Aly D. Musyrifa's Poetries



Aly has published his poems and short stories in some Indonesian newspaper such as KOMPAS, Republika, Bernas, Kedaulatan Rakyat, NONA, HAI, Pikiran Rakyat etc.His poems have been published in several anthologies such as SANGKAKALA, KAFILAH ANGIN,KADAR, AURA CINTA. He also has involved in some theaterical works either as a director or an actor.

 
ALY D MUSYRIFA'S WORKS

POETRY
THEATERICAL PERFORMANCES
coming soon!
SHORT STORIES
ARTICLES
BATIK

Here are some of his Indonesian Poetries

KEHADIRAN
KETIKA LANGIT KEMBALI EMAS
LAGU MALAM 1
LAGU MALAM 2
SARINADE MUSIM SEMI
UNTITLED




KEHADIRAN

Siapakah diam-diam mengirim bunga padamu
berkali-kali menjengukmu lewat angin yang hinggap
di jendela. Lalu bergegas pergi meninggalkan beribu
kata pada embun yang membasah di telapak tanganmu
dan kau usap pada lembut wajahmu berkali-kali
 

Siapakah diam-diam menyematkan pita pada rambutmu
berkali-kali memelukmu lewat parfummu yang melekat
di gaunmu. Berpijar-pijar sepeerti fajar. Menetaskan pagi
di bening matamu
di indah hatimu.
 

Siapakah diam-diam menjadi ketukan di pintu
yang mengubah duniamu, menjadi detak-detak
sepatu yang kauikuti sepanjang waktu. Siapakah ?

 
Yogyakarta 1992.

Back to the Top 

 

 

 

KETIKA LANGIT KEMBALI EMAS  

Geraikan rambutmu geraikan duka citamu
Langit telah kembali emas di ufuk jauh
 
Sebab cinta adalah cakrawala
Kualir seribu sungai buat menyapamu
Dikaulah pelabuhan
kuraih tanganmu sebab aku kehilangan sebelah tangan
Buat melukis hidup dengan fajar dan bintang-bintang
 
Seperti alam merangkai musim menjadi puisi
Hamparan bukit dan ladang hijau
Betapa ingin kugubah menjadi lagu di hati

 
Duka adalah jurang
Luka adalah tombak
Sedang lelaki selalu tersenyum
Menyelam seribu jurang dengan tombak patah di jantung

 
Kebahagiaan adalah embun
Tetapi jalan menuju danau begitu sunyi dan rahasia

 

Yogyakarta 1990

Back to the Top 

 

 

 

LAGU MALAM I

 
Melukis gelisah bulan dan matahari, seribu dermaga
Kubangun dan kuruntuhkan kembali dengan cinta
Kata-kata yang menetes dari bibir
Telah menjelma bercak-bercak darah di lembar syair

 
Di beranda itu kini
Aku mendengar riuh badai di kejauhan
Dan kabut yang tengah turun perlahan-lahan

 
Bila awan mengarakku ke negeri angin
Kekasih, kubawa dukamu menempuh ajal yang dingin

 

Yogyakarta 1991

Back to the Top 

 

 

LAGU MALAM II

Telah kupotong tangan dan lidahku yang panjang
Agar lebih mengerti air matamu yang sunyi dan tenang
Telah kubakar bibirku yang basah oleh dusta
Agar lebih mengerti bahasamu yang sandi dan rahasia
Kumasuki kabut, berjalan menempuh malam
Agar mataku senantiasa pagi
Menyaksikan lampu berpendar
Dari balik hatimu yang tegar  


Seperti bunga, batinku senantiasa mekar dalam keteduhan
Menempuh musim-musimmu dengan sabar dan ketulusan
Kini aku menjulang dan melambai
Memanggil seribu topan dan badai
Mengembang kembali layar, sebab laut tiada berpantai.

  Yogyakarta 1991
 

Back to the Top 

SARINADE MUSIM SEMI


Bersimbah harum bunga
Kupeluk hatimu dengan hatiku
bermandikan kehangatan sungai
yang mengalir dari surga

Pagi ini fajar terbit dijiwaku
Salami aku
agar sempurna kebahagiaan kukalungkan
bintang-bintang bersinar dimataku

O, Isteriku
dikaulah ibu kandung harapan dan impian
bila sampai dermaga akan kita dirikan
rumah sepanjang pantai
agar anak kita bermain
bersama gelombang dan ombak-ombak
menantang matahari

Yogyakarta, 1996

Back to the Top

 

UNTITLED

dengan tangan anakku, kulambaikan tanganku
pergilah. biarkan kelopak di hatiku
tanggal memanggilmu
langit telah mendung
namun kereta harus diberangkatkan
dan di stasiun itu peluit melengking dari dalam jiwaku
aku termangu berpayung awan
menuai gerimis berkepanjangan

Yogyakarta, l997  

 

Back to the Top

Aly(middle) as Si Tuli (the Deaf) on Thengul

Back to the Top

Back to Indonesian Literature's Corner

  Back to the Labibah's homepage