NGOBROL

NGALOR NGIDUL

Ndopok Bae

Hari ini sabtu, 19 Juni 1999

Semalam bu Elly menelpon, bu Elly sebenarnya mau bicara dgn bu Hellen. Tapi karena bu Hellen sedang sibuk, maka beliau bicara dengan P. James. Kita ngobrol ngalor ngidul tentang macam-macam hal. Katanya, P. Djoko sedang melayat. P. Djoko adalah ketua lingkungannya, ada kira2 90 - 100 keluarga di dalam lingkungannya. Sudah beberapa kali P. Djoko tidak dapat hadir dalam acara-acara di lingkungannya, karena kesibukannya.

Bu Elly mau menanyakan barangkali bu Hellen mau beli sarung bantal yg disulam dgn kristik. Buatan mereka yang di PHK [ diberhentikan dari kerja ] dan para wanita yang dalam " musibah ", yg tidak dapat dituliskan disini.

PHK. Sebuah kata yang mengerikan bagi yang tertimpa musibah itu. Mereka yang tidak lagi mempunyai pekerjaan karena suatu alasan. Rasa kuatir. Rasa takut akan masa depan. Ketakutan karena kita mengkuatirkan nasib anak2 kita. Dan semua itu akan membawa banyak sekali beban mental.

Agaknya, rasa takut itu tak terpikirkan sewaktu kita masih "kerja". Bagaimana

kualitas kerja kita selama kita "berkarya" ? Apa kita kerja optimum ? Sebagian dari kita akan menolaknya. Kita kerja sekuat-kuatnya koq. Oh ya ? Hebat deh.. dan kenapa kita bisa begini karena nasib aja, keluh kita. Saya salut pada Anda yang berkarya optimum karena saya sendiri ingin menirunya.

Saya baca kata mutiara yg bagus sekali, yg saya simpan dengan hati2. Mau kan jika saya bacakan buat Anda ? Ok, saya bacakan :

QUALITY

Quality is never an accident.

It is always the result of high intension, sincere effort, intellegent direction and skillful execution. It represents the wise choice of many alternatives.

Kembali pada pembicaraan dengan bu Elly : Dikatakan selanjutnya bahwa sarung bantal untuk sofa / kursi panjang itu dibuat oleh mereka yg kebanyakan waktu akibat PHK. Harga jualnya cukup miring, tambahnya. Dan, uang hasil penjualan tsb tidak cukup untuk beli bahan bakunya, karena bahan baku itu dibeli sebelum kenaikan. Nah lo !

Disini, kenaikan harga itu diluar nalar deh . Betapa banyak hal beginian yg terjadi. Pedagang beli barang dengan harga seribu. Dijual berapa ya ? Jika dijual dgn harga katakanlah seribu lima puluh perak. Waktu mau beli lagi, barang sudah naik. Seribu tujuh puluh lima perak. Tekor deh. Jadi gimana caranya dong supaya bisa "pasti" untung, emang engga gampang deh ya.

Belakangan ini, situasi keamanan amat menurun. Rumah tangga membeli banyak bahan makanan untuk persediaan. Takut kerusuhan. Berapa karung beras yang disimpan di rumah Anda ? Berapa box Indomie ada dalam persediaan ? Belum lainnya ?!

Karena alasan itu, pedagang dapat cari untung banyakan. Hukum ekonomi. Demand banyak, supply tetap, membuat harga naik. Sebenarnya, siapa yg dalam kesulitan ekonomi sekarang ini ? Agaknya, ketakutan itu lebih besar dari kenyataan / fakta yang ada. Kita takut hantu di siang bolong deh ?! Apapun yang kita pikirkan tidak selalu terjadi seperti yg kita bayangkan.

Kehidupan bukan matematika yang tajam [ ? ] Tapi sikap masa bodoh perlu kita waspadai . Jangan sampai kebablasan.

Kadang, dalam hal pengelolaan uang. Kita cenderung menyepelekan. Kita menganggap bahwa uang akan terus mengucur masuk kedalam kocek kita. Tapi apakah selalu benar demikian ?Agaknya, ada masa-masa dimana kita punya uang banyak. Artinya, satu waktu kita tidak punya pemasukan . Yang menjadi masalah yaitu berapa banyak sih uang yg dibilang cukup itu ?

Kelihatannya ini yang selalu jadi topik diskusi.

Apapun yang kita pikirkan, ada hal yang terbayang dalam benak saya. Mau tahu apa itu ? Saya tuliskan :

Yesterday is a cancelled checque

Tomorrow is a promissory note

Today is the only CASH

You have to spend it wisely [ Kay Lyons ]

OK, sudah cukup panjang tulisan ini. Ngomong2, apa jadi beli sarung bantal ? Jawabannya dapat ditanyakan pada bu Elly sendiri akh ! Kalau sempat bicara, tanya padanya, ya ?

J