Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin.

Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin [16]

MENGHINDARI SALAH SATU PERANGKAP TERBESAR DALAM HIDUP

Selama tiga minggu selanjutnya, Mike dan saya bekerja selama tiga jam, setiap hari sabtu. TANPA UPAH APAPUN. Pekerjaan itu tidak mengganggu saya. Rutinitas ini semakin mudah. Yg mengganggu saya adalah kesempatan bermain bisbol dan tidak punya uang utk membeli beberapa buku komik.

“Orang bekerja sangat keras, untuk mendapatkan sedikit uang. Bergantung pada ilusi keterjaminan kerja, merindukan liburan tiga minggu SETIAP tahunnya. Uang pensiun yang amat kecil setelah 45 th bekerja. Jika itu menyenangkan kalian, saya beri kalian sampai 25 sen per jam”. “Tetapi ibu Martin dan mereka adalah pekerja2 keras yg baik. Apa Bapak mentertawakan mereka ?”Tanyaku.

Ayah yg kaya itu tersenyum : “Tidak. Ibu Martin itu sudah seperti ibu saya sendiri. Saya tidak sekejam itu. Saya hanya ingin memperluas pandangan kalian. Kebanyakan orang TIDAK MELIHAT perangkap yang mengurung mereka”. Mike dan Kiyosaki muda termenung. Mereka tidak yakin dgn perkataan itu. Dia kedengarannya kejam. Tapi kami dapat merasakan dia sungguh2 ingin kami mengetahui sesuatu.

Ayah tersenyum sambil berkata : “Apakah 25 sen per jam kelihatannya bagus ?” Kiyosaki muda menggelengkan kepala. Tapi sebenarnya dia sudah ingin bilang OK. Jelas 25 sen merupakan jumlah yg besar bagi saya. “Baik, saya akan bayar kalian SATU DOLAR per jam” Katanya lagi. Jantung saya deg-degan. Otak saya menjerit : Ambil. Ambil saja. Ayo. Tapi saya tak yakin dengan apa yg saya dengar. Karena terpaku, saya tidak bilang apa2.

“OKE, DUA DOLAR per jam”. Tawarnya. Aduuuh, saya hampir bilang : Saya ambil. Saya tidak dapat membayangkan. Saya akan jadi anak yang terkaya di dunia. Saya ingin sepeda baru, sarung tangan bisbol baru dan pujian teman2 ketika saya pamerkan uang cash. Entah kenapa mulut saya terkunci. Es krim sudah meleleh di tangan saya. Ayah yg kaya menatap kedua bocah itu : Mike dan Kiyosaki muda. Dia sedang menguji kami. Dia tahu manusia punya bagian jiwa yg lemah dan amat miskin yg bisa dibeli. Ini hanya masalah mana yg lebih kuat. Dia sudah menguji banyak orang. Dia menguji orang setiap kali dia mewawancarai orang yang mencari pekerjaan.

“Oke, LIMA DOLAR PER JAM !!” Tawar ayah yang kaya kepada kami. Tiba2 kesunyian merebak dalam diri saya. Sesuatu telah berubah. Tawaran itu terlalu besar dan kedengarannya mengejek. Tidak banyak orang bisa menghasilkan lebih dari LIMA dolar per jam di tahun 1956. Bagian jiwa saya yg lemah dan miskin terdiam. Bagian diri yg tidak punya harga mengambil alih. Ada ketenangan dan kepastian ttg uang yg memasuki otak dan jiwa saya. Saya kira Mike juga memahami hal itu.

“Bagus”, kata ayah saya yg kaya dengan lembut. “ Kebanyakan orang mempunyai harga. Dan mereka punya harga karena emosi manusia yg disebut ketakutan dan ketamakan. Pertama takut hidup tanpa uang memotivasi kita utk bekerja keras. Lalu, setelah kita dapat slip gaji, ketamakan atau nafsu berpikir mengajak kita utk mulai berpikir ttg semua hal yg indah yg bisa dibeli dgn uang. Pola itu kemudian terbentuk”

Pola apa? Tanyaku. “Pola bangun, bekerja, membayar tagihan, bangun, bekerja, membayar tagihan kehidupan mereka selamanya digerakkan oleh dua emosi : ketakutan dan ketamakan”. Jawabnya. “Tawarilah mereka uang lebih banyak, dan mereka pun meneruskan siklus itu dgn meningkatkan pengeluaran mereka. Inilah yang saya sebut PERLOMBAAN TIKUS.

Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin  [17]

“Pertama2, katakanlah kebenaran. Kalian tak harus mengatakan pada seseorang. Katakanlah pada diri sendiri”, Kata ayah yang kaya. “Orang2 di lapangan, seperti ibu Martin dll. merasa takut bila tidak mempunyai uang. Bukannya menghadapi ketakutan itu, mereka malah bereaksi dan bukan berpikir. Mereka bertindak secara emosional dan tidak menggunakan kepala mereka.

“Jadi emosi mereka yang berpikir” , kata Mike. “Benar, tepat sekali. Bukannya mengatakan kebenaran ttg apa yg mereka rasakan, mereka malah bertindak menurut perasaan merreka, sehingga mereka tidak mampu berpikir. Mereka merasa takut, karena itu mereka pergi bekerja, dgn harapan uang akan meredakan ketakutan itu. Tetapi ternyata tidak ! Ketakutan itu menghantui mereka. Karena itu mereka kembali bekerja, lagi2 berharap bahwa uang akan menenangkan ketakutan mereka, dan ternyata tidak lagi. Dst. Karena itu mereka bangun dan pergi bekerja, dgn harapan upah akan membunuh ketakutannya. Uang mengendalikan hidup mereka. Mereka menolak utk mengatakan kebenaran ini. Uang menguasai emosi mereka dan karena itu juga menguasai jiwa mereka. Ayah duduk diam2 membiarkan kata2nya mengendap.

………………………………. Menyadari kami sangat dalam terhanyut dalam topik itu, ayah saya yg kaya mengatakan : “Saya ingin kalian menghindari perangkap tikus itu. Itu yg sungguh2 ingin saya ajarkan pada kalian. Tidak hanya menjadi kaya, karena menjadi kaya tidaklah memecahkan masalah !”

Saya kaget dan bertanya : “Kenapa tidak ?”

“Tidak, [karena] kekayaan tidak memecahkan masalah. Ada emosi lain : HASRAT atau KEINGINAN. Orang lain menyebutnya KETAMAKAN. Tapi saya ingin menyebutnya KEINGINAN.. Sangat wajar jika org ingin sesuatu yg lebih baik, lebih indah, lebih menyenangkan. Jadi orang bekerja untuk uang karena keinginan [ketamakan]. Mereka ingin uang utk kesenangan yg mereka pikir bisa mereka BELI. Tapi kesenangan yg dibawa oleh uang itu seringkali TIDAK LAMA. Dan mereka ingin uang lebih banyak utk mendapat kesenangan lebih banyak, kenikmatan lebih banyak dan keterjaminan lebih banyak. Karena itu mereka terus bekerja, mengira bahwa uang itu akan menenangkan jiwa mereka yg diganggu oleh rasa takut dan keingnan. Tapi uang tidak dapat menenangkan jiwa”

Orang kaya juga termasuk kedalamnya. Kenyataannya, alasan banyak orang kaya adalah kaya bukan karena keinginan [ketamakan] tapi karena rasa takut. Sesungguhnya mereka berpikir bahwa banyak uang itu dapat menyingkirkan rasa takut tidak punya uang, menyingkirkan perasaan menjadi miskin harta, sehingga mereka menimbun berton2 uang hanya utk mendapati bahwa ketakutan itu semakin parah. Saya tahu org yg sekarang punya jutaan dolar sekarang orang itu menjadi lebih takut ketimbang sewaktu mereka miskin. Banyak org yg secara emosional merana, sedih dan neurotis meskipun mereka kelihatan kaya dan punya uang lebih” Jelas ayah saya yg kaya.

“Kalau begitu, apakah orang miskin lebih bahagia?” tanyaku. “Tidak, saya kira tidak”. Jawab ayah saya yg kaya. “Menghindari uang itu sama gilanya seperti terikat pada uang”

Sungguh aneh dan membingungkan kata2 ayah yang kaya ini. Kami duduk terdiam. Merenung. Ayah yg kaya mengeluarkan uang satu dolar dari sakunya dan memberi isyarat “memanggil” pada seorang lelaki tua. Melihat uang itu, lelaki yg ada di kejauhan itu segera datang, mengambil uang itu dan mengucapkan terimakasih berulang2. Dan orang itu kelihatan sangat senang. “Dia tidak jauh berbeda dgn kebanyakan karyawan saya. Banyak orang berkata bahwa mereka TIDAK TERTARIK pada uang. Tapi mereka bekerja selama delapan jam sehari. Itu menyangkal kebenaran”. Cetusnya.

Pikiran saya melayang2, saya ingat ayah saya yang miskin sering sekali mengatakan “Saya tidak tertarik pada uang” dia juga membohongi diri sendiri dgn mengatakan “Saya bekerja karena saya mencintai pekerjaan saya”.

“Emosi adalah manusiawi. Membuat kita kerja riil. Kata ‘emosi’ berarti energi dalam mosi atau gerakan. Bersikaplah jujur ttg emosimu dan gunakan emosi dan pikiran untuk kepentinganmu. Bukan untuk melawan dirimu” Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin  [18]

Bersikaplah jujur ttg emosimu dan gunakan emosi dan pikiran untuk kepentinganmu. Bukan untuk melawan dirimu” “Bisakah Bapak memberi contoh ?” Tanya saya. “Bisa”, jawabnya. “Ketika seseorang mengatakan ‘Saya harus mendapat pekerjaan’ itu lebih emosinya yg melakukan pikiran itu. Ketakutan bahwa ia tidak mempunyai uang menghasilkan pikiran itu” “Tetapi orang jelas butuh uang jika mereka punya tagihan yg harus dibayar”, kata ku.

“Mereka butuh uang. Memang” katanya, “Apa yg mau saya katakan adalah rasa takut itulah yg terlalu sering menjalankan pikiran” “Saya tidak mengerti” kata Mike.

“Contohnya begini. Jika rasa takut tidak punya cukup uang timbul, mereka tidak bergegas mencari pekerjaan shg dapat memperoleh sejumlah uang yg membunuh ketakutan itu. Tetapi mereka malah menanyakan pertanyaan ini pada diri sendiri ‘Apakah sebuah pekerjaan akan merupakan pemecahan terbaik bagi rasa takut ini utk jangka panjang?’

Menurut saya, jawabannya : tidak. Terutama jika kalian meneliti masa hidup seseorang. Pekerjaan hanyalah solusi jangka pendek untuk masa jangka panjang”.

“Jika seseorang ayah menganjurkan anaknya utk terus bersekolah, raihlah ranking yang bagus hingga bisa dapat pekerjaan yang aman dan terjamin.

Maka itu disebabkan oleh rasa takut. Ketakutan anaknya tidak dapat memperoleh uang dan tidak dalam bermasyarakat. Pendidikan dan pekerjaan memang penting.

Tapi hal itu tidak menyelesaikan rasa takut. Rasa takut yg membuat seseorang bangun di pagi hari utk memperoleh sejumlah uang adalah rasa takut yg menyebabkan ayah mu begitu fanatik soal kamu harus ke sekolah”. Kata ayah yang kaya pada Kiyosaki muda.

Ayah yang kaya melanjutkan :”Saya ingin mengajar kalian utk mengetahui dan menguasai kekuatan uang. Tidak takut pada uang. Ini tidak mereka ajarkan di sekolah. Jika kalian tidak mempelajari hal ini, kalian akan menjadi budak uang” “Kalian lihat kita semua pada dasarnya adalah karyawan. Hanya kita bekerja pada tingkat yang berbeda”. Kata ayah yang kaya.

Kiyosaki muda [“saya”] mulai bisa melihat perangkap itu.

“Sebab utama kemiskinan atau masalah finansial adalah ketakutan dan kebodohan atau ketidak tahuan, bukan soal ekonomi bukan soal pemerintah, bukan soal orang kaya. Ketakutan dan keketidak tahuan itulah yg membuat orang terus terjebak. Jadi kalian tetap terus pergi ke sekolah dan memperoleh gelar di perguruan tinggi. Dan saya akan mengajar kalian bagaimana menjauhi perangkap itu”.

Mike bertanya : “Ayah sudah bicara soal rasa takut tidak punya uang. Lalu bagaimana keinginan akan uang bisa mempengaruhi pikiran kita ?” Ayah bertanya : “Bagaimana perasaan kalian ketika saya tawari kenaikan upah? Apakah kalian memperhatikan bahwa keinginan kalian juga naik / bertambah ?” Kami menganggukkan kepala.

“Dengan tidak menyerah pada emosi, kalian mampu menunda reaksi kalian dan berpikir. Itu yang paling penting!” Katanya lebih lanjut.

“Mulai saat ini, kalian gunakan emosi itu untuk keuntungan kalian dan jangka panjang. Dan tidak begitu saja membiarkan emosi memimpin kalian dgn memimpin kalian. Kebanyakan org menggunakan ketakutan dan ketamakan melawan diri sendiri. Itulah awal kebodohan”.

Katanya lagi : “Banyak orang menggunakan ketakutan dan ketamakan melawan diri sendiri. Itu awal kebodohan.Kebanyakan org menjalani hidup mereka dgn mengejar upah. Itu mirip keledai penarik gerobak, dgn sebuah wortel menjuntai didepan hidung si keledai. Si pemilik keledai pergi kemana dia suka, tapi keledai hanya mengejar ilusi. Besok hanya ada wortel lain utk keledai”.

Ayah yang kaya melanjutkan lagi : “Ketika kalian makin tua, mainan kalian semakin mahal. Sebuah mobil baru. Sebuah kapal baru dan sebuah rumah besar membuat teman kalian terkesan. Itu mengajak kalian ke batu karang. Itulah perangkap”.

“Uang adalah wortel, ilusi. Jika keledai dapat melihat seluruh gambaran tadi, ia mungkin memikirkan kembali pilihannya untuk mengejar wortel”. Ayah yang kaya terus menjelaskan bahwa kehidupan manusia adalah sebuah perjuangan antara kebodohan dan iluminasi. Perjuangan adalah keputusan dari waktu ke waktu untuk tetap belajar membuka atau menutup pikiran.

Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin [19]

“ Jika seseorang berhenti mencari informasi dan pengetahuan ttg dirinya, kebodohan pun mulai terjadi. Sekolah juga sangat, sangat penting. Kalian pergi ke sekolah utk belajar suatu ketrampilan atau profesi agar menjadi anggota masyarakat yg dapat menyumbangkan sesuatu.

Setiap kebudayaan butuh guru, dokter, perawat, mekanik, artis, juru masak, usahawan, polisi, petugas pemadam kebakaran, tentara. Dll. Sekolah melatih mereka shg kebudayaan kita bisa maju dan berkembang. Sayangnya, bagi banyak orang, sekolah adalah akhir , bukan permulaan”, kata ayah yg kaya.

Saya tidak memahami segala sesuatu yg dia katakan pada hari itu. Akan tetapi seperti halnya kebanyakan guru besar, kata2nya itu terus terngiang-ngiang, mengajar saya. Untuk bertahun2. seringkali lama setelah mereka tiada, kata2 ayah yang kaya masih saya ingat hingga hari ini.

“Saya sudah bersikap sedikit kejam hari ini. Kejam utk suatu alasan. Saya ingin agar kalian selalu ingat akan percakapan hari ini. Saya ingin kalian selalu memikirkan bu Martin.

Saya ingin kalian selalu memikirkan si KELEDAI itu [bu Martin =keledai]. Jangan pernah lupa, karena dua emosi [KETAKUTAN dan KETAMAKAN] bisa menuntun ke perangkap hidup yg paling besar. Berpikir bahwa sebuah pekerjaan akan membuat kalian merasa terjamin sama dgn berbohong pada diri sendiri. Jangan sampai uang mengendalikan hidup kalian”.

“Jadi, apa hubungan atau ketidak tahuan ttg uang dgn ketamakan dan ketakutan ? ” tanyaku.

“Kebodohan atau ketidak tahuan ttg uang itulah yg menyebabkan begitu banyak ketamakan dan ketakutan” kata ayah yg kaya. “Saya akan memberi beberapa contoh.”

“Seorang dokter, karena menginginkan uang lebih banyak utk memenuhi kebutuhan keluarganya dgn lebih baik, MENAIKKAN TARIFNYA. Dgn menaikkan tarifnya, biaya perawatan kesehatan menjadi lebih mahal bagi setiap orang. Hal itu paling menyakiti orang miskin. Orang miskin itu, kesehatannya lebih buruk daripada mereka yang punya uang”.

“Karena para dokter menaikkan tarif mereka, pengacarapun menaikkan tarifnya. Karena tarif pengacara naik, guru sekolah pun menginginkan kenaikkan, yang pada akhirnya menaikkan pajak kita, dst. Dst.

Segera sesudah itu, akan jurang [gap] yg mengerikan antara yg punya dan yg tidak punya [yg kaya dan yg miskin]. Peradaban besar runtuh ketika jurang antara yg punya dan tidak punya terlalu besar. Amerika ada di jalur yang sama. Sekali lagi membuktikna sejarah terulang lagi. Karena kita tidak belajar dari sejarah. Kita hanya mengingat tanggal dan nama sejarah. Bukan isi pelajarannya”.

“Bukankah harga2 diandaikan naik?” Tanya saya.

“Tidak didalam suatu masyarakat yg terdidik dgn pemerintah yg berjalan baik. Harga seharusnya TURUN. Tentu saja, itu sering kali benar dalam teori. Harga2 naik karena ketamakan dan ketakutan yg disebabkan oleh kebodohan. Jika sekolah mengajar org tentang uang, akan ada uang LEBIH BANYAK dan harga yg lebih rendah.

Tapi sayangnya sekolah hanya berfokus pada mengajar orang utk bekerja demi uang, bukan bagaimana memanfaatkan uang “. “ Tapi, bukankah kita punya sekolah bisnis? “Tanya Mike. Bukankah ayah mendorong saya utk mengambil sekolah bisnis utk mendapatkan gelar master saya ? Tanya Mike.

“ Ya, tapi terlalu sering, sekolah bisnis melatih karyawan2 yg merupakan juru hitung berotak udang yang canggih. Surga melarang juru hitung berotak udang mengambil alih bisnis. Yg mereka pikirkan hanya mengurangi biaya dan menaikkan harga, yg menyebabkan lebih banyak masalah. Menghitung memang penting. Saya berharap lebih banyak orang mengetahui hal itu, tetapi ini pun bukan gambaran yg menyeluruh” tambahnya dgn marah.

“Jadi, adakah jawabannya ?” Tanya Mike.

“Ya, belajarlah menggunakan emosi kalian utk berpikir, bukan berpikir dgn emosi. Ketika kalian menguasai emosi kalian, pertama2 dgn menyetujui UNTUK BEKERJA TANPA UPAH APAPUN. Saya tahu disitu ada harapan. Ketika kalian menahan lagi emosi kalian ketika saya menguji kalian dgn UPAH YG TINGGI. Kalian belajar lagi utk berpikir ketimbang diperintah secara emosional. Itu adalah langkah PERTAMA.”

Ketika kami kembali ke toko, ayah yg kaya menjelaskan bahwa orang kaya sungguh2 telah “mencetak uang” [menghasilkan uang]. Mereka tidak bekerja utk uang. Ayah yg kaya menjelaskan bhw ketika Mike dan Kiyosaki muda sedang mencetak kepingan 5-sen an dari timah, dgn mengira bahwa kami “menghasilkan uang” kami sudah sangat DEKAT dgn cara berpikir ORANG KAYA.

Masalahnya adalah illegal bagi kami utk melakukan itu. Legal bagi pemerintah dan bank. Memang ada cara legal dan illegal.

Dia juga membicarakan standar emas yg sedang berlangsung di Amerika. Dan bahwa setiap rekening / tagihan dolar adalah sertipikat perak.

Yg membuatnya prihatin adalah rumor bahwa suatu hari kelak, kami akan menyeleweng dari standar emas dan uang dolar kami tidak akan lagi menjadi sertipikat perak.

“Bila itu terjadi, kepanikan besar akan terjadi. Hidup orang miskin, kelas menengah dan orang bodoh akan hancur karena mereka percaya bahwa uang adalah riil dan bahwa perusahaan dimana mereka bekerja, atau pemerintah, akan mengurus nasib mereka”. Saya tidak mengerti.

Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin [20]

MELIHAT APA YG TIDAK PERNAH DILIHAT ORANG LAIN.

Sewaktu dia naik ke atas truk pick upnya, diluar toko swalayannya yg kecil, dia berkata: “Teruslah bekerja anak2ku, semakin cepat kalian melupakan kebutuhan akan upah yg kalian terima, semakin mudahlah kehidupan kalian nantinya”.

“Teruslah memakai otak kalian. Bekerjalah secara CUMA-CUMA. Dan pikiran kalian akan segera menunjukkan ada kalian cara MENGHASILKAN UANG yg jauh melampaui apa yg pernah dapat saya BAYAR pada kalian. Kalian akan melihat hal2 yg tidak pernah dilihat orang lain. Banyak kesempatan ada didepan mata.

Sayangnya kebanyakan orang tidak pernah melihat kesempatan itu karena mereka terobsesi utk mencari uang dan jaminan keamanan. Jadi, itulah yg mereka dapatkan.

“Pada saat kalian melihat satu peluang, kalian akan melihatnya seumur hidup kalian. Pada saat kalian melakukan hal itu, saya akan mengajari kalian hal yang lain. Pelajarilah ini, dan kalian akan terhindar dari satu perangkap hidup yg paling besar”.

Mike dan Kiyosaki muda berkemas2 dan pamit pada bu Martin sambil melambaikan tangan. Kami pergi kembali ke taman, duduk di tempat yg sama dan menghabiskan waktu beberapa jam utk berpikir dan bertukar pikiran sambil ngobrol2. Selama dua minggu lebih, kami terus berpikir, bicara dan bekerja tanpa upah.

Pada akhir sabtu yg kedua, saya kembali pamit sambil mengucapkan salam perpisahan pada bu Martin dan memandangi RAK BUKU KOMIK yg tatapan penuh rindu. Hal yang paling sulit karena tidak dapatkan uang 30 sen setiap hari sabtu adalah bahwa saya TIDAK PUNYA UANG sepeserpun utk membeli buku-buku komik. Ketika bu Martin mengucapkan salam perpisahan pada Mike dan saya, saya MELIHAT SESUATU yang tidak pernah saya lihat DIA LAKUKAN.

Maksud saya, saya melihat dia melakukannya, tapi saya tidak pernah memperhatikannya. Bu Martin sedang menggunting separo halaman depan buku komik. Dia menyimpan bagian atas sampul buku komik itu dan membuang sisanya kedalam kotak besar warna coklat. Saya tanyakan apa yg sedang dikerjakannya. Dia menjawab : “Saya membuang nya. Saya mau mengembalikan sampul bagian atas buku komik itu pada distributornya utk mendapatkan kredit ketika dia datang kembali membawa komik2 baru. Dia akan datang satu jam lagi”.

Mike dan saya menunggu satu jam. Sang distributorpun tiba dan saya bertanya apakah kami dapat memiliki buku komik itu. Dia menjawab : “Kalian dapat memilikinya jika kalian bekerja utk toko ini dan tidak untuk dijual kembali” [Kami memang bekerja utk toko ini].

Kepartneran kami pun hidup lagi. Ibu Mike punya sebuah ruang kosong di basement yg tidak digunakan. Kami membersihkannya, dan menumpuk ratusan komik di ruang itu. Tak lama kemudian, perpustakaan buku komik kami segera dibuka untuk umum.

Kami mempekerjakan adik perempuan Mike, yg senang belajar, utk jadi kepala perpustakaan. Dia minta 10 sen dari tiap anak yg mau masuk ke perpustakaan itu, yg dibuka dari jam 2.30-4.30 sore setiap hari setelah sekolah. Pelanggan, anak2 tetangga, bisa membaca buku komik sebanyak mereka bisa dalam waktu dua jam itu.

Itu adalah tawaran bagus bagi mereka karena harga buku komik itu 10 sen tiap eksemplarnya. Sementara mereka bisa membaca lima atau enam buku dalam dua jam.

Adik Mike akan memeriksa setiap anak yg akan keluar, utk memastikan buku komik kami tidak dibawa keluar. Dia juga yg merawat buku2 itu. Mencatat berapa anak yg datang, siapa saja, dan komentar yg mungkin ada. Mike dan saya rata2 mendapat $9.50 per minggu selama tiga bulan.

Kami membayar adik Mike $ 1 seminggu dan mengizinkan dia membaca semua komik yg ada dgn gratis, yg jarang dia lakukan karena dia selalu belajar. Mike dan saya menjaga kesepakatan kami dgn bekerja di toko setiap hari sabtu dan mengumpulkan komik dari toko lain. Kami memegang kesepakatan dgn distributor kami dgn tidak menjual satu komikpun. Kami membakarnya jika sebuah komik telah terlalu kumal dan rusak. Kami berusaha membuka sebuah kantor cabang, tetapi kami tidak pernah bisa menemukan seseorang yg bisa kami andalkan dan percayai seperti adik Mike. Pada usia dini, kami sudah mengetahui, betapa sulitnya untuk mendapatkan staf yang baik.

Tiga bulan kemudian, terjadi sebuah perkelahian di ruangan itu. Beberapa pengacau dari lingkungan lain memaksakan cara mereka dan memulai perkelahian itu. Ayah Mike menyarankan agar kami menutup usaha itu. Bisnis komik kami pun ditutup. Dan kami berhenti bekerja pada hari sabtu di toko swalayan itu.

Dan, bagaimanapun ayah saya yg kaya senang karena dia mempunyai hal2 baru lainnya yg ingin dia ajarkan pada kami. Dia senang karena kami telah mempelajari pelajaran pertama dgn baik.

Kami telah belajar untuk MEMILIKI UANG yg bekerja untuk kami. Dengan tidak dibayar atas kerja kami di toko swalayan, kami dipaksa menggunakan IMAJINASI utk memiliki uang yg bekerja untuk kami. Dgn memulai bisnis kami sendiri, perpustakaan buku komik, kami menguasai masalah keuangan kami sendiri. Tidak tergantung pada majikan.

BAGIAN TERBAIK adalah bahwa bisnis kami menghasilkan uang UNTUK KAMI bahkan KETIKA kami TIDAK HADIR DISANA secara fisik. UANG KAMI BEKERJA UNTUK KAMI.

Ayah saya yang kaya tidak membayar kami dengan uang, tetapi memberi kami jauh lebih banyak.

Ayah yang Kaya Ayah yang Miskin [21]

BAB 3 PELAJARAN # 2 : MENGAPA MENGAJARKAN MELEK FINANSIAL ?

[dalam konteks ini, melek finansial berarti KEMAMPUAN utk membaca dan MEMAHAMI hal2 yg berhubungan dgn masalah finansial / keuangan].

Mengapa mengajarkan melek finansial pada ANAK-ANAK ? Pada th 1990, sahabat terbaik saya, Mike, mengambil alih imperium bisnis ayahnya, dan kenyataannya, Mike melakukan pekerjaannya dengan lebih baik dari ayahnya.

Kami masih ketemu satu atau dua kali setahun dalam permainan golf. Mike dan isterinya lebih kaya daripada yang bisa anda bayangkan. Imperium bisnis ayahnya yang kaya berada di tangan yg tepat dan hebat, dan Mike sekarang menyiapkan anaknya utk menggantikan posisinya, seperti yg dulu dilakukan oleh ayahnya pada kami.

Tahun 1994 saya pensiun pada umum 47 th dan isteri saya, Kim, berumur 37 tahun. Pensiun bukan berarti tidak bekerja lagi, lo. Bagi saya dan isteri saya, itu berarti bahwa kalau tidak ada perubahan besar yg tak terduga, kami BISA bekerja ATAU TIDAK BEKERJA, dan kekayaan kami tumbuh secara otomatis, jauh diatas inflasi. Saya rasa ini berarti kebebasan.

Asset saya cukup besar utk bisa tumbuh sendiri. Ini tidak berbeda dgn menanam sebatang pohon. Anda menyirami bertahun2 dan kemudian suatu hari pohon itu TIDAK membutuhkan anda lagi. Akar2nya sudah menjalar cukup jauh kedalam tanah , sehingga bisa mencari makan sendiri. Maka, pohon itu memberi naungan pada anda.

Mike memilih menjalankan imperium bisnisnya dan saya memilih pensiun.

Saya teringat akan artikel yg pernah diberikan pada saya. Ceritanya begini :

Bersambung J