demo7.jpg
demo.jpg
krlina.jpg
ugm2.jpg
clash2.jpg
clash8.jpg

Koran Internet Mingguan

Bagian 2 dari Indonesia Baru - Mulai On-line 17 Mei 1998

Situs Album Foto-foto Gerakan Reformasi



Allahu Akbar
Selamat kepada para mahasiswa Indonesia angkatan 1998 serta segenap rakyat yang mendukung perjuangan Reformasi Damai.
Merdeka!
Hari ini, Kamis, 21 Mei 1998, pkl. 09.00, Suharto di Istana Negara secara resmi menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Presiden. Acara pernyataan pers yang dihadiri pula oleh Ketua DPR/MPR RI, Harmoko, itu sekaligus menyaksikan penyampaian sumpah jabatan B.J. Habibie untuk melanjutkan jabatan selaku Presiden RI.
Alhamdulillah,
perjuangan yang tak pelak memakan korban, baik dari pihak mahasiswa, rakyat lapar yang terpanggang api, ataupun dari pihak kepolisian, ini telah membuahkan hasil.
Namun,
mari kita tetap mawas diri, jangan terbuai, lupa diri, dan kemudian bergembira berlebihan. Sejarah perjuangan Angkatan '66 yang sempat "lupa diri" dan kemudian melahirkan Orde Korup, Nepotis, dan Kolusif, itu jangan terulang kembali.
Perjuangan masih panjang,
perbaikan perekonomian rakyat tampaknya harus segera menjadi agenda utama kita untuk selanjutnya. Tak kalah pentingnya adalah langkah pelacakan harta negara/rakyat, harus segera dilakukan dan sesegera mungkin dikembalikan untuk kesejahteraan rakyat. Demi tegaknya hukum, ihwal tindakan kekerasan ABRI terhadap pejuang reformasi, pun perlu segera dijadikan langkah pengusutan hingga ke pengadilan.
Janji Nasional,
untuk mengkonkretkan perjuangan reformasi di segala bidang, ini tampaknya perlu segera dirumuskan.
Di samping ihwal kolusi, korupsi, nepotisme yang menjadi inti perjuangan; kita semakin sadar bahwa kemewahan dan/atau "kegenahan" yang sempat kita kenyam ini tak lain merupakan kemewahan dan kegenahan yang dibangun di atas tumpukan utang. Sebuah kemewahan dan kegenahan yang praktis sangat semu, maya, dan/atau tidak nyata.
Dari kenyataan itu, kita perlu melakukan reformasi mental bagi diri kita masing-masing; kita pun perlu berani untuk memulai hidup berbangsa dan bernegara yang tanpa bergantung pada utang atau pinjaman luar negeri.
Akan terasa berat, tapi justru hal itu yang menjadi inti itikad reformasi, mengingat sejumlah utang itulah yang sesungguhnya membuka peluang bagi munculnya kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Jadikanlah kemenangan gerakan reformasi ini sebagai gerakan nasional yang memulai hidup tanpa bergantung pada pinjaman luar negeri.
Merdeka.

Isi situs ini adalah lanjutan/kliping dari "Indonesia Baru" yang beralamat di
http://www.geocities.com/CapitolHill/Senate/4427/index.html

SEBAGIAN BESAR ISI
MASIH DALAM PENGERJAAN


Mengisi Buku Tamu Melihat Buku Tamu

Anda pengunjung ke

Kirim Berita atau
Tulis Surat ke Redaksi
KLIK di sini


This page hosted by Get your own Free Home Page