Kata-Kata Indah :
Home
Catatan Yang Tertinggal
Puisi
Lagu
Home        Catatan Yang Tertinggal         Puisi         Lagu
 
Catatan Yang Tertinggal
 

Pagi yang dingin membuatku malas untuk membuka mata, kutarik selimut sampai ke dada untuk meneruskan sisa mimpi. Ach mimpi, andai semua yang terjadi hanya sebuah mimpi. Kau tinggalkan aku untuk selamanya, sakit, kecewa, sedih, hampa. Aku tak percaya kau tinggalkan aku secepat ini, dan ini bukanlah mimpi.

Masih ada sisa cerita yang belum usai, masih ada seribu keinginan yang belum terwujud. Dan masih ada satu cita yang belum tergapai, membuat dadaku sesak dan sakit bila mengingat itu semua.

Masih membekas dalam ingatan, candamu yang begitu menggoda, kepolosanmu, manjamu, gayamu yang sederhana, serta wajahmu yang lucu. Aku teramat sayang padamu, tapi ternyata Allah lebih sayang padamu. Allah tidak membiarkan kamu untuk menderita lebih lama, Allah tidak membiarkan kamu selalu dalam kesakitan.

Teramat banyak kenangan bersamamu & tak mungkin kuhapus pupus begitu saja, butuh waktu panjang & kepasrahan yang begitu tulus. Aku jatuh cinta padamu karena kesederhanaanmu, karena kamu berbeda dengan yang lain. Di saat gadis lain sibuk dengan penampilan, kamu justru tampil apa adanya.

“Dan kumengerti sekarang, ternyata kita menyatu, di dalam kasih yang suci, kuakui kamulah cinta terakhir”. Sepenggal syair Cinta Terakhir – GIGI mengantar kejujuran hatimu padaku akan cinta terakhirmu, yaitu aku.

Satu hal yang tetap akan kuabadikan, kujaga & kusimpan selamanya, cinta kita. Kan selalu memiliki tempat teristimewa di satu bilik hati, dan aku berdoa & berharap semoga aku masih dapat menyisihkan sedikit ruang untuk seseorang kelak. Semoga…

Buatku, kamu adalah bidadari yang akan selalu melekat dalam ingatan dan kenangan. Suatu saat jika Allah mengijinkan aku untuk menambatkan hatiku pada yang lain, kelak akan kuabadikan namamu untuk kekasih kecilku, buah hatiku.

For my forever love, I will always love you:
Yuzi Wulandari Lastiwi (Udjo)
11 Agustus 1984 – 8 Oktober 2005

 

Cintailah ia yang memang pantas kau cintai. Bukan dengan kata, tapi dengan rasa. Bukan dengan bunga atau coklat & terencana oleh waktu, tapi cintailah ia yang memang pantas kau cintai setiap saat setiap waktu, dengan sederhana.

 

Copyright (c) 2008 Arie The Best. All rights reserved.