Kontroversi di Balik Tur dan Pertunjukan Biksu Shaolin

Beberapa waktu yang lalu, sekelompok orang yang menamakan diri "biksu Shaolin" mengadakan tur keliling dunia, menggalang dana untuk perbaikan kuil mereka. Kenyataannya biksu Shaolin, yaitu orang-orang yang menjadi biksu dan tinggal di Shaolin, yang ahli bela diri sudah tidak ada lagi. Jet li adalah saksi mata yang mengatakan tidak ada biksu yang ahli bela diri, pada tahun 1979 ketika ia di kuil shaolin untuk pembuatan film Shaolin Temple. "Hanya ada tiga biksu yang tinggal di kuil. Satu adalah kepala biara, satu penjaga gerbang, dan satu tukang masak. Tidak ada dari mereka yang menguasai bela diri, dan tidak ada yang berlatih wushu di tempat itu," tutur Jet Li. Tahun 1980-an, pemerintah cina mendatangkan ahli bela diri, dari bagian lain cina, ke kuil shaolin untuk memperkenalkan bela diri di wilayah tersebut.

Sekarang ini di sekitar kuil terdapat sejumlah sekolah wushu, beberapa mengajarkan Wushu Shaolin asli, tetapi banyak yang juga mengajar wushu internasional. Meskipun, misalnya, yang menyelenggarakan sekolah tersebut adalah biksu Buddha (kenyataannya mayoritas mereka bukan biksu Buddha), mereka tidak dapat disebut sebagai Biksu Shaolin (seharusnya disebut biksu yang tinggal di dekat kuil Shaolin). Kebanyakan sekolah ini memang menyuruh murid-muridnya berpakaian ala Shaolin ketika latihan.

Bagaimana dengan orang yang hidup dan berlatih di kuil? Tetap kita dapat bertanya apakah mereka biksu Buddha? Sebab ada perbedaan antara penganut agama Buddha dengan Biksu Buddha, sebagaimana perbedaan antara Katolik, dan Pastur Katolik. Setidaknya sikap keagamaan mereka berbeda. Prilaku "biksu" di berita dan tur tersebut akan membuat kita meyakini bahwa orang-orang tersebut tidak hidup dalam standar biksu dalam ajaran Buddha.

Sebagaimana yang dikatakan Jet Li, dan tiap orang yang telah mengunjungi kuil dan berkeliling desa, kuil Shaolin telah diubah menjadi area turis oleh pemerintah setempat dan penduduk desa, setahun setelah pembuatan film Shaolin Temple. Banyak sekolah bela diri yang muncul, dengan ribuan murid, bahkan seringkali instruktur mereka mengklaim dirinya adalah pendekar berderajat tinggi (misalnya generasi ketigapuluh dari Shaolin Kungfu). Kalau demikian, dari mana mereka datang? Apakah bersembunyi dari tahun 1965?

Berdasarkan fakta di atas, Tur Shaolin kelihatannya merupakan sekelompok orang yang disewa dari sekolah bela diri di luar kuil (bukan dari kuil Shaolin dan juga bukan biksu). Mereka hanya mencukur rambut, menggunakan jubah Shaolin dan memperagakan wushu. Bahkan seringkali yang diperagakan bukan wushu Shaolin, melainkan Changquan kontemporer, Nanquan, dll. Lebih parah lagi, penampilan mereka kalah jauh dibandingkan atlet wushu profesional di Cina. Mereka memanfaatkan ketidaktahuan publik.

Koran Rakyat Cina, edisi 6 Maret 2000, memuat sikap resmi pemerintah Cina terhadap tur "biksu Shaolin". Shuaifeng, departemen negara untuk administrasi keagamaan, menyatakan bahwa sikap mengatasnamakan kuil Shaolin untuk sesuatu yang salah, telah secara serius menyakiti perasaan religius umat Buddha, dan kuil Shaolin menunjukkan antipati terhadap hal itu. Pernyataan ini ditujukan oleh Shuaifeng terhadap sejumlah orang yang akhir-akhir ini mengatasnamakan kuil Shaolin untuk menyelenggarakan pertunjukan komersial. Laporan beberapa koran mengatakan banyak biksu Shaolin datang ke Las Vegas menampilkan aksi bela diri dalam rangka mengumpulkan dana untuk renovasi kuil mereka.

Semenjak kebijakan yang diambil pemerintah Cina untuk membuka kuil Shaolin bagi umum, renovasi kuil Shaolin telah dilakukan. Banyak orang, yang telah berkunjung ke kuil Shaolin, dapat menjadi saksi mata kemegahan kuil. Sampai saat ini pemerintah telah menurunkan anggaran untuk perbaikan dan renovasi kuil. Apakah masih ada kuil yang Shaolin yang perlu diperbaiki? Tidak sama sekali. Orang-orang yang berdandan seperti biksu Shaolin itu, dan mengatakan dirinya boleh makan daging serta minum alkohol adalah tidak masuk akal. Shuai menandai bahwa kelakukan terhadap makanan dan sikap yang buruk ini telah merusak reputasi kuil shaolin, citra biksu Shaolin, dan secara langsung melanggar pantangan dasar biksu Buddha yang vegetarian serta tidak boleh menikah.

Laporan dari Australia menyebutkan sebuah delegasi, yang mengatasnamakan Biksu Shaolin, akan mengadakan pertunjukan di Sidney pertengahan maret. Hal ini tidak benar, karena sejauh ini kuil Shaolin tidak mengirim delegasinya untuk pertunjukan komersial di Australia. Untuk melindungi reputasi dan hak Shaolin, maka tiap penyamaran yang mengatasnamakan nama Shaolin dan biksunya adalah tindakan Kriminal.

Shuaifeng mengatakan bahwa reputasi kuil Shaolin di Songshan, seringkali mengundang orang mengaku sebagai kepala biara untuk penipuan. Hanya ada satu kepala biara Shaolin, yaitu Shi Yongxin, yang saat ini adalah pemimpin Asosiasi Penganut Buddha di Henan. Kuil Shaolin di gunung Songshan adalah bagian dari kuil Buddha di dunia, dan tempat asal Wushu Shaolin, yang memegang status penting dalam sejarah agama Buddha di Cina.

*) Sumber: Raffi Kamalian (www.beijingwushuteam.com), dan koran Rakyat Cina edisi 6 Maret 2000

[Back to Article Table of Content]