akan diusir keluar dan mahasiswa Trisakti yang mati akan diresmikan menjadi pahlawan nasional. Wah, pada saat orang-orang muda mau menghendaki agar dilakukan perubahan di segala bidang dan juga ketika orang mempersoalkan apakah Habibie ini seorang presiden Indonesia yang sah, pemerintah yang telah mengkooptasi reformasi juga akan mengkooptasi mahasiswa yang mati itu untuk meneguhkan keberadaannya. Apakah mahasiswa Trisakti memahami ini?

(identitas pengirim di hard drive saya)


Fri 22 May 1998 02:31:06 +0700
From: "FreeFireFhung" <freefire@geocities.com
Subject: Wawancara Jeff Winters

JEFF WINTERS TENTANG LENGSERNYA PRABU SUHARTO

T: Bagaimana pendapat Anda setelah mendengar Suharto turun dan Habibie naik?

J: Saya cuma bisa gembira selama 2 menit! Karena saya sadar bahwa kita masih harus bekerja keras sekali. Ekonomi Indonesia sekarang dalam keadaan yang sangat parah, butuh sekali kepercayaan dunia internasional. Sedangkan Habibie sudah dikenal sebagai tokoh yang idiot dan korup! Tidak mungkin pemerintahannya akan mendapat kepercayaan dunia internasional. Akibatnya krisis ekonomi ini akan terus berkepanjangan dan bangsa Indonesia akan semakin sengsara.

T: Apa ada pendapat lain yang mirip pendapat Anda?

J: Malam ini di televisi deplu AS mengatakan "Penyelesaian ini kurang ideal. Yang dibutuhkan Indonesia adalah pemilu yang baru." Pernyataan ini agak mengejutkan karena biasanya deplu AS itu sangat hati-hati. Tapi sekarang saya kira mereka juga melihat semacam perubahan semu, "change without change."

T: Bagaimana Anda sendiri memperkirakan perkembangan di hari-hari mendatang ini?

J: Yang paling berbahaya adalah kalau rakyat Indonesia bisa ditipu sekali lagi oleh taktik Suharto ini. Karena dengan mengangkat Habibie, sebenarnya Suharto sendiri masih tetap berkuasa di belakang layar. Cuma sekarang dia memakai Habibie sebagai bonekanya dan sekaligus tamengnya. Jadi setiap kali kita dengar Habibie bicara atau memutuskan sesuatu sebenarnya dia cuma menjalankan pikirannya Suharto.

T: Ribuan mahasiswa masih bergerak di seluruh Indonesia. Apa yang sebaiknya mereka renungkan dalam saat bersejarah ini?

J: Pertama, para mahasiswa harus mengingat pengorbanan yang sudah diberikan oleh teman-teman mereka di seluruh Indonesia. Mereka yang membuka jalan untuk gerakan ini sudah difitnah, dihajar, digebug, dipentung, diinjak-injak, disemprot, disiksa, distrum, dan bahkan ditembak. Lalu ada ratusan korban di kalangan rakyat yang dibakar hidup-hidup. Masih belasan mahasiswa yang dipenjara atau hilang. Pengorbanan ribuan orang itu jangan dilupakan. Hanya dengan pengorbanan itu gerakan mahasiswa bisa sampai ke tahapan sekarang ini. Kalau hasilnya cuma Habibie naik dan Suharto ada di belakang layar, itu berarti pengorbanan selama ini sudah sia-sia.

Kedua, jangan lagi mahasiswa terlalu memusatkan perhatian ke satu tokoh. Kita harus memahami dan kemudian melawan seluruh sistimnya. Kita harus terus berjuang. Tapi jangan lagi menghantam tokoh. Bongkar sistimnya! (Habis, wawancara 21 Mei 1998).***


Sat May 23 10:39:42 1998
From: "FreeFireFhung" <freefire@geocities.com>
Subject: #boneka baru #

Temen-temen,

Ini dari Mas Pris Tempo, mo' dibikin stiker boleeeh..... mo' dibikin kaos, boleeeh.... (bilang aja, nanti dikirimin file yang lebih besar supaya hasil sablon/cetaknya lbih afdol) mo' dibikin spanduk, boleeeeeh.......

salam REFORMASI DAMAI & TUNTAS ! FF :-)
harto.gifhbbmail.gif


Thu May 21 14:01:26 1998
From: Gerakan Sarjana Jakarta <GSJ@thepentagon.com>
Subject: GSJ - Pernyataan 21 Mei 1998

Pernyataan Gerakan Sarjana Jakarta
21 Mei 1998

Pada hari ini, Kamis, tanggal 21 Mei 1998, di Istana Merdeka Jakarta Jenderal Soeharto telah menyatakan berhenti sebagai Presiden Republik Indonesia. Menyambut pernyataan tersebut dan menimbang adanya hal-hal yang tidak sah, perlu dilakukan suksesi yang konstitusional untuk menjamin pemerintahan yang akan melaksanakan reformasi total secara menyeluruh. Sehubungan dengan itu, Gerakan Sarjana Jakarta dengan ini menyatakan:

1. Menolak pengangkatan Habibie sebagai pejabat Presiden RI karena tidak sesuai dengan konstitusi dan dengan demikian pengangkatan tersebut tidak sah.

2. Menuntut MPR melaksanakan Sidang Umum Istimewa mencabut mandat Soeharto sebagai Presiden Republik Indonesia.

3. Menyerukan kepada ABRI, mahasiswa, dan seluruh rakyat Indonesia untuk tetap menjaga persatuan dan keutuhan bangsa serta terus berjuang dengan damai tanpa henti sampai suksesi kepemimpinan nasional dilakukan sesuai konstitusi dan tuntutan reformasi terwujud secara menyeluruh.

Jakarta, 21 Mei 1998
GERAKAN SARJANA JAKARTA
mailto:GSJ@thepentagon.com


Wed May 20 10:28:27 1998
From: "FreeFireFhung" <freefire@geocities.com>
Subject: [Fwd: 20 Mei di Gedung MPR]]

Saya dapat amanat dari Solidaritas Professional Untuk Reformasi untuk menkonfirmasi undangan ke Gedung MPR/DPR besok, 20 Mei 1998.

Berkumpul di Lobby DPR/MPR (bukan di Bursa Efek Jakarta seperti yang diberitakan sebelumnya), Jam 9 pagi - Untuk temu Fraksi ABRI pukul 9:30 Silahkan datang sendiri-sendiri atau berkelompok.

FYI, Solidaritas Profesional Untuk Reformasi menyatakan sikap profesional terhadap krisis di Indonesia pada hari ini, 19 Mei 1998 di Plaze Gedung Bursa Efek Jakarta. Aksi berlangsung tertib dan aman, walau ada provokasi dari beberapa orang yang ingin aksi dilanjutkan dengan berjalan bersama ke DPR. Tapi berkat bujukan Marinir dan kawan-kawan sukarelawan, massa yang berjumlah sekitar 300 orang berhasil dibubarkan.

Terima-kasih kawan-kawan atas dukungan anda untuk reformasi damai di Indonesia.

Kami juga membuka pos relawan profesional untuk reformasi. Sumbangan yang kami terima adalah air putih (aqua gelas). Seluruh sumbangan dapat ditujukan ke Jl. Danau Mahalona E-II NO. 71, Bendungan Hilir. Telp. 570-3906. Untuk korespondensi silahkan hubungi saya melalui e-mail : sita@cbn.net.id.

Mari kita dukung perjuangan mahasiswa dengan menyumbang sekuat kemampuan kita.

Wassalam, Sita


Tue May 19, 1998
Subject: Situasi

Hallo H,

saya hanya ingin menginformasikan bahwa pergelaran gamelan kami tgl 20 Mei di Stuttgart akan disajikan sebagai konser solidaritas dengan para pejuang reformasi di Indonesia. Saya akan membuat sedikit pidato sebelumnya dan kami akan menyebarluaskan berbagai tulisan yang menginformasikan orang (kalau ada sesuatu spesifik yang ingin ditulis, kasih tahu saja). Selain ini, akan kami mencoba mengoleksikan uang untuk proyek bantuan di Bandung. Saya akan menawarkannya khususnya untuk obat-obatan. Saya sedikit ingin menceritakan bahwa salah seorang yang paling aktif adalah mantan penari bersama gamelan kami, mudah-mudahan akan membantu.

Salam hangat dan selamat berjuang dan selamat menang tanpa korban

Prof. D.M


Mon May 18 13:41:20 1998
From: "FreeFireFhung" <freefire@geocities.com
Subject: Fw: Prajurit pribadi Prabowo

Kawan-kawan,

Ini cerita yang saya dengar dari sumber-sumber saya di Indonesia. Benar-tidaknya, masih harus dicek dengan sumber-sumber lain, termasuk oleh segenap pembaca berita-berita e-mail di Indonesia. Namun agar menambah kewaspadaan kawan-kawan mahasiswa di Indonesia, saya rasa saya punya kewajiban moral untuk menyampaikan ke kalian, yang langsung berada di garis terdepan. Juga saya harapkan bahwa Komnas HAM, YLBHI, dan PBHI bersedia untuk menceknya ke sumber-sumber di ABRI. Semoga saja tidak benar.

TENTARA PRIBADI PRABOWO, CAKRABIRAWA ORDE BARU

Letjen Prabowo Subianto (mungkin atas inisiatif sendiri, mungkin pula atas perintah mertuanya) membina "tentara pribadi" yang terdiri dari tiga kelompok:

1. Kelompok inti yang terdiri dari drop out tingkat dua dan tiga Akabri Darat di Magelang. Mereka ini disebut sebagai anak-anak Tidar.

2. Kelompok pendukung yang terdiri dari anak-anak pensiunan ABRI yang gagal di sekolah dan bisnis. Resminya mereka ditampung sebagai karyawan Bimantara atau perusahaan anak-anak dan cucu Suharto lainnya.

3. Kelompok yang bergerak di tingkat bawah adalah murid-murid berbagai perguruan silat di Jawa, khususnya Jawa Barat.

Sebagaimana anda ketahui, Prabowo secara resmi adalah Ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia) dan penunjukan dia di sana adalah berkat jasa Wismoyo Arismunandar yang Ketua KONI dan ipar Suharto.Prabowo meminta kepada beberapa perguruan silat di Jawa untuk mengirim limasiswa terbaiknya untuk dilatih oleh Kopassus (ketika ia menjadi KomandanKopassus), antara lain di Serang.

Mereka itulah yang antara lain digunakan untuk menggerakkan kerusuhan di Tasikmalaya, Rengasdengklok, dsb. Kerusuhanini terutama ditujukan untuk menekan Gus Dur agar mau meninggalkan Fordem. Begitu Gus Dur dekat dengan Tutut, kerusuhan itumendadak padam dan hilang dari mana-mana?

Gus Dur ketika itu mengatakan pada informan saya bahwa ia mendekat Tutut bukan mau mendekatkan NU dengan Golkar, tetapi untuk menolong Kiai-Kiainya agar tidak selalu ditekan oleh ABRI sebagaipenggerak kerusuhan. Ia bilang, kalau mau mendekatkan NU dengan Golkar tentuia lebih memilih Harmoko.

Selain alasan di atas, ada kepentingan pribadi Gus Dur yaitu untuk menghancurkan perlawanan Abu Hassan yang memang didukung oleh Cendana. Sejak kerusuhan mereda, serangan dan dakwaan Abu Hasan juga tidak pernah mencuat lagi dan Suharto pun mau berjabat tangan dengan Gus Dur.

Kembali ke cerita tentang Anak Tidar. Anak anak Tidar ikut membina siswa pesilat dan mengawasi gerakan tersebut tetapi tidak boleh ikut terlibat didalamnya. Seorang pimpinan perguruan silat yang menolak untuk mengirim siswanya untuk keperluan tersebut telah diancam, dan bahkan diteror oleh anak-anak Tidar tersebut. Antara lain diancam akan dibunuh dan isterinya akan diperkosa di depan matanya sebelum ia dibunuh. Guru silat tersebut kemudian menuruti kemauan Prabowo tetapi sampai saat ini mengalami shock psikis.

Siswa-siswa silat yang dibina anak Tidar dan Kopassus ini pula yang kemudian digunakan untuk melakukan kerusuhan anti Cina dan merusak gereja di Jawa Barat beberapa waktu yang lalu, untuk mengalihkan amarah rakyat dari keluarga Cendana kepada Cina dan Keristen. Begitu Clinton mengajukan protes kepada Suharto mengenai kerusuhan itu, tiba-tiba kerusuhan itu berhenti begitu saja. Padahal, kalau memang aksi itu merupakan aksi spontan rakyat, sangat sulit untuk dihentikan secara mendadak seperti itu.

Dalam pertemuan antara KISDI dengan Prabowo di sarang Kopassus, yang hadir terutama adalah siswa-siswa pesilat tersebut. Sore itu mereka disuruh kumpul di beberapa Gelanggang Remaja kemudian dijemput truk Kopassus (yang juga berisi beberapa Kopassus) untuk dibawa ke Cijantung.

Setiap siswa yang datang dalam pertemuan itu mendapat uang lelah sebesar |lima ribu rupiah per orang. (Mungkin juga mereka mendapat uang "operasi" semacam itu ketika menggerakkan kerusuhan). Prabowo sendiri tidak berpidato bernada anti Cina atau anti - CSIS, tetapi ia menggunakan Husain Umar,Anwar Tjokroaminoto serta Lukman Umar untuk membakar hadirin dengan retorik yang anti Cina, anti CSIS dan anti-Kristen.

Biaya untuk berbagai operasi tersebut didukung oleh Bimantara, dan beberapa perusahaan anak dan cucu Suharto serta dari adik Prabowo Subianto (Hasyim Djojohadikusumo).

Anak Tidar ini memiliki ketrampilan militer dan masing-masing dilengkapi handphone dan HT (handy talkie), yang konon sumbangan Tutut. Kendaraan dinas mereka adalah Kijang atau Panther.

Bukan tidak mungkin bahwa yang melakukan penculikan berbagai aktivis baru-baru ini adalah mereka itu. Mereka pula yang digunakan untuk ikut bergabung dengan "massa" sewaktu menyerbu Kantor PDI tanggal 27 Juli 1996 yang lalu. Mungkin mereka pula yang melakukan penusukan kepada orang-orang yang bertahan dalam gedung PDI dan menculik yang hilang.

Pimpinan ABRI yang mendukung operasi tentara pribadi Cendana/Prabowo ini adalah Kapolri yang juga mantan ajudan Suharto. Menurut seorang Kapten Polri, rencana penyerangan 27 Juli itu dilakukan di Polda Metro Jaya. Ia mengeluh kelelahan karena selama beberapa hari ia nyaris tidak tidur dan tidak boleh pulang.

Dugaan bahwa cerita itu benar diperkuat oleh seorang sumber saya, yang kebetulan pernah mendengar percakapan dalam HT yang dibawa oleh seorang anak pensiunan perwira tinggi AD sewaktu sumber saya ikut dalam Kijangnya. Anak Abri tersebut bekerja di Bimantara. Dari HT terdengar antara lain kata-kata "saya sudah sampai di hotel". "Sasaran masuk ke hotel, dan saya menunggu di lobi". Tidak jelas siapa yang dimaksud dengan sasaran tersebut.

Anak purnawirawan ABRI itu juga tidak mau mengatakan mengapa HT-nya berbicara seperti itu. Ia hanya mengatakan bahwa kebetulan ia dapat menangkap gelombang HT-nya petugas-petugas Kodam Jaya.Apakah benar mereka petugas Kodam masih dapat diragukan karena semua instansi ABRI menggunakan call sign sandi. Gelombang HT yang kedengaran itu tidak mungkin ditangkap begitu saja tanpa HT distel untuk frekwensi tersebut


Mon May 18 10:29:52 1998
Subject: (Fwd) Penembakan Mhs USU & Pernyataan Wiranto

Penembakan Mahasiswa masih terus berjalan, sampai kemarin. Beritanya, Anda bisa lihat di koran Waspada Medan, http://www.waspada.com. Selain itu, saya menerima berita di bawah ini. Maaf jika redundan. Dan silahkan komentari, koreksi, jika ada berita yang berbeda. ---------- Pagi tadi (Minggu, 17 Mei 1998) Wiranto telah mengeluarkan statement tentang dukungannya terhadap gerakan reformasi, persis seperti yang telah diungkapkan oleh Pengurus PB NU dan tokoh-tokoh agama lainnya. Namun press statement tersebut diblokir oleh TVRI.

Siang ini pukul 12:00 Sarwono Kusumaatmadja akan mengeluarkan press statement di studio SCTV Kebun Jeruk, Jakarta, tentang keadaan saat ini dan besok. Harap tonton SCTV!!!

Besok para jenderal tua (dan mungkin diserta Wiranto) akan mendampingi mahasiswa turun ke jalan dari UI dan Trisakti menuju DPR dan/atau Istana

Negara.


Mon May 18 10:29:47 1998

Redaksi AJInews menerima pernyataan perwira TNI ABRI Angkatan 1945. Berikut pernyataan selengkapnya;

Pernyataan Perwira TNI-ABRI Angkatan 1945

1. Memperhatikan perkembangan Negara dan Bangsa Indonesia dewasa ini yang sudah jauh keluar dari cita-cita dan keinginan rakyat Indonesia pada umunya.

2. Tekad bangsa Indonesia untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen pada tahun 1966 ternyata tidak terlaksana seusai dengan harapan mayoritas bangsa Indonesia.

3. Bersama dengan tidak terlaksananya penegakkan Pancasila dan UUD 1945 telah terjadi penurunan moralitas dalam segala aspek kehidupan bangsa.

4. Memperlihatkan dan mendukung Aksi Mahasiswa di seluruh Indonesia untuk melakukan Reformasi di bidang politik, ekonomi, dan hukum.

Mengingat hal-hal tersebut di atas kami Perwira TNI ABRI Angkatan 1945 menyatakan:

1. Perlu Presiden Soeharto melaksanakan secara segera dan kongkrit pernyataan beliau sendiri mundur dari jabatan Presiden/Kepala Negara RI.

2. Realisasi peletakan jabatan Presiden tersebut dilaksanakan melalui penyelenggaraan Sidang Istimewa MPR secepat mungkin.

3. Sidang Istimewa MPR tersebut kemudian memilih pimpinan Negara Republik Indonesia yang baru yang menjamin perwujudan UUD 1945 dan Pancasila.

Jakarta, 15 Mei 1998 1. A. Kemal Idris, Letjen TNI (Purn.) 2. Ali Sadikin, Letjen TNI (Purn.) 3. M. Kharis Suhud, Letjen TNI (Purn.) 4. D. Pardjaman, Laksda TNI (Purn.) 5. Sayidiman S. Letjen TNI (Purn.) 6. Himawan Soetanto, Letjen (Purn.) 7. Bambang Triantoro, Letjen TNI (Purn.) 8. Prof. Harun Zen, TRIP Jawa Timur 9. Hoegeng Ian Santoso, Jen Pol (Purn.) 10. Rudini, Jen TNI (Purn.) 11. Solichin GP, Letjen TNI (Purn.) 12. Ashadi Tjahjadi, Marsekal TNI (Purn.) 13. Kusparmono Irsan, Mayjen Pol. (Purn.) 14. Wijogo Atmodarminto, Letjen TNI (Purn.) 15. Sukardi, Marsekal TNI (Purn.)


Mon, 18 May 1998 16:56:52 +0700
From: Gerakan Sarjana Jakarta <GSJ@thepentagon.com
Subject: GSJ - Undangan Aksi 19 & 20 Mei 1998

KIBARKAN MERAH PUTIH 1/2 TIANG SAMPAI SUKSESI KEPEMIMPINAN NASIONAL

GERAKAN SARJANA JAKARTA mailto:GSJ@thepentagon.com

(1) UNDANGAN AKSI 19 MEI 1998

Krisis yang melanda Indonesia saat ini telah menghempaskan bangsa Indonesia ke dalam jurangh kemiskinan yang menyengsarakan rakyat. Jika rakyat tidak berjuang untuk melepaskan diri dari krisis nasional ini, dalam jangka panjang hal ini akan mengancam kelangsungan hidup bangsa dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Sebagai warga negara yang nasionalis dan bertanggungjawab, kaum profesional Indonesia perlu berperan aktif dalam usaha-usaha memperjuangkan reformasi Indonesia. Karena itu, Gerakan Sarjana Jakarta bersama Solidaritas Profesional untuk Reformasi mengundang Saudara-saudara untuk menghadiri aksi bersama segenap karyawan/profesional di Jakarta yang akan dilaksanakan pada:

Hari/tanggal: Selasa, 19 Mei 1998 Waktu : 12.00-12.45 (jam makan siang) Tempat : Halaman Gedung Bursa Efek Jakarta (sisi Sudirman) Acara : Aksi Profesional, Pembacaan Pernyataan, Pers Release, Tanda Tangan di Spanduk Reformasi

Jika anda merasa penghasilan anda berkurang nilainya terhadap dolar, usaha anda tersendat-sendat, pekerjaan anda terancam, dan beban anda semakin berat, mari bergerak bersama. Tanpa mengorbankan jam kerja anda, hadirilah acara aksi damai tersebut. Kehadiran Saudara-saudara akan menentukan kebangkitan kelas menengah Indonesia pro reformasi. Hal ini akan meningkatkan kekuatan rakyat bersama (people power) yang akumulasinya dapat menjamin terwujudnya suksesi dan reformasi total Indonesia.

Salam Reformasi! GERAKAN SARJANA JAKARTA mailto:GSJ@thepentagon.com

(2) UNDANGAN AKSI 20 MEI 1998

Segenap rakyat Indonesia diundang ke Gedung DPR Senayan untuk menghadiri AKSI AKBAR RAKYAT INDONESIA yang akan dilaksanakan pada:

Hari/tanggal: Rabu, 20 Mei 1998 Waktu : 11.00 - selesai Tempat : Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta Acara : Aksi Damai, Pembacaan Pernyataan, Pers Release Misi : Mendesak DPR/MPR untuk melaksanakan Sidang Istimewa secepat mungkin untuk mengganti Soeharto sebagai Presiden agar reformasi total Indonesia dapat segera diwujudkan.

Saudara-saudara kami himbau untuk tidak menodai perjuangan reformasi dengan terpancing isu, hasutan, dan provokasi yang akibatnya akan memperlemah perjuangan. Diperkirakan ratusan ribu sampai 1 juta orang akan bergerak ke DPR untuk mendesak pengunduran Soeharto sebagai presiden. Cara pertama adalah melalui mekanisme Sidang Istimewa. Aksi akan dilakukan secara TERTIB dan DAMAI.

Salam Reformasi! GERAKAN SARJANA JAKARTA mailto:GSJ@thepentagon.com


Mon May 18 10:29:45 1998
From: Sutrisno Murtiyoso <sumur@kami.com Subject: Re: Penjarahan

Dari seorang teman:

My friend's letter:

rumahku di blakang Goro, kemaren sibuk ngeliatin penjarah, kulkas diangkut, TV 29", microwave, sampe ke tissue2.... ada delman yg ngangkut kompor gede banget, ada juga mobil kijang (yg pastinya bukan punya rakyat kecil) dengan ibu2 berbaju rapi + anak2nya ikutan njarah bolak-balik Goro, sementara nggak ada satu pun tentara! Sedih juga liat kebodohan macam begitu, pegawainya nangis nggak tau mo makan apa besok, lewat di depan rumah.. Salut sama Tommy S, dia jauh lebih pintar! dia udah jual Goro ke Inkop, koperasi milik orang2 kecil juga 2 minggu yang lalu, disiarin di TV lagi! Uang hasil BPPC dikembaliin ke Inkop, trus Inkop disuruh beli Goro..... dan sekarang dijarah habis sampe ke talang aer + jendela2nya dan dibakar! Tommy sudah lari bersama duitnya... cerianya dunianya!!!


Sun May 17 11:25:31 1998
From: Arsitektur Indonesia <arsitektur@indonesia.crosswinds.net>
Subject: Pernyataan Sikap ITB

PERNYATAAN SIKAP
Staf Pengajar Institut Teknologi Bandung

Demi menjaga persatuan dan kesatuan, mengembalikan martabat bangsa dan negara Republik Indonesia, serta menumbuhkan harapan akan kehidupan bangsa yang berkeadilan, maka dengan memohon ridho Tuhan Yang Maha Esa, Kami, Staf Pengajar Institut Teknologi Bandung memberikan pernyataan sebagai berikut :

1. Tidak mempercayai lagi kepemimpinan nasional Jenderal Besar (purn). Haji Muhammad Soeharto
2. Mendesak Presiden Soeharto untuk segera mengundurkan diri dan menyerahkan kembali mandat kepresidenan kepada Majelis Permusyawaratan Rakyat.
3. Menghimbau seluruh staf pengajar dan alumni Institut Teknologi Bandung yang menjadi anggota Kabinet Pembangunan VII untuk segera mengundurkan diri dari jabatannya.

Demikianlah pernyataan Kami, Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi Bangsa Indonesia.

Bandung, Aula Timur ITB, 16 Mei 1998
Kami yang menyatakan.

Staf Pengajar ITB
ttd. terlampir


Sun May 17 11:24:42 1998
From: "FreeFireFhung" <freefire@geocities.com>
Subject: Fw: INFO PEMBEBASAN : Pangab Menolak "Jakarta LUMPUH" INFO PEMBEBASAN

PANGAB JEND. WIRANTO MENOLAK ISTILAH "JAKARTA LUMPUH" RAKYAT : JAKARTA LUMPUH

Berikut adalah kumpulan informasi tentang situasi Jakarta yang berhasil dikumpulkan oleh sumber INFO PEMBEBASAN.

Di mana-mana terlihat bendera setengah tiang dikibarkan di depan rumah penduduk. Mereka mengecam penembakan atas penembakan enam mahasiswa Universitas Trisakti tanggak 12 Mei kemarin dulu.

Hari Kamis 14 Mei 1998 mahasiswa maupun rakyat tetap mengadakan aksi protes. Jakarta rusuh tak terkendali dan makin tidak terkendali. Pembakaran Pmobil dan toko terjadi di mana-mana. Para karyawan dan anak sekolah dipulangkan. Hampir semua jalan utama ditutup. Satu-satunya jalan yang tetap digunakan adalah jalan tol. Sepeda motor pun ikut masuk jalan tol, yang sekarang menjadi gratis, tanpa dipungut biaya.

Pada siang hari, hanya jalan tol yang relatif aman, bebas kerusuhan. Namun, menjelang sore hari jalan tol pun telah dikuasai massa. Setidaknya empat mobil dibakar sore tadi. Dengan demikian, transportasi benar-benar lumpuh. Sebagian besar karyawan pulang kantor dengan berjalan kaki. Tidak ada kendaraan sama sekali yang beroperasi. Jalan tol pun sudah tidak bisa dilalui.

Kerusuhan diperkirakan dimulai pukul 09.00 pagi di kawasan Grogol.

Gas air mata disemprotkan di mana-mana. Radio dan televisi tetap menyiarkan laporan pandangan mata mengenai apa yang terjadi. Toko, gedung, bank, maupun toko serba ada (supermarket) di seluruh Jakarta, seperti yang berada di kawasan Hayam Wuruk, Gadjah Mada, Sudirman, Thamrin, Matraman, Salemba, dan Cilitan habis dibakar massa. Bahkan di Jakarta Utara seluruhnya habis ludes dibakar massa.

Kerusuhan bahkan telah merambat hingga ke luar Jakarta, antara lain ke Bekasi. Di sini, toko, supermarket, dan bank tidak luput dibakar massa. Angkutan macet total. Orang harus bepergian dengan berjalan kaki. Kadang terlihat satu atau dua mobil pribadi yang bergerak dalam jarak dekat dengan ditumpangi penuh oleh massa.

Rakyat di mana-mana, termasuk di kampung dan kompleks perumahan, menanti di luar rumah masing-masing. Mereka berkerumun di jalan, bercakap-cakap satu sama lain, sambil mengumpat Soeharto beserta keluarganya. Bahkan terdengar mereka tidak takut bercerita habis ikut membakar toko atau bangunan lainnya. Mereka merasa berada di atas angin karena aparat militer tak berdaya. Ada satu dua tentara atau polisi yang sedang berada di luar kesatuan, namun mereka terlihat takut terhadap rakyat.

Memang kadang terdengar bunyi tembakan bertubi-tubi di beberapa tempat. Menurut rakyat sekitar, ada beberapa orang yang ditembaki. Sesekali rakyat lari menjauh jika mendengar bunyi tembakan, tapi kemudian setelah itu kembali membentuk titik-titik pertemuan.

Hingga pukul 09.37 malam tanggal 14 Mei, dilaporkan banyak karyawan serta anak sekolah yang belum pulang rumah akibat tidak ada angkutan. Mereka terpaksa harus berjalan kaki. Jalan-jalan dipenuhi oleh lautan manusia, yang sebenarnya sangat potensial mendorong timbulnya huru-hara. Lautan manusia inilah yang menyulitkan militer untuk mengendalikan situasi. Jalan-jalan diblokade massa dengan mobil-mobil yang dibakar.

Sementara itu, berita kembalinya Soeharto dari Cairo, Mesir, malam tadi telah mengundang massa untuk mendatangi Bandara Halim Perdanakusumah dan Bandara Kemayoran. Mereka nampaknya ingin berhadapan dengan Soeharto. Tidak ada informasi apapun apakah massa juga bergerak ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Namun, diperoleh keterangan bahwa kawasan sekitar Cengkareng pun habis dibakar massa.

Kemudian, terbetik kabar bahwa Soeharto telah tiba di Bandara Halim Perdanakusumah. Namun, seorang yang baru saja kembali dari Halim mengatakan bahwa Soeharto berhasil diamankan dengan menggunakan helikopter.

Kamis malam diberlakukan jam malam di Jakarta. Ada kekhawatiran bahwa saluran telephone akan diputus seperti terjadi pada 27 Juli 1996 ketika saluran telephone diputus selama beberapa hari. Di beberapa tempat diumumkan bahwa akan ada pemutusan saluran listrik.

Dimana-mana penduduk bersorak-sorai sambil berjalan kaki jalan kaki dengan membawa barang-barang seperti televisi, kulkas, bahan makanan, dan lain-lain. Banyak bank dan anjungan tunai mandiri (ATM) dibuka paksa dengan menggunakan benda-benda keras. Tidak ada satupun pusat perekonomian yang tidak diamuk massa, kecuali yang berada di kawasan Jalan Thamrin. Namun semua kantor di kawasan ini ditutup. Penduduk yang menonton kesibukan yang ada menyoraki penduduk lainnya yang membawa barang-barang yang diambil dari toko. Bahkan sebagian ada yang membantu membawakan barang-barang tersebut.

Pernyataan Soeharto seperti yang disiarkan stasiun televisi berulangkali bahwa ia siap mengundurkan diri jika rakyat sudah tidak mendukungnya lagi, mengundang komentar dari rakyat di jalan-jalan. Reaksi yang muncul dari pernyataan itu adalah bahwa rakyat bertambah marah karena dengan demikian Soeharto tidak bertanggungjawab atas segala malapetaka yang diderita rakyat kebanyakan.

Pernyataan Soeharto itu ditanggapi dengan konferensi persi oleh Ketua Umum DPR/MPR besera para ketua fraksi. Ketua DPR/MPR, Harmoko, menyatakan bahwa jika Soeharto mundur maka hal tersebut harus dilakukan melalui mekanisme yang ada, yakni dengan Sidang Istimewa atau Sidang Umum MPR.

Sementara, Panglima ABRI (Pangab)) memberikan konferensi pers menjelaskan tentang situasi terakhir. Ia menolak digunakanannya istilah "Jakarta LUMPUH", namun juga tidak mengatakan bahwa situasi terkendali. Dia menyebutkan bahwa sudah diturunkan 300 satuan setingkat kompi, dan akan didatangkan pasukan dari luar Jakarta.

Selain di Jakarta dan sekitarnya, dilaporkan hampir di semua kota puluhan ribu mahasiswa turun ke jalan. Di Yogya pada 13 Mei mahasiswa tumpah ruah ke jalan. Diperkirakan 70 orang mengalami luka dan 4 lainnya menjadi korban tembakan, namun tidak dilaporkan adanya korban jiwa. Aksi juga tetap dilanjutkan hingga tanggal 14 Mei.

Namun demikian, televisi melaporkan bahwa terjadi penembakan baru terhadap penduduk sipil. Bahkan disebutkan telah jatuh korban jiwa lagi. Disebutkan juga bahwa lebih dari 500 bangunan hangus terbakar. Belum lagi terhitung jumlah kendaraan bermotor yang menajdi sasaran pelampiasan kemarahan massa.

Dapat disebut daerah-daerah yang dilanda kerusuhan antara lain :

1 . Slipi - Palmerah - Grogol 2 . Matraman - Salemba - Jatinegara - Dewi Sartika - Otista - Senen 3 . seluruh Jakarta Utara 4 . Pasar Minggu 5 . Halim - Cililitan - Pondok Gede - Lubang Buaya 6 . Bekasi - Pondok Ungu - Pekayon - Kalimalang 7 . sekitar Tanah Abang hingga Gadjah Mada 8 . Sawah Besar - Pecenongan - Glodok - Mangga Dua - Sunter - dan seluruh Jakarta Utara.

Didapatkan informasi bahwa di Salemba kesatuan marinir menyatakan diri bergabung dengan rakyat. Mereka bersorak-sorai di jalanan bersama dengan massa. Hal ini membuat sebagian massa terilusi sehingga mereka meneriakkan, "Hidup Marinir ! Hidup Marinir !"

Hingga pukul 01.33 dinihari tanggal 15 Mei, diperoleh laporan bahwa pemberlakukan jam malmn tidak digubris oleh rakyat. Justru rakyat tetap berkerumun di gang-gang, jalan kecil, dan pinggiran jalan. Massa yang berkerumun membicarakan kerusuhan yang terjadi, serta membahas tentang pengunduran diri Soeharto. Mereka juga mengejek Pangab yang menolak menggunakan istilah bahwa "Jakarta LUMPUH." Nampak anak-anak muda berbondong-bondong menggunakan mobil, sepeda motor, atau berjalan kaki ke pusat-pusat kota.

Ancaman Pangab yang akan menindak keras pelaku kerusuhan dan pelanggar jam malam tidak membuat rakyat takut.

Penjarahan toko-toko tetap meluas bahkan hingga ke toko-toko kecil, setelah didapati toko serba ada telah habis ludes. Satu-satunya supermarket yang selamat adalah Sogo dan Sarinah yang berada di kawasan Thamrin. Sekitar dua belas panser disiagakan di Thamrin dan istana. Penjarahan juga merambat ke perumahan-perumahan mewah, Pondok Indah dan Bintaro. Kerusuhan yang telah meluas ke daerah-daerah pinggiran belum mengindikasikan bahwa kawasan pusat menjadi aman. Banyak karyawan yang tidak dapat pulang rumah harus tidur di kantornya. Para mahasiswa pun masih bertahan di kampus.

Para mahasiswa tidak terlibat dalam kerusuhan. Namun demikian, di Tanjung Priok ditemukan bahwa terlihat sejumlah orang menggunakan jaket almamater. Banyak yang meragukan mereka adalah sungguh-sungguh mahasiswa. Hingga malam hari mahasiswa hanya melakukan aksi di kampusi. Mereka tidak mau keluar dari kampus karena khawatir dikambinghitamkan sebagai biang kerusuhan. Ada upaya memprovokasi agar mahasiswa keluar dari kampus dengan cara melempari mereka dengan batu dari luar kampus.

Polemik tentang pengunduran diri Soeharto semakin malam semakin ramai. Tidak hanya para tokoh yang terlobat dalam pembahasan ini. Rakyat di jalananpun turut membicarakannya. Mereka berpendapat bahwa satu-satunya jalan keluar adalah bahwa Soeharto harus diganti. Televisi menayangkan perdebatan antara Harmoko dengan Adnan Buyung Nasution mengenai pengunduran diri Soeharto. Adegan perdebatan dimana Harmoko yang dilecehkan oleh Adnan Buyung disensor.

Mantan Menteri Lingkungan Hidup, Sarwono Kusumaatmadja pun berbicara keras. Dia menyebutkan bahwa sudah semestinya Soeharto mengundurkan diri. Ditambahkan pula bahwa Pangab harus bertangungjawab atas kasus penembakan enam mahasiswa Universitas Trisakti, kasus Unid, serta kasus pembunuhan Marsinah.

Jalan keluar atau masuk kota Jakarta ditutup untuk menghindari datangnya arus massa dari luar Jakarta-Bogor-Tangerang-Bekasi (Jabotabek) yang semakin banyak.

Sementara, Bandara Soekarno-Hatta dipenuhi massa. Banyak mobil bandara dibakari.

Banyak mobil di Pulau Gadung yang habis dibakar. Hampir semua taksi ditarik ke polling untuk menghindari tindakan pembakaran oleh massa.

Mulai muncul kepanikan terhadap kemungkinan kekurangan sembilan bahan pokok (sembako) yang semakin meluas akibat banyak toko dan supermarket yang menjadi sasaran penjarahan. Diperkirakan tidak akan ada aktivitas, terutama ekonomi, di Jakarta selama kurang lebih dalam seminggu mendatang.


Sun May 17 11:25:35 1998
From: "FreeFireFhung" <freefire@geocities.com
Subject: Fw: Semoga membantu

FITNAH DILAWAN DENGAN DATA
Fitnah yang mengkaitkan aksi mahasiswa dengan kerusuhan itu pasti akan dicoba oleh kelompok Cendana. Mungkin dengan juru bicara "Three in one" itu: Feisal Tanjung, Prabowo dan Sjafrie. Usaha sejenis sudah pernah dicoba dalam Peristiwa Medan.

Para aktivis bisa mulai melawan fitnah itu dengan DATA-data lapangan yang AKURAT. Jangan dengan 'gosip.' Datakan dengan cermat dan kalau ada sampaikan juga bukti-bukti seperti foto atau rekaman video, laporan saksi-saksi mata yang akurat (dimana, jam berapa tepatnya, berapa banyak, apa ciri-cirinya, pakai kendaraan apa, dsb). Data-data itu bisa disalurkan ke beberapa penerbitan, ke Komnas HAM, ke media luar negeri, ke media mahasiswa, dsb.

Begitu juga mengenai laporan tentang "Penembak Misterius" di Trisakti itu. Harus punya bukti-bukti yang TAK BISA DIBANTAH. Misalnya laporan otopsi, foto keadaan jenasah, laporan saksi-saksi mata, dsb. Adanya penembak misterius ini akan sangat menentukan, sangat kritis karena (seperti juga kasus penculikan), ini bisa menjadi titik kritis dalam perpecahan ABRI. Dalam pernyataannya berulang kali Pangab bilang, "Tidak ada perintah menembak." Dan, "Kalau ada penyimpangan akan diberikan sangsi yang tegas." Kapolri juga menyatakan, "Seluruh jajaran Polri tidak ada perintah menggunakan peluru tajam!"

Dilihat dari sudut perpecahan Wiranto lawan Prabowo, isu penembak misterius (seperti juga kasus penculikan) itu akan sampai pada SIAPA YANG BERTANGGUNG JAWAB. Kalau Wiranto bisa membuktikan ada PASUKAN YANG BERGERAK DI LUAR KOMANDO PANGAB, maka dia akan bertambah kuat. Itu bisa menjadi senjatanya untuk menggempur Kopassus, markasnya Prabowo.

PERPECAHAN ABRI Pernyataan terakhir Wiranto, di Cilangkap 14 Mei, "Yang terbaik buat rakyat, terbaik buat ABRI. Mari sama-sama berjuang untuk reformasi." Itu indikasi klik Wiranto sudah mau "bergabung" dengan gerakan reformasi. Dan dalam pernyataan itu sama sekali tidak ada usahanya untuk mengkaitkan aksi mahasiswa dengan kerusuhan. Dia juga bilang, "ABRI akan mengusut tuntas kasus Trisakti."

Kita harus pahami perpecahan di kalangan elite ABRI itu seperti dinamika dalam kelompok lainnya. Pasti sudah ada 10-20% yang berpihak pada salah satu klik. Sisanya, mayoritas yang 60-70% itu, akan mengambil sikap "wait and see." Kalau klik Wiranto bisa membuktikan tindak-tindak indisipliner dari klik Prabowo, maka akan semakin banyak yang berpihak pada dia. Media bisa sangat membantu dengan mempublikasikan data-data yang mereka punya.

Kelompok paling penting yang sedang berusaha direbut hatinya oleh kedua klik itu adalah AKABRI lulusan 75 dan 76, mereka yang sekarang memegang komando dalam batalion dan brigif. Kalau Wiranto atau Prabowo bicara, harus dipahami bahwa "audience" mereka yang paling penting adalah para Danyon dan Danbrigif itu yang pangkatnya letkol dan kolonel.

JANGAN TERPAKU PADA 20 MEI Ini jam-jam yang sangat kritis. Jangan terpaku pada acara 20 Mei yang masih 4 hari lagi! Setiap jam bisa ada perubahan. Karena itu para aktivis lebih baik bekerja terus (memantau perkembangan, menjaga jaringan kerja, membangun kontak-kontak baru, dsb) untuk memahami situasi lalu menyusun agenda mereka dari jam ke jam. Jangan terpaku pada 20 Mei, itu bisa membuat para aktivis menjadi lengah dalam saat-saat yang sangat kritis.

MAR ITU TIDAK PENTING Dari pernyataan AR, "Saya tidak membuat komitment apapun dengan Prabowo," itu mengisyaratkan dia sudah punya semacam komitmen dengan klik Wiranto. Dan tanpa kehadiran GD dan Mega, maka MAR hanya akan menjadi "sayap sipil" dari klik Wiranto. Bukan itu yang seharusnya dibentuk. Yang seharusnya dibentuk adalah KOALISI SIPIL YANG CUKUP KUAT UNTUK BERUNDING DENGAN ABRI. Tanpa kehadiran GD dan Mega, MAR belum berhasil menggalang koalisi sipil yang besar dan kuat. Jadi sekarang ini MAR tidak begitu penting. Jangan habiskan enerji juga untuk menghantam Adi Sasono dkk. Dia akan tersingkir dengan sendirinya!

KEMUNGKINAN PALING BURUK Sudah terlihat tanda-tanda Suharto bakal bertahan. Itu berarti dia yakin masih punya pasukan yang cukup kuat di belakangnya. Paling mungkin adalah Kopassus dan Kostrad! Bukan tidak mungkin dia akan menggeser Wiranto lalu menaikkan Prabowo dkk. Saya sendiri pikir naiknya Prabowo itu tidak mungkin bertahan lama. Pasti akan disambut dengan demo-demo yang bakalan sangat keras! Tapi dalam waktu yang singkat itu gerakan akan diprovokasi untuk dihantam!

Mengantisipasi itu saya harap usaha mendirikan "posko-posko" "suaka-suaka" dan "tim-tim relawan" itu harus terus dikerjakan dengan serius dan dengan meluas. Bukan hanya di Jakarta tetapi juga disebarkan ke kota-kota lain. Usaha ini harus dikerjakan dengan serius sekali, dan sedapat mungkin secara DI BAWAH TANAH! Gereja bisa banyak berperan dalam usaha mobilisasi seperti ini. Inilah cara menyelamatkan gerakan kalau keadaan berkembang menjadi lebih buruk lagi.

Kalau Prabowo tetap berkuasa, maka dia akan mengerahkan lagi "para penembak misterius" itu. Bagi para pimpinan aktivis, dalam hari-hari kritis ini harap selalu siap untuk bergerak di bawah tanah. Kontak-kontak, jaringan kerja, rumah aman, teknik menyamar, dsb harus mereka siapkan. Supaya masih bisa menjaga jaringan untuk mengkoordinir gerakan selama harus bersembunyi.***


Date: Sat, 16 May 1998 13:16:51 +0700
From: "FreeFireFhung" <freefire@geocities.com
Subject: Fw: 1.118 Bangunan Dirusak

SUARA PEMBARUAN DAILY

1.118 Bangunan Dirusak
Jakarta, 15 Mei
Sejak kerusuhan Kamis (14/5) pukul 08.00 hingga 22.00 WIB di wilayah Jakarta terdapat 634 bangunan rusak dan dibakar massa. Menurut catatan Pemda DKI, jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang rusak sebanyak 366 buah. Jadi total jumlah bangunan yang rusak selama Rabu (13/5) hingga Kamis (14/5) pukul 22.00 WIB mencapai 1.118 buah bangunan.

Menurut pemantauan Pembaruan hingga Jumat (15/5) siang penjarahan di kawasan Glodok masih berlangsung. Api masih menyala di beberapa bangunan.

Jumat pukul 08.20 massa membakar Pasar Palmerah milik PT Pasar Jaya dan menjarah isinya. Hal yang sama juga terjadi di ruko Pulo Mas pada pukul 09.00.

Dari Polda Metro Jaya Diperoleh keterangan, sekitar 570 tersangka penjarah dan perusuh diamankan di Mapolda. Mereka ditangkap petugas dari berbagai tempat di Ibukota dengan barang bukti hasil jarahan mereka dari plaza atau pun pusat perbelanjaan, dan toko-toko yang dirusak.

Para penjarah tersebut kini dalam pemeriksaan intensif aparat kepolisian Polda Metro Jaya. Mereka akan diproses sesuai hukum. Demikian dijelaskan Kadispen Polda Metro Jaya, Letkol Pol. Drs. Edward Aritonang, kepada Pembaruan Jumat (15/5) pagi.

Menjawab pertanyaan jumlah pos polisi maupun Polsek yang rusak akibat serangan massa, Kadispen Polda Metro Jaya belum bisa menjelaskannya karena laporan dari masing-masing wilayah belum masuk ke Polda Metro Jaya.

Kamis kemarin, massa melakukan aksi turun ke jalan. Sebagian di antaranya melakukan pengrusakan, pembakaran mobil, sepeda motor, rumah, toko, pusat-pusat perbelanjaan, serta melakukan penjarahan.

Menurut catatan Pemda DKI, sejak kerusuhan Kamis pukul 08.00 hingga 22.00 di wilayah Jakarta terdapat 634 bangunan rusak dan dibakar massa. Jumlah kendaraan baik roda dua maupun roda empat yang rusak sebanyak 366. Jadi total jumlah bangunan yang rusak selama Rabu hingga Kamis malam mencapai 1.118 bangunan.

Suasana Hari Jumat

Pertokoan dan gedung bank swasta di sepanjang Jalan Salemba, Matraman, Otista, Jumat masih ditutup. Jalan raya sepanjang jalan tersebut penuh dengan barang-barang bekas yang dibakar. Sedangkan mikro bus, seperti Kopaja, Metromini, dan bus reguler tidak beroperasi. Hanya beberapa mikrolet yang beroperasi.

Akibatnya para pekerja dan pelajar berjejer sepanjang jalan Matraman menunggu angkutan. Beberapa karyawan bahkan tidak berani ke kantor, karena khawatir akan terjadi aksi bakar-membakar seperti Kamis siang.

Yosefa, seorang PNS di kawasan Salemba dan Agnes, karyawan bank swasta di kawasan Senen, menuturkan mereka memutuskan tidak bekerja hari ini, dengan alasan angkutan tidak ada dan masih takut ke kantor.

Jumat pagi sebuah toko perlengkapan rumah tangga di Jatinegara dijarah. Mereka mengangkut barang-barang tersebut dengan menggunakan gerobak dorong.

Cengkareng

Masih situasi Jumat pagi, wartawan harian ini melaporkan, hampir seluruh pasar di Cengkareng, Tambora, Tamansari, Jakarta Barat sepi. Para pedagang takut membuka kios/losnya. Ini mengakibatkan ibu-ibu rumahtangga kesulitan mencari kebutuhan sehari-hari lainnya.

Selain itu, hampir seluruh jalan protokol dan jalan ekonomi di Jakbar lengang. Tidak banyak bus kota tak beroperasi, kecuali beberapa angkot dan Metromini/Kopaja yang mencoba beroperasi. Itu pun di daerah-daerah pinggiran seperti di Jalan Lingkar Luar dan Kembangan Raya.

Wali Kota Jakarta Barat, Drs. Sutardjianto, Jumat pagi menyampaikan rasa prihatin yang mendalam atas terjadinya kerusuhan yang akhirnya menjarah toko, pusat perdagangan dan sarana umum lainnya. Diserukan kepada warga Jakarta Barat agar tidak ikut-ikutan membakar, merusak dan menjarah, karena akibatnya akan merugikan warga sendiri, merugikan masyarakat banyak. Dianjurkan agar warga di masing-masing permukiman bersatu padu menjaga agar para perusuh dan penjarah tidak masuk ke permukiman penduduk.

Dijelaskan, sesuai hasil pendataan sementara sebagai akibat kerusuhan yang melanda Jakarta Barat dicatat 173 lebih mobil dibakar, 145 sepeda motor, delapan kator rusak dan dibakar, tiga kantor bank, pertokoan, 255 ruko, satu SPBU (pompa bensin), dua kantor pos polisi dan 37 rumah penduduk.

Rumah anak pengamat ekonomi Christianto Wibisono, di perumahan Pantai Indah Kapuk, Kamis, Jakarta Utara, juga turut dibakar dan dijarah. Setelah menjarah dan membakar rumah, mobil yang diparkir di garasi pun dibakar. ''Kasihan anak saya, cucu saya baru berumur dua bulan, harus menderita,'' ungkap Christianto Jumat pagi.

Kelapa Gading

Kompleks perumahan Kelapa Gading Permai di Jakarta Utara diamankan ratusan personel keamanan. Penjagaan ketat dimulai Jumat pagi setelah Kamis (14/5) tengah malam kompleks itu didatangi ratusan orang.

Penghuni perumahan sempat resah. Namun, petugas keamanan di kompleks yang bersisian dengan Pusat Perkulakan Goro Kelapa Gading itu, berhasil menghalau massa.

Keadaan mulai tenang Kamis tengah malam. Namun, sejak pukul 09.00 WIB Jumat massa kembali memenuhi Jalan Perintis Kemerdekaan.

Hingga Jumat dinihari, beberapa pertokoan di kawasan Glodok dan Mangga Dua masih terbakar. Sementara itu, pada waktu yang sama masih ada beberapa orang yang belum bisa membawa pulang barang jarahannya dari dua pertokoan itu.

Dari pengamatan di lapangan sekitar pukul 03.00 WIB, beberapa orang yang berhasil menjarah lemari es, TV, dan mesin cuci, belum bisa mengangkut barang jarahannya, sehingga mereka terpaksa bermalam di jalan, enggan meninggalkan barang jarahannya.

Di reruntuhan toko yang sudah dibakar massa, tampak beberapa penjarah masih melakukan kegiatannya hingga dini hari tersebut. Deretan pertokoan lainnya, yang belum sempat tersentuh perusuh, tampak dijaga ketat oleh pihak keamanan. Mereka melarang para pengguna jalan melewati bahu jalan terdekat dekat gedung.

Sepanjang Kamis, pengrusakan toko disertai penjarahan terjadi hampir di seluruh penjuru Jakarta. Di daerah Megaria, kerusuhan diawali massa yang membakar kantor pos polisi, yang terletak di bawah rel kereta api.

Perusuh kemudian menjarah Hero di Jalan Diponegoro. Mereka menghabiskan semua barang, termasuk mengambil lemari besi toko tersebut. Satpam toko tersebut memperbolehkan warga mengambil semua barang di toko, namun meminta supaya warga tidak membakarnya. Pada awalnya, permintaan itu dipenuhi, tetapi ketika barang habis, toko pun mulai terbakar.

Belum puas menghabiskan satu toko, penjarah memasuki toko batik Sawita, yang terletak di sebelahnya. Para penjarah membagikan barang jarahannya kepada warga lainnya. Sehingga dalam waktu tidak lama, banyak warga yang berkumpul di depan toko itu terlihat memakai blangkon.

Setelah penjarahan di toko kecil itu selesai, penjarah mulai merambah pertokoan Prada Menteng. Mereka mengambil semua yang bisa terbawa. Warga juga merusak show room mobil Timor di kawasan tersebut dan membakar mobil di dalamnya.

Kerusuhan juga melanda kawasan Pasar Baru, tepatnya di jalan Wiryopranoto dan Jalan Batu tulis. Sejumlah bank dirusak, demikian juga mobil-mobil di show room setempat, yang jumlahnya lebih dari 20 buah. Bank yang rusak di kawasan tersebut adalah BDNI, Bank Bira, Bank Guna, Bank Haga, Bank UIB, BCA, Bank SGP.

Rumah mewah di daerah Jakarta Pusat, termasuk rumah Liem Soei Liong di Jalan Gunung Sahari VII dan Subronto Laras di Kemayoran, dibakar massa.

Pertokoan Ramayana yang terletak di Koja, Jakarta Utara, tidak luput dari sasaran perusuh yang melempari dan menjarah seluruh isi toko. Bukan hanya di jalan-jalan besar, di jalan kampung pun mobil bagus yang melintas terkena amukan massa.

Aparat keamanan yang sangat terbatas jumlahnya berjaga-jaga di Jalan Gunung Sahari, depan pusat rekreasi Ancol.

Aksi kerusuhan dan penjarahan juga dilakukan di sepanjang Jalan Tomang Raya. Pertokoan dan perkantoran di kawasan tersebut tidak lepas dari aksi pelemparan, pembakaran, dan penjarahan massa. Mobil yang melintasi jalan tersebut dihentikan dan dibakar. Untuk mengantisipasi amukan massa, sejumlah perkantoran dan pertokoan menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya pahlawan reformasi dengan menuliskan besar-besar di pintu kantor atau pertokoan.

Di samping itu, untuk menghindari amukan rumah-rumah masyarakat yang bertempat di pinggir jalan utama memasang karangan bunga duka cita dan spanduk darurat mendukung reformasi. Jaksel

Suasana lalu lintas di wilayah Jakata Selatan hingga Jumat pagi masih sepi. Hampir seluruh penumpang angkutan umum telantar di pinggir jalan karena hanya Patas bus kota yang beroperasi.

Selain itu hampir seluruh sekolah, perkantoran dan toko-toko tutup. Sehingga banyak ibu rumah tangga mengeluh karena sulitnya memperoleh kebutuhan bahan pokok rumah tangga.

Suasana Terminal Pasar Minggu sangat ramai dengan mereka yang tidak terangkut bus kota. Sehingga mereka berjalan ke tempat tujuan masing-masing baik ke arah Lenteng Agung, ke arah Pancoran maupun ke arah Buncit Raya.

Menurut pengamat, ribuan penumpang yang telantar ini tetap mendapat perhatian yang serius dari aparat keamanan. Penjagaan terhadap pertokoan dan perkantoran yang terbakar Kamis kemarin tetap dilakukan.

Menurut pengamatan toko dan perkantoran yang terbakar adalah pusat perkulakan Goro Pasar Minggu, pertokoan Borobudur, 3 ruko di Pasar Minggu Center yang terdiri dari kantor BCA Souw room suzuki dan sebuah pusat pendidikan. Sedangkan didalam terminal yang musnah terbakar adalah pusat perbelanjaan Rmayana dan perbelanjaan Ttap Sgar.

Sedangkan sejumlah bank di asan Psar Mnggu antara lain Bank BNI, CIC, BCA dan beberapa bank lagi sampai Jumat pagi masih belum beroperasi.

Pasar Gelap

Pada Kamis malam sekitar pukul 22.30 WIB di daerah Kota, Jakarta Barat, banyak berdiri pasar gelap yang menawarkan barang-barang jarahan dengan harga sangat murah. AC 1,5 PK yang di pasaran biasa harganya mencapai Rp 3 juta lebih dijual hanya Rp 500.000. VCD juga dijual Rp 500.000, TV 29 inch juga dijual dengan harga yang sama.

Pasar Swalayan Hero di Jalan Gatot Subroto juga tidak luput dari amukan perusuh. Sekitar pukul 15.30, Kamis, massa mulai melempari gedung toko swalayan tersebut yang kemudian merusak pintu pagar, lalu dengan serentak massa menyerbu ke dalam toko.

Di gedung Manggala Wanabhakti, Senayan, Jakarta Pusat, puluhan orang menyaksikan pembakaran yang terjadi di kota Jakarta dari atap gedung. Dari atap gedung berlantai 17 tersebut, terlihat asap hitam membumbung di berbagai tempat.

Sepanjang Jalan Gatot Subroto dan MT Haryono (Slipi hingga Cawang), arus kendaraan pada pukul 13.00 terlihat sepi, namun kerumunan karyawan dan masyarakat menggerombol di sepanjang jalan. Karyawan yang ingin pulang memilih jalan kaki atau mencegat kendaraan pribadi.

Karena banyaknya massa, sebagian kendaraan termasuk sepeda motor masuk tol. ''Baru sekali ini naik sepeda motor masuk tol tanpa bayar,'' kata Triatmadi, seorang wartawan yang akan kembali ke kantornya seusai meliput.

Bank Tutup

Jumat pagi Bank Indonesia (BI) menyatakan, semua bank tutup pada Jumat ini, dan tidak ada perdagangan rupiah. ''Semua bank tutup dan tidak ada perdagangan rupiah hari ini,'' ungkap seorang pejabat BI. Semua bank baru akan buka kembali pada Senin mendatang.

Dikatakan, pada Kamis kemarin dan Jumat ini tidak ada aktivitas kliring, akibat tiga hari kerusuhan yang melanda ibu kota. Diperkirakan BI baru melakukan kliring Senin nanti, jika situasi membaik.

Kamis kemarin aktivitas perbankan hanya berlangsung setengah hari, akibat aksi kerusuhan yang meluas dengan penjarahan pusat-pusat perbelanjaan dan merusak kantor-kantor bank. (Rtr)

Proyek Senen

Ratusan bangkai mobil berbagai merek dan ratusan pot bunga yang dirusak dan dibakar perusuh, hingga Jumat (15/5) pagi, masih tergeletak di sejumlah jalan utama Wilayah Ibukota dan Bekasi.

Sementara ratusan petugas pengendali huru hara (PHH) tampak siaga pada beberapa tempat di Jalan Matraman, Rawasari, seputar proyek Senen dan Kramatdjati. Petugas juga menempatkan delapan panser masing-masing dua unit di bundaran Atrium Plaza, tiga di perempatan Rawasari dan tiga di kawasan Cawang.

Pemilik kendaraan bermotor Jumat pagi kesulitan memperoleh bahan bakar. Sebagian besar pompa bensin di Ibukota dan Bekasi, belum dibuka.

Jalan Tol Jakarta-Cikampek, Wiyoto Wiyono dan Cawang-Grogol, masih belum dijaga petugas setempat. Pemakai jalan masih bebas alias gratis melintas di jalan tol itu, sejak berlangsung kerusuhan di berbagai tempat Kamis malam.

Suasana mencekam masih terasa di beberapa tempat di kawasan Jakarta Barat. Di perempatan Slipi tampak ratusan karyawan telantar sejak Kamis (14/5) malam hingga Jumat pagi. Banyak kendaraan yang enggan melintasi daerah tersebut.

Aksi pelemparan batu dan benda keras serta perampasan, masih terjadi pada sejumlah lokasi bekas kerusuhan. Banyak warga yang merasa lebih aman naik kendaraan umum, sepeda motor atau sepeda biasa, ketimbang naik mobil pribadi. Mereka masih takut menjadi sasaran amukan perusuh.

Menurut pemantauan Jumat dinihari, secara umum pertokoan, perkantoran dan tempat layanan masyarakat hingga pukul 09.00 WIB masih tertutup.

Bangkai mobil yang belum disingkirkan dari lokasi bekas kerusuhan hingga Jumat pagi antara lain, di Jalan Dewi Sartika Jakarta Timur lima mobil Timor dan Mitsubhisi T 120 Pikup (1), Jalan Rawasari Jakarta Timur Kijang Pikup (1), bus Kopaja (1), taksi blue bird (1), bus Mayasari Patas (1).

Di Jalan Matraman ditemukan sepuluh bangkai mobil dari berbagai merek. Di jalan tersebut, perusuh membakar antara lain, Mapolsek Matraman, gedung Fuji dan Gramedia. Puluhan bangkai mobil lainnya juga masih berserakan di beberapa jalan kawasan Jakarta Barat, Utara dan Selatan. Massa juga menjarah barang-barang di ketiga bangunan itu.

Kawasan Tanah Tinggi di Jalan Letjen Suprapto, ratusan toko dan gedung perkantoran ludes terbakar. Sebanyak 12 bangkai mobil masih belum disingkirkan. Puluhan pagar besi dan pot bunga dirusak perusuh.

Sejumlah gedung dan hotel di wilayah tersebut tampak ditutup dengan kain. Kerusuhan di Jalan Letjen Sutoyo ini salah satu yang paling parah di wilayah Jakarta Pusat. Perusuh menjarah harta benda di pasar Cempaka Putih, kemudian membakarnya.

Kondisi Jalan DI Panjaitan Jakarta Timur tidak jauh berbeda dengan wilayah lain yang menjadi sasaran perusuh. Di kawasan tersebut, perusuh membakar pasar swalayan Grasera dan dua mobil masing-masing Daihatsu Zebra dan Holden Gemini.

Dua Tewas

Kerusuhan di perempatan Jalan Matraman, Jakarta, Kamis, menewaskan dua penduduk yang bertempat tinggal di Jalan Pramuka. Kedua korban tewas akibat tembakan peluru nyasar. Arif Ansari, karyawan perusahaan swasta tertembak di bagian lambung dan Andre, pelajar, akibat terkena tembakan di bagian dada.

Menurut ayah korban, Udin, Andre setelah pulang sekolah sekitar pukul 13.00 ingin menyaksikan kerusuhan di depan gang rumahnya. Ketika aksi semakin brutal dan aparat keamanan tiba di lokasi untuk membubarkan massa, maka saat itu bersama warga lainnya Andre berlindung di dekat jembatan layang, namun peluru nyasar mengenai bagian dadanya.

Korban dibawa aparat ke RSCM dan akhirnya tidak tertolong lagi dan sore itu juga dibawa ke rumah orang tuanya.

Sekitar pukul 22.00 WIB, Koordinator Badan Pelaksana Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Munir SH, menjenguk keluarga korban untuk menyatakan turut berduka cita sekaligus mengumpulkan keterangan dari orang tua korban sehubungan tewasnya Andre dalam aksi tersebut.

Sedang jenazah Arif Ansari sore itu juga langsung dibawa pihak keluarga korban ke Pandeglang, Jabar, untuk dikebumikan.

Jalan Ke Bandara

Jalan menuju ke Bandar Udara Soekarno-Hatta hari Kamis ditutup oleh massa yang mendirikan penghalang di tengah jalan kemudian mereka meminta uang kepada orang-orang asing dan menggeledah mobil-mobil.

Ada sekitar enam penghalang jalan yang didirikan anak-anak muda dimulai hanya satu kilometer dari terminal-terminal bandara, kata seorang warga Kanada.

''Seluruh mobil kemudian berbalik ke bandara. Para pemuda itu mulai marah ketika mereka melihat ada orang-orang asing di mobil-mobil itu dan meminta uang kemudian memanggil teman-teman mereka untuk melucuti,'' kata warga Kanada yang bisa berbahasa Indonesia itu.

Berbagai aktivitas di Jakarta Kamis siang hingga petang hari lumpuh. Massa turun ke jalan raya membakar mobil, sepeda motor, melempar sejumlah pertokoan dan menjarah barang yang ada di dalamnya. Asap tebal mengepul di atas Jakarta akibat pembakaran sejumlah bangunan dan kendaraan bermotor oleh para penjarah.

Pemantauan Pembaruan menunjukkan daerah Glodok dan sekitarnya mengalami kerusuhan paling parah. Kompleks pertokoan Manggadua diserbu perusuh dengan menjarah berbagai barang dagangan khususnya elektronik, pakaian, komputer dan sebagainya. Ada yang menggunakan sepeda motor, gerobak dorong dan banyak yang membawanya langsung, menjijing atau memanggul bahkan ada yang dengan dipikul. Bangunan pertokoan yang telah kosong satu per satu terbakar.

Pol penampungan kendaraan bermasalah milik DLLAJ di Jalan Pramuka, Jakarta Timur juga dibakar perusuh.

Akibat berbagai kerusuhan itu lalu lintas di Jakarta lumpuh. Karyawan yang pulang lebih cepat tetap menemui kesulitan transpotasi. Truk bak terbuka ataupun mobil trailer mereka gunakan sebagai angkutan pengganti walaupun tanpa tujuan.

Pintu tol dari arah Tanjungpriok ke Cawang persisnya di Pulomas sekitar pukul 16.00 dibuka untuk sepeda motor tanpa dipungut biaya.

Di kompleks Balaikota, Jalan Merdeka Selatan No 8-9, separo lebih pegawai pemda DKI sudah pulang pada pukul 11.30 WIB. Salah satu contoh, di kantor Binagram yang menempati lantai 12 Blok G. Dari sekitar 90 orang pegawainya, pada waktu itu tinggal sekitar 30 orang.

Bus kota, mikrolet, dan taksi, sejak Kamis siang lenyap dari jalan-jalan. Menurut Idham, seorang sopir taksi Blue Bird, mereka diharuskan segera kembali ke pangkalan oleh perusahaan, dengan maksud agar tidak terjebak kerusuhan.

Satu-satunya moda angkutan yang masih bisa digunakan warga adalah kereta api jabotabek. Akibatnya, di sela asap yang membakar bangunan di kanan-kiri rel, kereta api tetap dipenuhi penumpang.

Akibat kesulitan transportasi itu, banyak warga harus berjalan kaki. Hingga Kamis malam, ratusan orang pejalan kaki masih melintas di Jalan Thamrin, MT Haryono, Sudirman, Dewi Sartika dan lain-lain. Kelangkaan angkutan umum ini dimanfaatkan beberapa orang pengojek, dengan tarif lebih tinggi dari biasanya. Contohnya, dari Salemba menuju Cawang seorang pengojek meminta imbalan Rp 10.000. Padahal, pada hari biasa, tarifnya Rp 4.000.

Ribuan orang di Jakarta Timur turun ke jalan Kamis (14/5) dengan melakukan pembakaran, pengrusakan kendaraan bermotor, pertokoan serta perkantoran. Yang paling parah pengrusakan di jalan-jalan protokol seperti sekitar Jatinegara, Jalan Otista Raya, Dewisartika, Matraman, Pemuda, Kramatjati, I Gusti Ngurah Rai dan lainnya.

Belasan kendaraan beromotor roda empat dan roda dua dari berbagai merek dibakar di tengah jalan. Tidak berapa lama setelah pembakaran dan pengrusakan itu, petugas datang dan berhasil memblokir massa. Massa di sekitar pertigaan Jatinegara diblokir dengan pagar betis di Jalan Matraman dan tidak diperbolehkan masuk ke Jalan Otista Raya. Di Otista juga dilakukan pemblokiran persisnya di depan Hotel Nirwana, belasan meter dari terminal. Begitu juga ke arah Tebet diblokir sekitar jembatan. Agar massa di Jalan Otista tidak masuk ke Jalan Dewisartika diblokir juga di Jalan Otista III (lampu merah). Agar massa dari Otista tidak masuk ke Jalan Dewisartika aparat berseragam memblokir Jalan Dewisartika.

Menjelang sore hari para karyawan yang hendak pulang terpaksa jalan kaki belasan bahkan puluhan kilometer karena tidak ada angkutan umum.


Fri May 15 11:40:57 1998
From: "Yayasan 5 Agustus" <5agustus@usa.net>
Subject: Rusuh dan Aman

KERUSUHAN DAN KEAMANAN
Dari sejumlah laporan pandangan mata dari rekan-rekan yang sempat berkeliling ke berbagai tempat kerusuhan di Jakarta (14-5-98) ada beberapa hal yang 'aneh': 1. Aparat keamanan tampak tidak siap dan lamban dalam menghalau para perusuh, sehingga terkesan membiarkan semua kerusuhan berlangsung di hadapan petugas. Dan sungguh aneh, bahwa jika terhadap aksi damai mahasiswa begitu murah dan mudahnya aparat militer menghamburkan gas airmata, peluru karet, bahkan peluru tajam ke mahasiswa yang melakukan aksi damai, sedangkan terhadap perusuh, aparat justru sangat irit. Terdapat indikasi di beberapa lokasi kerusuhan bahwa kerusuhan dimulai oleh sekelompok pemuda 'preman' yang selama ini diorganisir oleh organisasi pemuda tertentu yang dikenal dekat dengan pemerintah/militer. Untuk mengumpulkan sebanyak mungkin masukan seputar masalah di atas, kirimkan laporan Anda ke 5agustus@usa.net 2. Membandingkan kerusuhan di Jakarta dengan berbagai aksi di kota lain (Semarang. Surabaya, Bandung), maka tampak bahwa kerusuhan justru bisa dihindari ketika mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di kota-kota tersebut bersatu dan memimpin massa ke 'sasaran' yang terarah dan jelas (Kantor Gubernur, Gedung DPRD). Maka, kami menghimbau agar semua pihak 'pro Reformasi' segera menyatukan langkah dan mengambil kepemimpinan dalam setiap aksi parlemen jalanan agar kembali ke arah Reformasi yang terfokus.
Salam Reformasi dan Merdeka!
Yayasan 5 Agustus 5agustus@usa.net

Latest News: Kerusuhan Di wilayah Cimone, Cikokol, Kodya Tangerang masih berlangsung sporadis hingga dini hari dan saat pesan ini ditulis, kerumunan massa mulai mengarah ke Serpong.


Fri May 15 11:41:00 1998
From: johann <johann@mxs.dai.dec.com>
Subject: Pos2 Pengaduan Tim Pembela Hukum - Keadilan Indonesia

TIM PEMBELA HUKUM - KEADILAN INDONESIA
Jalan Diponegoro 74 Jakarta Pusat Phone (62 21) 3904226, 3904227 dan 8353689 Fascimile (62 21) 3912377 dan 8353690 Indonesia

Jakarta, 13 May 1998

KEPRIHATINAN

Hari ini sejarah kehidupan masyarakat di Indonesia telah dicemarkan lagi dengan peristiwa wafatnya pemuda-pemuda Indonesia mahasiswa Universitas Trisakti dan puluhan orang lainnya yang terluka akibat penembakan yang dilakukan oleh aparat militer Indonesia pada malam berdarah kemarin di lingkungan civitas academika Universitas Trisakti.

Fakta pelanggaran hak asasi manusia di atas menunjukan upaya penghinaan dan perendahan martabat manusia di negeri ini dimana perlakuan kekerasan dengan menggunaan senjata api secara tidak bertanggung jawab telah digunakan untuk menghadapi aksi unjuk rasa damai masyarakat sipil. Sesungguhnya, massa tersebut menggunakan hak asasinya yaitu kebebasan untuk mengemukakan pendapatnya sesuai konstitusi (UUD'45) dan didukung oleh Deklarasi Sedunia Hak Asasi Manusia (pasal 19) yang berbunyi:

" Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat; dalam hak ini termasuk kebebasan mempunyai pendapat-pendapat dengan tidak mendapat gangguan, dan untuk mencari, menerima dan menyampaikan keterangan-keterangan dan pendapat-pendapat dengan cara apapun juga dan dengan tidak memandang batas-batas."

serta pasal 20 (1)nya yang berbunyi:

" Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan mengadakan rapat dengan tak mendapat gangguan".

Dan massa yang sadar akan hak dan kewajibannya sebagai warganegara yang baik dan patuh pada aturan hukum telah mendapat perlakuan represif dari aparat keamanan negara dan pejabat penegak hukum yang telah melakukan kekerasan dengan menggunakan perlengkapan senjata apinya tidak sesuai fungsi dan kewenangan yang diberikan kepadanya. Sementara prinsip-prinsip dasar tentang Penggunaan Kekerasan dan Senjata Api oleh Para Pejabat Penegak Hukum, yang disahkan oleh Kongres ke-delapan PBB pada tanggal 27 Agustus - 7 September 1990 di Havana Kuba menetapkan:

"Pemerintah-pemerintah akan menjamin bahwa penggunaan kekerasan dan senjata api secara sewenang-wenang atau tidak tepat oleh para pejabat penegak hukum akan dihukum sebagai suatu pelanggaran pidana berdasarkan hukum yang berlaku", serta "keadaan-keadaan luar biasa seperti ketidak stabilan politik dalam negeri atau keadaan darurat umum lainya tidak dapat digunakan untuk membenarkan setiap penyimpangan dari prinsip-prinsip dasar ini" . Jenis-jenis Pelanggaran HAM seperti penggunaan senjata api, penggunaan kekerasan, penyiksaan, penangkapan/Penahanan paksa, penghilangan secara paksa (penculikan), jelas merupakan pengingkaran HAM ( sesuai laporan Elsam dalam triwulan I 1998 telah mengakibatkan 1629 orang warga negara Indonesia menjadi korban).

Pelanggaran ini telah mengenyamping Kode Etik bagi Para Pejabat Penegak Hukum (PBB, 1979) yang mengatur:

"bahwa para pejabat penegak hukum tidak akan menggunakan senjata api terhadap seseorang kecuali dalam usaha membela diri atau membela orang-orang lain terhadap ancaman kematian atau luka parah yang segera terjadi, untuk mencegah dilakukannya suatu tindak kejahatan yang sangat serius yang menyangkut ancaman besar terhadap kehidupan, untuk mencegah pelaku tindak kejahatan melarikan diri, dan hanya apabila cara yang kurang ekstrim tidak cukup untuk mencapai tujuan-tujuan ini. Dalam setiap hal, penggunaan senjata api yang mematikan secara sengaja hanya boleh dilakukan apabila keadaan sama sekali tidak dapat dihindarkan untuk melindungi jiwa".

Perbuatan aparat keamanan terhadap warga civitas akademika ini merupakan perbuatan yang kesekian kalinya terjadi di kampus kota lainnya seperti di Bogor Bandung, Jogjakarta yang menunjukkan indikator telah merambah sedemikian jauhnya intervensi militer (ABRI) ke dalam kehidupan masyarakat sipil seperti kampus, mesjid, rumah tempat tinggal serta tempat lain kelompok masyarakat. Dan perbuatan-perbuatan intervensi ini telah memakan korban nyawa manusia yang sangat banyak hingga saat ini. Dan Perbuatan tersebut patut dikutuk karena menghina martabat manusia.

Tim Pembela Hukum - Keadilan Indonesia menyatakan rasa duka dan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya kepada seluruh PARA PAHLAWAN REFORMASI yang telah gugur dalam peristiwa berdarah tersebut. Semoga Tuhan memberikan kekuatan dan keikhlasan hati kepada keluarganya yang ditinggalkan. Amin.

SERUAN

7 Tim Pembela Hukum - Keadilan Indonesia menuntut pertanggung jawaban Panglima Tertinggi ABRI, atas peristiwa berdarah tersebut secara terbuka kepada masyarakat. 7 Tim Pembela Hukum - Keadilan Indonesia menuntut segera dibentuk Tim Pencarai Fakta Independen yang terdiri dari Komnas HAM, Civitas Akademika Trisakti dan LSM, untuk mengusut tuntas terjadinya peristiwa berdarah tersebut. 7 Tim Pembela Hukum - Keadilan Indonesia menghimbau kepada rekan seprofesi, Lembaga Bantuan Hukum di berbagai daerah, Pos-pos Bantuan Hukum di Fakultas Hukum berbagai perguruan tinggi dan pengadilan negeri serta masyarakat luas untuk memberikan bantuan hukum secara aktif kepada para korban pelanggaran hak-hak asasi manusia khususnya para anggota civitas akademika yang sekarang banyak menjadi korban. 7 Tim juga mengajak masyarakat luas untuk peduli dan berpartisipasi secara aktif dalam memberikan bantuan secara medis dan moril kepada para korban yang sangat membutuhkan dukungan tersebut.

Sementara ini Tim Pembela Hukum - Keadilan Indonesia bersama Tim Relawan untuk Kemanusiaan membuka pos-pos pengaduan di tempat berikut: 7 LBH Jakarta : Jl. Diponegoro 74 Jakarta Pusat, Telp. 3904226, 3904227, facs. 391 2377 7 Elsam : Jl. Kampung Melayu Besar No. 44, Jakarta Selatan 12840, Telp. 835 3689, 835 3690, facs. 835 3690 7 PBHI : Gedung Sentra Cikini, Jl. Cikini Raya No. 58 S-T lantai IV, Jakarta Pusat 10330, Telp. 322 084, facs. 314 3965. 7 Institut Sosial Jakarta: Jl. Arus Dalam No. 1 RT 01 RW 012 Cawang, Jakarta Timur, Telp. 809 4531. 7 LBH APIK : Jl. Radar AURI Blok D.5/4, Cimanngis, Jakarta Timur, Telp. 872 5383, 8726343, facs. 872 6343. 7 SPMI (Serikat Pengacara Muda Indonesia) : Jl. Bungur Besar No. 18, Senen, Jakarta Pusat 10410, Telp. 420 3500, facs. 4287 0140.

Tim Pembela Hukum - Keadilan Indonesia

RITA SERENA KOLIBONSO, S.H., LL.M. APONG HERLINA, S.H. Koordinator Direktur LBH Jakarta

ADERITO JESUS, S.H. ASNIFRIANTI, S.H. Elsam LBH APIK

ANTONIO PRADJASTO, S.H. JOHNSON PANJAITAN, S.H. ISJ SPMI

R. DWIYANTO PRIHARTONO, S.H. SUHANA NATAWILWANA, S.H. PBHI Advokat