sajak - sajak peduli bangsa
( diambil dari rubrik SIRKUIT harian Republika Minggu  )
 
ACEP ZAMZAM NOOR
 

 

 
                DONGENG DARI KERAJAAN SEMBAKO  
                 

                1 Ada seorang raja  
                Hobinya jadi presiden  
                2 Ada seorang penyanyi dangdut  
                Iseng-iseng jadi gubernur  
                3 Ada seorang walikota  
                Berkelahi dengan pemain sepakbola  
                Menampar sopir bis kota serta merontokkan gigi  
                Satpam toserba 
                4 Ada seorang wakil rakyat  
                Rumahnya habis dibakar rakyat 
                5 Ada seorang menteri 
                Bersaing dengan rakyatnya sendiri  
                Memperebutkan penyanyi Asal Sukabumi  
                6 Ada pesawat terbang 
                Ditukar dengan beras ketan 
                7 Setiap penguasa  
                Anaknya pasti pengusaha 
                8 Semua orang ingin jadi penguasa 
                Karena sekaligus akan jadi pengusaha  
                9 Ada banyak penguasa dan pengusaha  
                Yang kerjanya korupsi dan kolusi 
                Sekarang ramai-ramai berteriak ''Hidup reformasi''  
                10 Semua orang ingin jadi konglomerat 
                Karena hutangnya akan ditanggung rakyat  
                11 Wakil-wakil rakyat adalah: 
                Ayah, ibu, anak, adik, mantu, keponakan, paman  
                Bibi, pacar gelap, teman, anaknya teman dan seterusnya... 
                12 Ada sebuah novel remaja yang berjudul  
                Gita Cinta dari SMA 
                Diganti oleh seorang menteri yang lugu 
                Menjadi Gita Cinta dari SMU  
                13 Ada seorang gubernur 
                Maniak warna kuning 
                Hingga rakyatnya sendiri 
                Dilarang gosok gigi 
                 
                1998


 
PERNYATAAN CINTA
 
Kau yang diselubungi asap 
Kau yang mengendap seperti candu 
Kau yang bersenandung dari balik penjara 
Tanganmu buntung karena menyentuh matahari 
Sedang kakimu lumpuh 
Aku mencintaimu 
Dengan lambung yang perih 
Pikiran yang dikacaukan harga susu 
Pemogokan serta kerusuhan yang meletus 
Di mana-mana. 
Darah dan airmataku tumpah 
Seperti timah panas yang dikucurkan ke telinga 
Kubayangkan tanganmu yang buntung serta kakimu 
Yang lumpuh.
Tanpa menunggu seorang pemimpin 
Aku mereguk bensin dan menyemburkannya ke udara 
Lalu bersama mereka aku melempari toko 
Membakar pasar, gudang dan pabrik 
Sebagai pernyataan cinta 
Betapa menyedihkan mencintaimu tanpa kartu kredit 
Tanpa kamar hotel atau jadwal penerbangan 
Para serdadu berebut ingin menyelamatkan bumi 
Dari gempa dahsyat. 
Kuda-kuda menerobos pagar besi 
Anjing-anjing memercikkan api dari sorot matanya 
Sementara aku melepaskan pakaian dan sepatu: 
Ternyata mencintaimu tak semudah turun ke jalan raya 
Menentang penguasa atau memindahkan gunung berapi 
Ke tengah-tengah kota 
Aku berjalan dengan membawa kayu di punggungku 
Seperti kereta yang menyeret gerbong-gerbong kesedihan 
Melintasi stasiun-stasiun yang sudah berganti nama 
Kudengar bunyi rel yang pedih tengah menciptakan lagu 
Gumpalan mendung meloloskan diri dari mataku 
Menjadi halilintar yang meledakkan kemarahan 
Pada tembok dan spanduk.
Aku mencintaimu 
Dengan mengerat lengan dan melubangi paru-paru 
Aku mencintaimu dengan mengisap knalpot 
Dan menelan butiran peluru 
Wahai kau yang diselubungi asap 
Wahai kau yang mengendap seperti candu 
Wahai kau yang terus bersenandung meskipun sakit dan miskin 
Wahai kau yang merindukan datangnya seorang pemimpin 
Tunggulah aku yang akan segera menjemputmu 
Dengan sebotol minuman keras 
 
1998