Situs Album Foto-foto Gerakan Reformasi
Allahu Akbar
Selamat kepada para mahasiswa Indonesia angkatan 1998 serta segenap rakyat
yang mendukung perjuangan Reformasi Damai.
Merdeka!
Hari ini, Kamis, 21 Mei 1998, pkl. 09.00, Suharto di Istana Negara secara
resmi menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Presiden. Acara pernyataan
pers yang dihadiri pula oleh Ketua DPR/MPR RI, Harmoko, itu sekaligus menyaksikan
penyampaian sumpah jabatan B.J. Habibie untuk melanjutkan jabatan selaku
Presiden RI.
Alhamdulillah,
perjuangan yang tak pelak memakan korban, baik dari pihak mahasiswa, rakyat
lapar yang terpanggang api, ataupun dari pihak kepolisian, ini telah membuahkan
hasil.
Namun,
mari kita tetap mawas diri, jangan terbuai, lupa diri, dan kemudian bergembira
berlebihan. Sejarah perjuangan Angkatan '66 yang sempat "lupa diri"
dan kemudian melahirkan Orde Korup, Nepotis, dan Kolusif, itu jangan terulang
kembali.
Perjuangan masih panjang,
perbaikan perekonomian rakyat tampaknya harus segera menjadi agenda utama
kita untuk selanjutnya. Tak kalah pentingnya adalah langkah pelacakan harta
negara/rakyat, harus segera dilakukan dan sesegera mungkin dikembalikan
untuk kesejahteraan rakyat. Demi tegaknya hukum, ihwal tindakan kekerasan
ABRI terhadap pejuang reformasi, pun perlu segera dijadikan langkah pengusutan
hingga ke pengadilan.
Janji Nasional,
untuk mengkonkretkan perjuangan reformasi di segala bidang, ini tampaknya
perlu segera dirumuskan.
Di samping ihwal kolusi, korupsi, nepotisme yang menjadi inti perjuangan;
kita semakin sadar bahwa kemewahan dan/atau "kegenahan" yang
sempat kita kenyam ini tak lain merupakan kemewahan dan kegenahan yang
dibangun di atas tumpukan utang. Sebuah kemewahan dan kegenahan yang praktis
sangat semu, maya, dan/atau tidak nyata.
Dari kenyataan itu, kita perlu melakukan reformasi mental bagi diri kita
masing-masing; kita pun perlu berani untuk memulai hidup berbangsa dan
bernegara yang tanpa bergantung pada utang atau pinjaman luar negeri.
Akan terasa berat, tapi justru hal itu yang menjadi inti itikad reformasi,
mengingat sejumlah utang itulah yang sesungguhnya membuka peluang bagi
munculnya kolusi, korupsi, dan nepotisme.
Jadikanlah kemenangan gerakan reformasi ini sebagai gerakan nasional yang
memulai hidup tanpa bergantung pada pinjaman luar negeri.
Merdeka.